[10]

15.3K 2.2K 92
                                    

Terngiang-ngiang ucapan Jetro yang meminta Jenia untuk tak mencoba pergi. Jenia menggerutu dalam hati. Apalagi Jetro tiba-tiba menarik tangannya paksa untuk merangkul lengan berotot milik bos tak berperikemanusiaan itu.

"Katanya tadi nggak usah pegangan. Kenapa Pak Jet narik tangan saya?"

"Berisik, diam saja," ucap Jetro pelan tapi dengan nada tegas.

"Pak..."

"Apa?"

"Habis kasih selamat ke Pak Jaz saya ke teman-teman saya ya, Pak?"

"Ngapain?"

Jenia sedikit berjinjit mendekatkan wajahnya ke telingan Jetro.

"Jadi Pak, begini... Saya mau nyari jodoh, siapa tahu dapat kenalan di sini. Kalau saya sama Pak Jet terus, gimana saya bisa punya kenalan baru yang berpotensi jadi jodoh saya?" bisik Jenia.

Jetro menoleh ke samping tepatnya kini Jetro menatapnya. Jenia menaikkan kedua alisnya lalu tersenyum lebar. Tapi ditatap lama tepat di matanya, Jenia pun jadi grogi. Matanya tak berani lagi membalas tatapan Jetro. Bosnya yang malam ini tampil dengan setelan tuxedo tiba-tiba saja membuat dadanya berdebar hanya karena ditatap. Jenia mengumpat dalam hati.

"Ya, Pak ya? Boleh ya?" tanya Jenia tanpa melihat Jetro.

"Kamu pikir pesta ini ajang pencarian jodoh?"

"Pak Jetro yang terhormat. Namanya juga usaha. Kalau saya dapat jodoh di sini siapa tahu saya jadi bisa bayar hutang saya lebih cepat. Lebih cepat hutang saya lunas bukankah lebih baik juga buat Pak Jet?"

"Kamu mau cari jodoh atau nyari orang buat bayarin hutangmu?"

"Sambil menyelam minum air Pak. Dapet jodoh, dapet juga orang yang bebasin saya dari hutang sekalian."

Belum sempat Jetro menanggapi ucapan Jenia, mereka sudah diinterupsi kenalan Jetro.

"Halo Mr. Jetro. Lama tidak bertemu."

Jenia merasa tertolong oleh salah satu rekan kerja J mall. Dia membuang napas panjang, lega. Kalau berdebat lebih panjang dia akan terlihat seperti perempuan mata duitan. Qalaupun aslinya memang begitu demi hutang yang terbayarkan.

"Halo Mr. Wang. Apa kabar?" balas Jetro.

"Baik, Mr. Jetro. Halo Miss Jenia."

Jenia mengangguk dan memberikan senyuman balasan.

"Kapan tiba di Indonesia, Mr. Wang?" tanya Jetro.

"Tadi pagi. Saya di sini sampai Senin. Apa kita bisa bertemu di luar?"

"Tentu, Miss Jenia akan mengaturnya, dia akan memberikan kabar secepatnya. Benar begitu Miss Jenia?"

"Iya. Saya akan segera menghubungi sekretaris Mr. Wang," balas Jenia.

"Senang sekali melihat kalian, pasangan yang sangat serasi. Saling mendukung dan sangat profesional," ucap Mr. Wang.

"Terima kasih Mr. Wang," balas Jetro.

"Lalu kapan undangan kalian? Saya pasti akan langsung terbang dari Bangkok jika kalian yang mengundang."

"Tunggu saja, Mr. Wang. Maaf, sepertinya saya harus memberi selamat dulu pada yang punya acara. Mr. Jazco sudah melirik saya. Nanti kita sambung lagi," balas Jetro.

My Lovely BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang