Bab 11

62.1K 2.7K 15
                                    

Aisya berdiri menunggu didepan halte bus,sambil melihat kekiri dan kekanan dengan gelisah,Dia sudah berdiri selama 1 jam tapi Rasyid belum datang untuk menjemputnya dari sekolah,entah apa yang ada didalam pikiran Rasyid ketika memberi izin kepada Aisya untuk melanjutkan pendidikannya meski hanya setingkat D3,itupun sudah melebihi dari apa yang dibayangkan Aisya ketika menjalani pernikahan penuh rahasia dengan Rasyid.Teringat olehnya percakapannya dengan Rasyid 2 bulan lalu yang membuat dia bisa melanjutkan pendidikannnya.

Flasback on

Bel berbunyi nyaring dan berkali-kali tapi Aisya tidak mendengar karena ia sedang dikamr mandi,Rasyid masuk dengan menggunakan kunci spare yang dia punya,ketika dia merasa sudah terlalu lama menunggu Aisya membuka pintu,sambil bertanya-tanya kemana Aisya sehingga tidak membuka pintu untuknya,ketika kakinya melangkah kearah kamar tidur terdengar suara airmengalir tandaada orang yang sedang mandi,sehingga membuat Rasyid mengurungkan niatnya untuk segera membasuh badan.Sambil menunggu Aisya selesai mandi,Rasyid duduk dimeja rias sambil membuka laci dengan iseng,terlihat olehnya sebuah map dokumen,segera dia ambil karena penasaran apa isinya karena ia merasa tidak pernah menyimpan dokumen apapun didalam apartemen ini,begitu dia membuka map dokumen nampak olehnya sebuah ijazah sebuah sekolah menengah atas,dengan nama Siti Aisya sebagai nama pemilik dari ijazah yang dia pegang,dia membaca dengan dahi berkerut,heran karena dengan nilai yang nyaris sempurna seharusnya Aisya bisa melanjutkan sekolahnya kelebih tinggi bahkan dengan nilainya,Aisya bisa mendapatkan beasiswa penuh tanpa mengeluarkan biaya apapun.

Pada saat yang sama Aisya keluar dari kamar mandi.Dia terkejut ketika ada orang lain yang ada didalam kamar."Tuan Rasyid."lembut suara Aisya menqhan getaran."Hmm..."Rasyid berhenti membaca dsn menooeh kearah Aisya.Aisya merasa malu karena ia hanya mengenakan selembar handuk untuk  menutupi tubuhnya.Rasyid berada disamping lemari pakaian,hendak melangkah mengambil pakaian dia teragak-agak takut melangkah.Rasyid yang menyadari situasi beralih ketempat lain,sambil tetap membawa ijazah Aisya ditangannya."Ini Ijazah kamukan?".,Rasyid bertanya dengan santqi kepada Aisya.Aisya terkejut kenapa ijazah sekolahnya ada pada Rasyid,Aisya hanya mengangguk pelan.Rasyid masih meneliti Ijazah Aisya,"Ambilkan aku handuk dan siapkan baju gantiku"Rasyid memerintah tanpa melihat kearah Aisya matanya masih fokus kearah ijazah Aisya.Aisya sedikit marah dengan cara memeri tah Rasyid tapi dia tidak berani membantah.mood Rasyid sulit ditebak kadang baik kadang garang.Sesekali Aisya melirik kearah Rasyid.Hatinya jengkel tapi perintah Rasyid tetap dilaksanakan.
Dum!!!
Kakinya terantuk laci meja rias yang tadi dibuka oleh Rasyid.Cepat Rasyid berpaling kearah Aisya.Map dilempar keatas tempat tidur.Rasyid mendekati Aisya.Disentuhnya kaki Aisya."kamu ini,makanya kalau disuruh itu harus ikhlas mengerjakannya,bukannya sambil cemberut marah-marah,kan sudah terantuk kakinya".Aisya semqkin geram.kalau ikitkan hati mau saja ia mendorong Rasyid hingga jatuh.Rasyid memeriksa kaki Aisya yang terantuk laci.Diusap dan ditiup bagian yang terantuk laci.

"Sakit tidak?malam ini kita makan diluar saja,tidak usah memasak"Rasyid berkata sambil menyapu minyak gosok yang tadi ditemukannya dilaci.Senang hati Aisya mendengar kata-kata Rasyid.Rasyid khawatir akan keadaannya.Melarang dia untuk memasakhanya karena kakinya terantuk laci.sifat baik Rasyid muncul tidak terduga.Sudah lama tamparan dan makian tidak diterima oleh Aisya,semenjak Rasyid sakit dan Aisya yang merawatnya dengan sabar.Aisya tersenyum tanpa sadar karena melamun tanpa dia sadari Rasyid memandang wajah tersenyum Aisya."Kamu cantik kalau trsenyum"tegur Rasyid dan berlalu menuju kekamar mandi untuk melaksakan niatnya yang tertunda untuk membasuh wajah meninggalkan Aisya dengan wajah merona merah.

Malam itu sesudah makan malam dari luar,"Aisya duduk dulu,aku ingin bertanya sesuatu!"Aisya menurut.Duduk tenang didepan Rasyid."Kenapa kamu tidak melanjutkan sekolah kamu?". Rasyid segera bertanya ketika melihat Aisya duduk tenang dihadapannya.Rasa ingin tahunya  muncul ketika melihat nilai Aisya yang nyaris sempurna."Keluarga Aisýa tidak mampu",jawab Aisya berlahan.Dia mencoba menutupi rahasia yang sebenarnya.Dia masih ingin melindungi pamannya yang memaksanya untuk bekerja diclub malam."Tidak mampu!itukah sebabnya kau kerja diclub malam.Banyak mendapatkan uang,mau mengejar kekayaan.Melayani orang sana sini tanpa melihat tua atau muda" lantang suara Rasyid membuat Aisya merasa marah ketika mendengar segala tuduhan yang diberikan oleh Rasyid kepadanya.Tatapan mata Rasyid menusuk jantung Aisya,Aisya terdiam,tiba-tiba Rasyid duduk disisinya."Berterus teranglah,kenapa kamu tidak meneruskan sekolahmu?"lembut suara Rasyid.Rasyid tahu itu bukan jawaban yang sebenarnya.dia tidak percaya akan kata-kata Aisya tadi.

Aisya,perempuan yang sanggup haknya disingkirkan asalkan hubungan mereka halal.Aisya,perempuan yang tidak pernah meminta.Tidak ada perhiasan dan baju bagus yang melekat ditubuhnya.segala janji Aisya ditepati.Aisýa menolak bila Rasyid mengajaknya menari dan menemaninya minum.Rasyid masih ingat segala penolakan Aisya.itu sebabnya ia sanggup memperkosa Aisya dan menjalankan skenario yang direncanakannya dengan pemilik club malam.Kini ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aisya.Rasyid ingin tahu siapa Aisya,keluarganya,latar belakang dan masa lalu Aisya.Dia ingin tahu kenapa Aisya berada diclub malam itu sedangkan nilai pelajaran Aisya lebih dari baik dan bisa menghantarkannya ke universitas yang bagus.

"Aisya!kau tak dengar,aku bertanya tadi!?"Rasyid mengeraskan suaranya.Aisya perlu digertak.fikir Rasyid."Aisya anak yatim piatu.Segala pengeluaran sekolah Aisya ditanggung paman dan bibi.Tamat SMA,Aisya kerja dipabrik saja,Aisya ingin melanjutkan sekolah tapi paman tidak mengizinkan.Paman paksa Aisya.Dia...dia..."Lancar kata-kata Aisya tapi berhenti tiba-tiba.Mungkin terkejut dengan gertakan Rasyid.Dalam waktu yang sama,perasaaan sedih datang ketika mengingat kisah yang lalu.Air mata Aisya sudah diujung pelupuk mata siap jatuh."Aisya dipaksa bekerja diclub malam itu?"terka Rasyid.Rssyid mengengam erat jari-jari Aisya.Aisya menganguk sambil menghapus air matanya.Mata dan wajahnya terlihat merah karena menahan tangis.Raut wajah Aisya direnungnya."Aisya tidak ingin bekerja ditempat itu,tapi paman paksa Aisya dan mengancam akan menjual Aisya kepada pemilik club malam.Aisya tak suka,Aisya tidak ingin menjual kehormatan Aisya,Aisya tidak ingin jadi pelacur.Aisya takut".

Tangisan Aisya terdengar.Dia lupa akan keberadaan Rasyid.Gengaman Rasyid semakin erat.Rasyid merasa kasihan akan nasib Aisya.perlahan dia peluk bahu Aisya."Sudahlah,banyak bersabar.Sekarang kamu sudah selamat tidak ada siapapun yang akan menganggu kamu lagi.kau sudah bebas dari pemilik club malam itu".Rasyid mengusap sisa airmata yang mengalir dipipi Aisya.Diciumnya pipi Aisya dan tersenyum memandang Aisya yang nampak keheranan akan sikap Rasyid."kau ada saudara lain?"tanya Rasyid perlahan bagai angin yang menyapa ditelinga Aisya.Aisya mengeleng.Kemudian kepala Aisya diusap lembut oleh Rasyid."Aku harus pulang malam ini.Kalau ikut hati ku,aku tidak ingin meninggalkan  kamu seorang diri malam ini".Rasyid mengantarkan Aisya kekamar tidur.Semalam dia sudah menginap diapartemen dan malam ini dia terpaksa harus pulang.Dia tidak mau Nyonya Ambar curiga kepadanya.

"Aku sudah membuat keputusan,Aku akan mendaftarkan kamu untuk belajar di universitas swasta dikota ini.Lagipula nilai kamu bagus kan.Lihatlah nanti apakah kamu mendpatkan diploma atau menjadi sarjana disini tau aku akan mengirim kamu keluar negeri untuk sekolah.""Benarkah?Tuan Rasyid tidak bohong?"Aisya seakan tidak percaya.Rasyid tertawa kecil.Aisya sudah berani bersuara meski tidak banyak.Dalam hatinya dia merasa gembira melihat perubahan Aisya.Hanya satu yang masih dia harapakan .Dia ingin menghilangka  perkataan ' Tuan 'dibibir Aisya."Pernakah Aku membohongi kamu selama ini?"Aisya menunduk.Mimpinya menjadi kenyataan.Rasyid memberi kesempatan yang tidak ia duga sama sekali.Airmatnya jatuh lagi karena terharu,mimpinya masih bisa terwujud."Kenapa,kamu tidak suka sekolah lagi?","Aisya senang.Aisya tidak tahu mesti berkata apa.Terimakasih Tuan Rasyid."Aisya mengangkat wajahnya memandang wajah Rasyid.

"Bila kamu keluar dari sini,bermakna kamu akan bertemu dan bergaul dengan orang lain.Ingat janji kamu.Perkawinan ini harus dirahasiakan.Kalau aku tahu kamu berkhianat,bersiap-siaplah kamu!".Kata-kata Rasyid yang terakhir membuat Aisya takut.Mampukah ia setia dengan keadaan rumah tangga yang seperti ini.Dia milik Rasyid tapi Rasyid bukan miliknya.Rasyid bebas kesana kemari tapi Aisya harus pulang ke 'penjara' bila waktunya tiba.

Rasyid menyuruh Aisya berbaring dan dia menyelimuti tubuh Aisya.Sebelum pergi,sempat ia mencium dahi Aisya.Aisya terpana hilang kata-katanya.Memandang punggung Rasyid yang semakin menghilang dibalik pintu.

Flasback off

Lamunannya berhenti ketika melihat mobil jemputan Rasyid terlihat olehnya,senyum lebar yang sempat terbit dibibir Aisya tiba-tiba hanya meninggalkan senyum tipis ketika pak Amin yang menjemputnya bukan Rasyid.Tanpa berkata-kata Aisya langsung masuk mobil.Janji Rasyid untuk menjemputnya tinggal janji,Aisya akur tanpa banyak protes.Mobil segera bergerak menuju ke 'penjara' Aiysa.

tbc
Maaf...maaf ...maaf,🙇🙇🙇 kalau baru sekarang bisa update,sekarang sudah punya waktu lowong,soalnya pindahannya udah selesai 😁😁😁
Maaf kalau ada typo ya...,jangan lupa commetnya,makasi 😊😊😊

ISTRI BERASA SIMPANANWhere stories live. Discover now