Membuka Hati

960 15 0
                                    

Hana mulai terbiasa tanpa adanya Ahmad sebagai pacarnya, ya kadang dia merasa benci pada Ahmad namun di saat yg lain dia merasakan rindu, sangat mengusik dan menganggu. Sama seperti biasanya aktivitas hana hanya berangkat ke sekolah, latihan basket, mengikuti beberapa turnament yang sudah di atur coach dan sesekali ada tugas yang mengharuskan ia pulang lebih sore.

Sama halnya seperti saat ini, Hana memiliki jadwal untuk mengikuti seleksi perwakilan kotanya, kali ini hanya Dia, Detria, dan Ayu anak basket yang mengikuti seleksi karena lahir tahun 2000, hari saat ada jadwal basket paling Hana tunggu karena dia bisa sedikit melupakan segalanya.

"Hari ini gue mau ikut seleksi, lo pada balik duluan aja" Hana yang masih tetep fokus sama makannya

"Serius lo? Lo yakin bisa?" Ica selalu khawatir dengan kondisi lutut Hana, yang pernah cedera

"Lo pikir gue becanda?" Hana masang wajah yang sedikit kesal

"Lo ga usah maksain deh han, kita cuman takut lo kenapa-napa" Eci yang sekarang berpindah posisi, berhadapan dengan Hana

"Bener gue setuju lo ga usah ikut" Ega yang cengegesan kali ini dia bisa serius

"Gue ga bakal sakit lagi kok, dokter bilang belum terlalu parah" kali ini Hana berargument

"Lo mau nunggu parah? Perlu gue patahin?" Ega sembari menoyor kepala Hana

"Duh sialan! Gue tau lo semua khawatir tapi percaya kali ini gue ga akan apa-apa" Hana meyakinkan ke tiga temannya

Semenjak SMP Hana memang pernah mengalami cedera di bagian lututnya, jika dia kelamaan berlari tiba-tiba badannya bisa runtuh terjatuh, Hana selalu kesal dengan sakitnya yang ini karena setiap kali dia akan mengikuti turnament dia harus berdebat dengan orang tuanya dan dokter menyarankan agar dia berhenti mengikuti eskul yang berat, namun tetap Hana tak berhenti dia terlalu mencintai hobbynya yang satu ini.

"Yu,Det makan yoo gue laper nih" sambil mengusap perut Hana memasang muka yang menyedihkan

"Ogah ah, kita mau seleksi ntar gue kekenyangan lagi" Detria menolak

"Nah bener tuh han apa kata Detria" Ayu membenarkan perkataan Detria

"Ayo lah, makan dulu paling nga lo temen gue ke ke warteg depan" Hana selalu memohon

"Males gue lo aja sana, kalo ga lo nyuruh pa satpam kek" kali ini Detria benar

Bukan itu yang Hana mau, dia hanya kesal jika harus menunggu pelatih selama 2jam karena seleksi di mulai jam 4 sore, mau ga mau akhirnya Hana mengeluarkan jurus andalannya  "berbohong"

"Yaampun gue hampir lupa kasih tau lo berdua" Hana masih menepuk-nepuk keningnya dan memasang muka bersalah

"Apa jangan-jangan kita ga jadi lagi?" Ayu mulai panik

"Ayo dong bilang ada apa, apa seleksinya di undur?" Detria ga kalah panik

"Gue lupa ngasih tau kalo sebenernya seleksi jam 4, lo jangan bilang om wawan yah gue yang ngasih tau, kalo ampe bilang gue bisa abis kali ini" Hana dengan raut muka yang begitu serius

Karena memang di antara banyaknya anak basket cuman Hana yang dekat dengan pelatihnya, anak-anak selalu manggil 'om' karena emang sudah begitu tua hanya Hana yang selalu di kasih bocoran tentang akan ada apa di basket, hal itu karena kedua orang tua Hana menitipkan anaknya kepada pelatih kedua orang tuanya terlalu khawatir dengan kondisi Hana, selain itu hanya Hana anak didik yang selalu on time membayar uang bulanan, seperti sekarang dia di kasih tau kalo seleksi mulai jam 4 sedangkan om wawan bilang ke semua anak yang ikut seleksi acara di mulai jam 2.

SAME PEOPLEWhere stories live. Discover now