maddi menggenggam jerryku lalu mengguncangnya naik turun gerakan mengocok. Ia memasukkan jerryku kedalam mulutnya dan bergerak keluar masuk, aku membetulkan rambutnya agar dia tidak terlindung rambutnya , jerryku menabrak tenggorokannya sehingga membuatnya sedikit terbatuk-batuk aku sangat menikmati sentuhannya
"Ahhh...Fuck!" aku ingin lebih dari ini jerryku butuh penglepasan.
-Maddi Jane's POV-
Jerry justin sangat besar dan panjang sehingga tidak bisa masuk semua kemulutku hanya separuh. Aku melihat justin meringis saat jerrynya menabrak tenggorokanku entah itu meringis nikmat atau yang lain aku tidak tau.
Justin mengangkatku keatas ranjang dan membaringkanku justin menaruh tanganku diatas lalu melumat bibirku dengan sedikit liar dan ganas aku menikmati semuanya , sebenarnya aku ingin lebih , tapi apakah justin mau? , justin menatapku dalam-dalam ,matanya tampak gelap dan bergairah
"You ready making love baby?" tanya justin berat aku tau karna dia menahan gairahnya. aku tidak berfikir lama dan langsung menjawab pertanyaan justin tidak perduli dengan semuanya. persetan dengan semuanya!
"Yeah i'm ready" jawabku
Justin memainkan jerrynya di intimku lalu memasukkannya pelan dan memompaku pelan."Ahhhh-----" sakit sekali , seperti ada besi yang menancap lama di intimku aku meremas rambut justin kuat, air mata berlinang dipipiku , semakin lama rasa sakit sialan itu hilang berganti kenikmatan
"Ahhh.. ""Teriakkan namaku didalam kenikmatanmu sayang"
"Justinnnnnnn"
"Ahhh fuck! Kau sangat nikmat maddi"
Justin mengangkat kedua kakiku menaruh di bahunya, dan sekarang aku lihat benda keras dan panjang itu bergerak keluar masuk.-Justin Bieber's POV-
"Ahhhh---maddi"
Aku masih memompanya sambil melumat bibirnya tanganku menahan tubuhku agar tidak terjatuh diatasnya aku terus memompanya dan dia mendesah sekuat-kuatnya begitu juga aku, aku mengeluarkan jerryku lalu menumpahkan cairanku diatas perutnya, lalu aku langsung merebahkan diriku tepat disampingnya mengatur pernapasan dan keringat kami begitu banyak meskipun sudah menggunakan pendingin ruangan. Aku memeluk erat gadisku yang menghadapku dia terlihat lelah sekali.
****
Aku mengedipkan mataku beberapa kali lalu tersadar dari tidurku aku mencari gadis yang semalam bercinta denganku aku mencium aroma masakan yang sangat harum dari dapur aku segera memakai baju CD dan celanaku lalu keluar menuruni anak tangga menuju dapur , aku mendapati gadisku dia sedang asik memasak rambutnya diikat ala messy buns sehingga memperlihatkan lehernya yang putih ada beberapa tanda merah dilehernya yang kubuat aku tersenyum ketika saat bersamanya , kudatangi gadisku dan memeluknya dari belakang sambil menaruh kepalaku di lehernya
"Heyy kau sudah bangun rupanya justin apa yang kau lakukan disini?" dia berbalik dan langsung mencium sekejap bibirku , oh astaga ingin rasanya aku terbang ke langit ke tujuh
"Aku mencarimu sayang" jawabku yang masih memeluknya kemanapun dia berjalan
"Bisakah kau melepaskanku justin?aku susah bergerak""Tidak, Apa . . selangkanganmu tidak sakit?"tanyaku. Ia mendengus, "Tentu sakit, sakit sekali."jawabnya.
"Kalau begitu mengapa kau bangun dan memasak? biarkan saja Maid yang mengerjakannya."Aku menarik tangannya, "Justin lepaskan! Jangan jalan terlalu cepat . . sakit . ." Ia mengerucutkannya.
Selangkangannya sakit.
Aku menggendongnya bridal style, menaiki tangga. Ia memeluk leherku, aku tertawa. Dan tadi malam, aku baru saja kehilangan perjaka-ku, dan ia kehilangan perawannya.
Aku membaringkannya perlahan diatas ranjangnya lalu menyalakan pendingin AC nya dan mematikan lampunya. "Ini masih pagi justin . ."
"Biarkan selangkangmu sembuh baru kau boleh beraktifitas."ucapku dengan mengusap kepalanya, "Hnn."
Aku menempelkan bibirku dengannya. Aku senang sekali menyatukan bibirnya dengan bibirku bibirnya sangat lembut aku melumat bibirnya dengan penuh kasih sayang dan tuntutan aku menahan lehernya agar ciuman kami tidak terlepas aku menutup mataku menikmati ciuman ini begitu juga dia menutup matanya dan melingkarkan tangannya dileherku, kami menyudahinya karna butuh pasukan pernafasan.
"mandilah justin lalu makan sarapanmu didapur."ucapnya.
"Aku ingin mandi bersamamu"
"Tidak justin, aku sudah mandi."
"Aku tidak terima penolakan." Dengan mengucapkan 4 kata dengan nada final, ia beranjak bangun dan mendengus.
Aku membuka celana dan underwearku. Gadisku terlihat enggan melepas semua bajunya, sekarang aku bertelanjang tanpa sehelai dan ia masih tertutupi.
"Mengapa kau tidak membuka semuanya? Aku merasa tak adil jika aku saja yang telanjang seperti ini."ucapku, ia menggaruk tengkuknya yang kurasa tak gatal.
Kemudian tangannya bergerak perlahan melepas bajunya dan celananya, sehingga tertinggal bra dan umderwearnya. Aku menyeringai, "Belum dibuka juga, eh?"Tanyaku.
Oh my god pipinya seperti tomat karna malu. "T-tidak apa-apa cepatlah mandi"
"Kau ingin aku yang membukanya? Kau malu? Semalam kita sudah melakukannya sayang . . "ucapku.
"Tidak justin"
"Baiklah" Aku mendekat dengan maddi semakin dekat dan semakin dekat tidak ada jarak lagi dahi ku dan dahinya bersentuhan aku melumat bibirnya dengan penuh kasih sayang tanganku sibuk melepas celana dalamnya lalu ku lempar kesembarang tempat lalu tanganku bergerak membuka pengait branya, seketika bra itu lepas . . terlihat dua bola itu menggantung membuatku gemas.
Aku menghisapnya membuatnya menggeliat nikmat, ia memejamkan matanya dan mendongak. Aku mencubit pentilnya lalu menyerang lehernya. Aku menghisap dan menggigit-gigit kecil lehernya membuat tanda merah. Ia meremas rambut emasku melampiaskan nikmatnya,
Setelah selesai aku memberinya handuk, "Kau tak perlu mandi, aku lupa jika selangkangmu sakit."
Aku menggendongnya bridal style lalu menaruhnya diatas ranjang dan menyarikan kimono untuknya. Kimono pink ini cukup terlihat lucu untuknya, aku mengambilnya dan memberikan pada gadisku.
Aku melepas handuknya dan memakaikan kimono mandi itu, ia tak menolak.
"Kau bisa menungguku di meja makan sayang . . "aku mengecup kelopak matanya dan ia mengangguk.
Aku membasahi seluruh tubuhku dengan shower dan memakai shampo dan sabun, tidak lupa aku sikat gigi. Setelah selesai aku memakai handuk di bawah pusarku dan mulai mencari kimono mandi yang sama seperti gadisku tadi.
Setelah selesai memakai kimono, aku menuruni tangga dengan rambutku yang masih menetes. Aku melihat gadisku sedang duduk dan memainkan garpu dan sendoknya, ia menatapku ketika ia menyadari aku datang.
Aku dan gadisku ini memakan lahap sarapan kami sesambil bercanda dan tertawa "Ekhmmm".
"E-eh justin kenapa tenggorokanmu?"Ia mengambilkan minum untukku. "Tidak , kau hebat juga ya memasak" Aku terkekeh.
"Ahh mungkin hanya kebetulan saja", aku mengangguk dan meminum minuman yang sudah ia siapkan tadi.
aku beranjak menuju ruang tamu dan menekan tombol remote tv nya, lalu mengganti dengan channel favoritku. Maddi datang dan menyusul duduk disampingku, ia mulai memfokuskan pandangannya pada tv. "Sweetheart?"
"Hnn?"ia mengerutkan alisnya,"Bisa kau sedikit menjauh dariku?"
ia terdiam, kurasa ia tak mengerti ucapanku. "jangan berpikir macam-macam. Aku hanya memintamu tubuhmu bergeser sedikit sayang.."ucapku.
ia tersenyum kikuk lalu menggeser tubuhnya, aku berbaring dan menaruh kepalaku diatas pahanya. Tangannya membelai lembut rambutku, aku menutup mataku merasakan sentuhan tangan mungilnya.
Vote vote vote 🌟🌟
Maap kalau jelek atau kurang kreasi :))
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER AND SISTER!
FanfictionCiuman justin semakin lama semakin panas dan turun ke leherku , justin menggigit kecil disetiap leherku dan menghisapnya membuatku mendesah , tangannya membuka bra , hotpants , dan CD ku lalu membuangnya kesegala arah sekarang aku naked tanpa sehela...