11. Bayar Sendiri

1.7K 201 273
                                    

Gue sukanya lo bukan temen lo.

-Dz-

Seperti biasanya si ratu telat bernama Cicilia harus berlari tergopoh-gopoh menuju ke pangkalan angkutan umum atau halte dekat gapura kompleks. “Bunda, Cicil berangkat!” pamit Cicil kilat tanpa bersalaman dengan Anin.

“Eh, hati-hati anak gadis kalau lari!”
Cicil sudah kabur dan tak terlihat batang hidungnya. Anin hanya menggeleng melihat kebiasaan buruk anaknya itu. Anin pula segera bersiap-siap untuk bergegas ke kantor. Arah sekolah Cicil dan kantor di mana Anin bekerja memang tidak searah maka dari itu mereka tidak pernah berangkat bersama. Namun, sesekali Anin mengantar Cicil jika urusan di kantor tidak begitu urgent.

•••


Pagi ini juga tak begitu spesial bagi Cicil karena dia akan bertemu wajah-wajah lama yang Cicil sudah cukup bosan untuk melihatnya.

“Halo, CICILIA!”

“GUE MAU CERITA.”

Baru saja menapakkan kaki di dalam kelas, Cicil sudah disergap suara melengking milik Shella. Cicil memandang Shella dengan wajah tidak mau mengakui jika itu temannya, “Wah gue salah kelas nih, salah kelas.” Cicil membalikkan badan dan ingin menuju ke luar, “Hayo mau ke mana?” sergap Shella sambil merentangkan tangannya supaya Cicil tak jadi kabur. Tanpa a-i-u-e-o Shella menyeret Cicil untuk duduk di bangkunya.

“Paan sih, telinga gue udah di zona termiris di dunia nih.”

“Gue mau cerita Cicilan motor.”

“Tau ah gue marah lo panggil gitu, ancur sumpah mood gue.”

“Eh enggak-enggak kok lo baperan sih.”

Cicil sebenarnya penasaran juga dengan apa yang akan diceritakan Shella namun dia masih ingin menggoda sahabatnya yang memiliki sifat up-normal itu.

“Gini ya jadi gini, kemarin gue telepon Dino waktu jam istirahat terus gue telepon lagi waktu pulang sekolah, eh gak diangkat, Menurut lo kenapa?”

“Ya emang gue cenayang harus tah eh tempe alasan Dino gak angkat telepon lo. Aneh banget ih.”

“Gue pikir kan lo anak pintar tuh barangkali lo bisa nebak-nebak gitu.”

“Oh mungkin nih ya, gara-gara dia takut ditagih hutang tuh, haha.” Cicil tertawa girang dan berbanding terbalik dengan Shella yang melihatnya dengan wajah datar.

“Gak lucu.”

“Oh mungkin karena lo berat makanya gak diangkat hahahahahaha.” Gelak tawa Cicil menyebabkan seisi kelas menghentikan aktivitasnya hanya melihat Cicil yang sedang tertawa dengan volume sangat keras.

Wajah Cicil kembali serius, “Oke fine. Gue gak tahu.”

“Bantuin gue deket sama Dino dong!”

“Tadi lo anggep gue cenayang sekarang lo anggep gue biro jodoh. Mau lo apa sih Shell?” Tanya Cicil yang tak habis pikir dengan jalan pikir Shella.

“Ayolah, please!”

“Tapi gue gak bisa janji,” balas Cicil dengan satu hembusan napas panjang.

•••

Sebagai orang yang duduk di bangku belakang meja Shella dan Cicil, Udin adalah saksi bisu percakapan dua orang sahabat yang satunya tengah terlibat aksi jatuh cinta dengan sahabatnya, Dino. Udin hanya memendam semuanya dan menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan hal tersebut kepada Dino.

DIFFICULTWhere stories live. Discover now