BAB I

6 0 0
                                    


"Karena cinta bukan hanya tentang perasaan. Namun,tentang bertahan saat jarak sangat tega memisahkan"

Jingga

"Memangnya mau kemana?" tanyaku ke Arga.

"Aku mau naik gunung say" katanya santai.

"Yahhh kamu,kan janji mau anterin aku beli barang-barang buat pindah ke Malang" kataku cemberut.

"Perginya juga 2 hari kok say, tenang aja" katanya santai.

"Yaudah hati-hati, jangan lupa bawa obat magg yah say, love you"

"Iyah,aku siap-siap dulu,nanti aku telepon lagi yah" kata Arga "love you too" akhir kata sambil menutup telepon.

Aku berpacaran sudah hampir 3 tahun dengan Arga. Dia manis,baik,tampan dan sempurna. Siang tadi kami membeli beberapa barang yang diperlukan untuk pindahanku. Aku baru lulus SMA dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri daerah Malang, sedangkan Arga diterima di Perguruan Tinggi Negeri di tempat asal kami yaitu Bandung. Sebelum berpisah untuk waktu yang lama,Arga ingin mengantarku ke Malang dan menghabiskan sisa liburan sebelum masuk kampus di Malang bersamaku. Namun, tadi dia tiba-tiba mau pergi naik gunung, rasanya ada yang aneh ga biasanya dia bilang padaku H-1 naik gunung.

Lamunanku buyar. Sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal membuatku kaget.

"Hallo" kataku ragu

Si penelepon sepertinya hanya usil karena ia langsung menutup sambungan teleponnya. Aku mengendus kesal dan menebak-nebak siapa yang menelepon selarut ini, yang biasanya menemaniku dari telepon sampai selarut ini hanya Arga.

Arga

"Love you too" kataku sambil mengakhiri panggilan dari Jingga.

Segera ku ketik pesan untuk Gino

"Besok gue tunggu di depan toko mama lo yah, rangkai yang bagus bunganya,jam 4 gue kesana" sent.

Sebenarnya, aku tak akan pergi ke Gunung, aku mau kasih kejutan buat Jingga karena kami berdua masuk ke Perguruan Tinggi Negeri yang kami inginkan sejak SMA. Aku ingin kasih dia sesuatu yang indah sebelum dia pergi ke Malang utuk mengejar cita-citanya. Sebenarnya,berat sekali melepas gadis cantik yang satu itu, dia cuek namun terkadang manja, dia lucu walaupun sedang cemberut dan yang paling aku suka dia tak pernah menghalangi hobiku naik gunung.

Sebuah pesan masuk. Dari jingga

"Say,udah tidur?" tanyanya, aku tersenyum dia pasti kangen.

"Baru mau tidur, tidur sayang ini udah malem" sent.

"Mau tidur kok ini juga wlee :p" katanya,dia balas cepat sekali.

Aku sengaja tak membalas. Sebuah pesan masuk lagi ke smartphone ku

"Sip Ga, mama gue udah rangkai kembangnya kok. Santai" kata Gino.

Aku tersenyum dan langsung menarik selimutku untuk tidur.

Jingga

Sepagi ini aku sudah mandi, berkali-kali aku cek handphone namun tak ada panggilan ataupun sms masuk dari Arga. Apa dia udah pergi? Tanyaku dalam hati. Aku mematut diri di depan cermin,mengikat rambut dan menyisirnya hingga rapi. Brrug! Suara apa itu? Aku menjatuhkan sisirku sehingga mengenai kakiku,Sakit.

"Mah?" panggilku ragu.

"Jingga? Hallo" suara itu datang dari depan pintu kamarku.

JINGGARGAWhere stories live. Discover now