Dinner in Paris

856 86 2
                                    

Paris, 20.13 p.m

Iel dan Ify telah berada di rooftop Hotel The Ritz, Paris. Bersama pemandangan kerlap-kerlipnya lampu di kota Paris, juga di saksikan oleh menara eiffel. Iel yang malam ini sangat terlihat tampan, memakai kemeja hitam dengan lengan kemeja yang digulung hingga sikut, beserta dasi yang berwarna abu-abu membuatnya terlihat gagah malam hari ini. Ify pun terlihat lebih anggun, memakai dress abu-abu tanpa lengan, hingga melihatkan tulang dadanya yang eksotis. Ify mencepol rambutnya hingga keatas, menyisakan beberapa poni di keningnya. Ia sengaja melihatkan leher jenjangnya yang indah.

Ify harus berhati-hati malam ini, entah dari sikap atau bahkan dari ucapannya. Karena yang ia hadapi kini adalah Gabriel anggota Mafia, bukan Gabriel cinta monyetnya kala itu.

"Sebentar ya Fy, aku mau ke toilet dulu" ujar Iel setelah 10 menit berselang.

Ify masih menikmati makanan di hadapannya, ia melihat dari atas begitu indahnya kota Paris. Sangat indah. Tidak salah jika banyak orang mengatakan kota Paris sebagai 'The City Of Love'. Karena Ify melihatnya secara nyata.

'Andai Paris mempertemukan kita, dengan izin semesta, rindu ini ingin ku hadiahkan temu. Semoga saja, iya semoga'

Tak lama, Iel kembali dengan sisa tangannya yang basah.

"Gimana Fy? Enak makanannya?"

Ify mengangguk

"Itu menu favorit aku, minggu depan aku ajak kamu ke restoran kedua terfavorit ala aku, disana banyak makanan ala Eropa yang nggak kalah enak sama disini" jelas Iel dengan sekali-kali menyantap daging di piringnya.

"Minggu depan aku ada ujian kak, kayanya nggak bisa deh" ujar Ify mencoba mencari-cari alasan.

"Ujiannya sampai malem?"

"Iyaa kak, soalnya suruh design baju gitu. Pokonyaa lama banget deh"

"Kalauuu 2 minggu lagi gimana?"

"Nahh dua minggu lagi aku ada project pemotretan sama Sivia kak hehe"

"Oh, pemotretan apa?"

"kita ada project baru, jadi kali ini aku sama Sivia jadi partner kerja gitu. Kalau di Indonesia kaya Indonesia Fashion week gitu lohhhhh"

Iel mengangguk-angguk

"Hmm, Gimana kalau setelah project kamu?"

"jadi gini kak, project aku kali ini tuh lama banget persiapannya, butuh waktu 2 bulan gitu. yaa kalau di hitung sih, perkiraan sampai 3 bulan gitulah sampai hari H"

"Yaudah abis 3 bulan itu deh, sekalian perayaan wisuda aku" ujar Iel yang masih tak mau kalah

"hmm gimana ya kak?"

"Kenapa lagi Fy? Ada apalagii?"

"Setelah 3 bulan itu aku lagi fokus sama skripsi aku, jadi aku nggak bisa"

"Yaampun Fy, dalam sebulan itu ada 10 kali weekend. Masa iya di hari weekend kamu masih ngerjain skripsi"

"Yaa nggak gitu kak, tapi emang aku lagi kejar target juga. Jadi harus fokus" ujar Ify dengan masih mencari-cari alasan layaknya anak SMA yang sedang di landa dilema untuk mengatakan putus dengan alasan ingin fokus UN.

"Yaudah deh, nanti aku aja yang main ke rumah kamu. Kita dinner di rumah kamu" ujar Iel dengan nada lembut

Kali ini Ify mengangguk-anggukkan kepalanya, ia tidak ingin terlalu terlihat bahwa Ify sedang menghindar dari Iel. Walaupun Ify sangat takut dengan Iel.

*****

Sivia dan Sion tengah berada di tengah-tengah keramaian kota Paris, mereka sedang menikmati malam yang tak seberapa dingin ini.
Sion mengajak Sivia mengunjungi menara Eiffel. Ya, ikon ini tidak jauh dari seseorang yang tengah berbahagia dengan keluarga, sahabat atau bahkan pasangannya.

POEMAS DE AMORDonde viven las historias. Descúbrelo ahora