ZAC POV
Ara menamparku...
Aku masih tertegun menerima tamparan keras dari istriku sendiri. Aku tak ingin menjadi seperti ini. Apa salahku? Apa salah kalau aku marah karena istriku mencintai laki-laki lain selain aku? Bukannya aku yang seharusnya menamparnya?
'Sial! Kenapa posisinya terbalik? Ah...pipiku panas..' Batinku tak terima.
"Zac! Ada apa denganmu dan Ara? Kenapa dia terlihat marah begitu nak?" Ucap Mamaku yang tiba-tiba masuk kekamarku dengan wajah cemas.
"Kami bertengkar, Ma." Jawabku singkat.
"Mama tahu. Tapi karena apa? Tidak biasanya Ara akan marah sepeti itu padamu. Pasti ada yang salah. Apa yang kamu lakukan?" Tuduh Mamaku membuatku semakin jengah.
"Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya saja aku memergokinya sedang menangisi cinta pertamanya dan mengatakan kalau dia mencintainya dan merindukannya. Aku marah, aku cemburu. Tapi dia malah menamparku! Mungkin sekarang dia sedang bersama cinta pertamanya. Cih! Wanita menyedihkan! " Bentakku membuat Mamaku menganga.
"Apa yang kau maksudkan Aldrik?" Tanya Mamaku kaget.
"Ya, lelaki brengsek yang sudah meninggalkannya, tapi dia masih mencintainya. Aku marah padanya. Aku mengatai lelaki itu brengsek dan dia malah menamparku." Ucapku kesal.
"Sepertinya kamu pantas mendapatkan tamparan itu. Dan Mama fikir kamu tidak tahu kenapa dia tetap mencintai Aldrik." Ucap Mamaku menyentakku.
"Maksud Mama? Aku yang salah?" Tanyaku tak terima. Mamaku tersenyum lembut.
"Kemarilah. Kita bicara baik-baik." Mamaku menuntunku duduk disofa kamarku.
"Apa kamu tahu kalau Aldrik sudah meninggal, Sayang?" Tanya Mamaku dan aku terbelalak kaget.
"Ap-apa? Dia sudah..."
"Ya, Zac. Aldrik sudah meninggal 7 tahun yang lalu. Dan semuanya demi Ara." Ucap Mama sendu. Aku terbelalak. Selama itu dia sudah pergi? Aku menunggu mama melanjutkan ceritanya.
"Dengarkan. Mama akan mengatakan semuanya....Ara mengidap kelainan jantung sejak kecil. Ia mengidap penyakit kebocoran jantung. Mama, Papa juga kedua kakaknya sudah mencarikan pendonor yang cocok untuknya ke seluruh penjuru dunia tapi tidak ada yang cocok. Ara hidup dengan banyak penderitaan. Dia bahkan menjadi anak yang dingin karena minimnya pergaulan dalam hidupnya. Selama 15 tahun, ia dikurung dirumah karena kondisi tubuhnya yang selalu drop. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Aldrik. Aldrik adalah sahabat Rixi. Aldrik bagaikan obat secara tak langsung bagi Ara. Jantung Ara selalu sehat setiap dia ada bersama dengannya. Ia tak pernah masuk rumah sakit lagi semenjak Al menjadi kekasihnya. Akhirnya Ara diijinkan untuk masuk ke sekolah SMA setelah menjalani home schooling selama masa hidupnya. Ia bahagia. Bahkan dia mengatakan, 'matipun aku tak akan menyesal karena aku sudah tahu apa yang ada didunia luar sekarang." Mamaku meneteskan air matanya. Aku menganga mendengar cerita Mamaku. Mama menarik nafas untuk menghalau air matanya.
"Ara sangat bahagia, tak ada yang bisa membuatnya berhenti tersenyum. Bahkan orang tuanya ikut bahagia. Mereka berfikir, mereka akan rela kehilangan Ara kalau memang itu yang terjadi setelah bisa membuatnya tersenyum dan tertawa. Karena selama hidup mereka, mereka selalu ingin Ara bahagia, tapi baru kali itu mimpi mereka tercapai. Melihat tawa bahagia Ara. Mereka sudah tidak sanggup lagi melihat Ara yang selalu masuk rumah sakit dan pingsan setiap saat. Tapi, semenjak kedatangan Aldrik dihidup Ara, mereka seperti memiliki harapan baru. Aldrik pun menerima Ara dengan kekurangannya. Ia tak perduli akan penyakit Ara. Hingga akhirnya setelah 7 tahun menjalin hubungan sebagai kekasih, Aldrik menghilang selama enam bulan. Tak ada yang tahu kemana ia pergi. Ia seperti ditelan bumi. Ara drop. Ia mencari Al tanpa memikirkan kesehatannya. Keluarganya panik saat mendengar Ara kecelakaan dan koma dirumah sakit. Saat mengendarai mobilnya, jantung Ara drop dan menabrak pembatas jalan. Dia koma selama satu setengah bulan." Mamaku menangis menceritakan masa lalu Ara. Tanpa sadar akupun menangis membayangkan Ara yang kembali sakit dan membayangkan bagaimana penderitaan istriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...