Ara terbangun dari tidurnya menjelang jam 2 siang. Ia mengerjap dan menguap lebar sambil meregangkan tubuhnya. Sakit diperutnya sudah hilang. Ia segera bangun dan berlari kekamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti tamponnya. Ara merasa segar kembali setelah mandi dan berganti pengganjal bagian bawahnya.
Ara turun keruang makan untuk makan siang. Ia selalu merasa lapar kalau sedang haid seperti ini. Diruang makan sepi, bahkan ia baru sadar kalau tak ada siapapun dirumah ini. Ara melirik kemeja makan yang kosong, tak ada makanan.
Ia berjalan kedapur dan membuka kulkas besar yang menempel pada dinding. Ia melihat banyak makanan tapi ia sedang malas membuat makanan berat. Jadi ia hanya mengambil 3 butir telur, paprika merah, keju parut, dan sedikit daging ayam. Ia berencana membuat omelet keju kesukaannya.
Saat Ara sedang menggoreng omeletnya dengan telaten dan serius, Zac datang kedapur karena mendengar suara perabotan beradu disana.
'Perasaan Mama lagi keluar deh. Pelayan juga tadi lagi bersihin halaman depan dan belakang. Siapa yang masak?' Batin Zac.
Zac tertegun melihat Ara yang sibuk memasak didepan kompor. Ia menganga melihat Ara yang menggunakan celemek pink ditubuhnya. Ia benar-benar terlihat sexy bagi Zac dengan celemek itu. Tanpa berfikir dua kali, Zac melangkah mendekati Ara dan memeluknya dari belakang. Tapi naas untuk Zac..
TAK
Spatula yang digunakan untuk menggoreng omelet oleh Ara mampir ke kepala Zac dengan keras.
"Aawww...astaga..refleksmu berbahaya sekali..aarrgg.." Ucap Zac yang mengelus kepalanya yang sakit korban spatula Ara. Ara berbalik dan menatap datar pada suami mesumnya itu.
"Itu masih untung spatula, bukan teflon panas itu yang mampir kepipimu." Ucap Ara dingin membuat Zac bergidik membayangkan pipinya dicium teflon panas.
"Astaga, Sayang. Kamu semakin menyeramkan saat periode bulananmu." Keluh Zac.
"Kalau begitu berulah lah sesukamu. Maka aku dengan senang hati akan melampiaskan kekesalanku padamu." Balas Ara dingin. Zac cemberut mendapati balasan dingin dari istrinya. Ia ingin Ara bermanja-manja padanya seperti pada Maxi tadi pagi.
Zac memilih keluar dari dapur dan duduk dimeja makan menunggu masakan Ara selesai. Setelah beberapa menit Ara keluar dan duduk dimeja makan dengan hanya membawa satu piring omelet dan sedikit nasi. Zac bingung melihat Ara yang tidak membawa piring makanan untuknya.
"Kenapa cuma satu? Untukku mana?"
"Buat sendiri." Jawab Ara dingin sambil menyuapkan makanannya kemulutnya sendiri.
"Iih sayaaang.. aku juga lapar..suapiiin.." Rengek Zac. Sepertinya dia lupa akan peringatan dari Maxi tadi pagi untuk tidak menggoda Ara saat bulanannya datang. Ara masih makan dengan tenang tanpa menggubris rengekan Zac.
"Sayaaang...suapiiin.." Rengek Zac lagi. Kali ini Ara menoleh, menatapnya datar.
"Apa kau pernah mendengar seseorang mati karena tersedak sendok?" Tanya Ara dingin membuat Zac berjengit kaget. Zac menelan ludahnya susah payah karena mendengar ucapan Ara yang terdengar seperti peringatan untuknya.
Zac menyengir dan bangun dari duduknya secara perlahan menghindar menjauh dari istrinya. Ia melangkah cepat kearah ruang tamu. Ia baru ingat tentang peringatan kakak iparnya tadi pagi.
'Astaga...dia mengerikan sekali saat haid. Aku fikir dia akan bermanja-manja denganku seperti pada kak Max. Ternyata dia malah mengancam ingin membunuhku dengan sendok. Dia istriku atau siapa?' Gerutu Zac dalam hati saat sudah duduk diruang tamu.
Setelah makan, Ara ikut duduk disofa ruang tamu bersama Zac. Ia menyalakan TV dan mencari chanel yang menurutnya bagus disana. Ia menjatuhkan pilihannya pada kartun barat yang menayangkan tentang naga dan penunggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...