Mimpi Indah si Ratu Khayal

32 1 0
                                    

Awan hitam menggumpal menutupi kemilau cahaya matahari yang sejak pagi sudah bertengger di langit dengan gagah nya.
Semilir angin berhembus tak karuan menerpa daun daun yang sudah rapuh memberikan sensasi alami yang menawan .
Burung burung kecil berhamburan terbang kesana kemari untuk mencari tempat berlindung agar tak terkena hempasan air hujan yang sebentar lagi siap untuk jatuh .
Mataku sangat berat, tidak mampu lagi menopang lentik nya bulu mata yang ku miliki .
Aku memutuskan untuk tidur karena suasana dan kondisi sangat memungkinkan untuk melakukan hal itu,
Tak lama aku terlelap dalam alam bawah sadarku, di temani kipas angin dan selimut yang sudah sempurna menutupi pangkal hingga ujung tubuhku dan penutup telinga,
Aneh bukan?kau menyalakan kipas angin tetapi masih menggunakan selimut apalagi suasana di luar sana dingin bukan main .
Itulah aku, kebiasaan tidurku yang aneh membuat mama ku sering kali mengomel, karena dari pagi hingga bertemu pagi lagi, kipas angin tak pernah ku matikan .

Dalam sekejap aku sudah berkeliaran di lapangan sekolahku,
Aku tak sendirian di sana banyak teman temanku hanya saja mereka seolah tak melihatku berada di situ,
Di tanganku sudah ada dua kue tart berukuran besar yang bertuliskan
"Happy BirthDay Khafid" dan yang satu nya bertuliskan
"I LOVE YOU KHAFID,WILL YOU BE MY BOYFRIEND?"
Untuk siapa kue tart sebesar ini? Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling mengamati hilir mudik anak anak yang dengan riang gembira melewati ku tanpa menyadari jika di situ ada aku .
Tidak biasa nya aku seperti ini, biasa nya aku selalu menjadi bahan sapaan setiap kali ada yang hendak melewati ku .
Yah, siapa yang tidak kenal aku? Cewek kelas 12 yang berpostur tubuh mungil bawel nan kelewat hiperaktif ini.
"Eh hai"
Kataku sambil melambaikan tangan kepada anak kelas 10 yang baru saja melewati ku bersama dua orang temannya.
Mereka sama sekali tak menggubris sapaan ku, menoleh pun tidak .
Aku beranjak dari tempatku berdiri dan mengelilingi sekolah sambil menyapa siapa saja yang ku kenal .
Jawaban nya tetap sama, mereka tak menghiraukan aku .
Dari ujung koridor, ke kelas belakang kemudian kembali ke lapangan basket lalu mengelilingi lantai atas serta perpustakaan selanjut nya ke deretan kelas 10 yang berada paling timur dan berakhir di tribun awal tempatku berdiri tadi .
Hei! Apa yang mereka lakukan padaku? Kenapa tak seorang pun menyapaku? Bahkan melirik ku saja tidak .
Apa yang sebenarnya sudah terjadi?
Aku beringsut duduk, karena merasa lelah setelah melakukan perjalanan panjang mengelilingi sekolah yang besar nya tak terkira ini .
Ingin sekali aku menangis, berharap ada yang mendengar suara tangisan ku dan kemudian menghampiriku .
Tapi seperti nya akan sia sia . aku putus asa sambil melihat dua buah kue tart berukuran besar yang dari tadi masih ku bawa .
Saat aku sedang berpasrah menatap kue tart yang ada di depanku, muncul sepasang sepatu yang tak ku kenali .
Aku mendongakkan kepala ku untuk melihat siapa pemilik sepatu yang baru saja menghampiriku .
Khafid?? Benar ini Khafid .
Dia bisa melihatku!! Oh aku sungguh tak percaya setelah sekian banyak orang yang aku sapa ternyata hanya Khafid yang dapat melihatku .
"Lagi ngapain?" tanya nya sambil membantu ku berdiri .
"Eehh enggak, gak lagi ngapa ngapain fid"
"Itu buat siapa? Kok ada nama ku?"
"Buat elu lah eh maksud gue hmm aku, buat kamu"
"Buat aku? Kamu tau hari ulang tahunku?"
"Iya tau lah, secara gue kan udah ngagumin elu dari jaman baheula masak iya gue gak tau hari ulang tahun lu"
"Apa? Bisa di ulang?"
"Eh maksud gue, anu itu . yaudah lah yang jelas kue ini buat lu"
"Oh makasih, yaudah yuk jan di sini kita nyari tempat yang enak buat duduk"
"Hah? Gak salah denger? Kamu ngajakin aku duduk bareng?"
"Iya ayo"
Aku terpana ketika tangan Khafid tiba tiba menggamit tangan ku dengan begitu lembut nya .
Jantung ku terasa ingin mencuat keluar .
Aku masih saja terpana sambil terus melihat tanganku yang di pegang erat oleh Khafid .
"Ehm Tan, disini aja yah?"
"Tan?" sapa nya sambil melambaikan tangannya di depanku .
"Eh iya, udah nyampe yah fid?maaf maaf"
Kata ku sambil melepas genggaman nya .
"Kok ngelamun? Ngelamunin apa? Aku yah? Jangan di lamunin kan aku udah ada di sini"
"Ehh hehe kamu bisa aja, siapa juga yang lagi ngelamunin kamu?"
Entah sejak kapan aku berbicara dengan Khafid menggunakan Aku Kamu .
"Iya kamu gak lagi ngelamunin aku tapi lagi ngelamunin kita"
"Hah? Kita? Kita siapa maksud kamu?"
"Iya kita, Aku sama kamu yang jadi Kita"
"Gagal faham deh"
"Dasar cewek bego" kata nya sambil mencubit pipi ku .
Aku masih terhenyak kaget karena Khafid baru saja mencubit pipi ku yang menggelembung ini .
"Emang bego kok, baru sadar yah? Percaya deh yang situ pinter" seru ku sambil cemberut dan melipat tangan di dada ku .
"Ihh pake ngambek, muka kamu itu makin lucu kalo lagi ngambek Tan"
"Biar"
"Aku sayang kamu"
"Apaan?"
"Aku sayang kamu Tantiana"
"Nggak lucu"
"Emang yang lagi ngelucu siapa sayang?"
"Pake sayang sayang"
"Biarin, aku kan pacar kamu"
"Sejak kapan kita pacaran?"
"Suka jahat yah kamu, sampek lupa kapan kita jadian"
"Kamu kenapa sih? Kamu gak lagi kesambet kan fid?"
"Kok bilang gitu?"
"Yah abis nya kamu aneh banget, abis kejedot dimana?"
"Di hatimu"
"Gila"
"Aku gak gila, kamu mau jadi pacar aku?"
"Becanda lagi, udah ah males deh"
"Aku gak lagi becanda, aku nanya serius"
Aku tak menjawab pertanyaan Khafid barusan yang tentu saja membuatku terkejut setengah mati, aku masih ternganga akan yang di ucapkan khafid .
Ku lihat mata nya, tersorot ketulusan dan kejujuran yang begitu menenangkan .
Aku tau dia tak akan berbohong, tetapi ini terlalu tiba tiba bagi ku .
"Oke, gak ada jawaban berarti iya, mulai sekarang kamu jadi pacar aku"
"Eh eh curang"
"Jadi kamu seriusan gak mau nih?"
"Iya iya aku mau"
"Nah gitu dong, ayo pulang"
Khafid lagi lagi menggamit tanganku dan mengajak ku untuk beranjak pergi , orang orang di sekelilingku masih saja tidak menganggap keberadaanku . tapi masa bodoh yang penting aku sekarang sudah resmi menjadi pacar Khafid .
Perihal dengan kue tart yang tadi ku bawa , lilin nya sudah di tiup jauh jauh sebelum Khafid memintaku untuk menjadi pacar nya sedangkan kue yang satu nya hanya di pandang oleh khafid dengan penuh kharisma dan sekarang kue tart itu ku tinggal begitu saja di tempat yang dari tadi aku singgahi bersama Khafid .
"Aku sayang kamu Tan" kata Khafid sambil mengelus puncak kepala ku dengan mesra dan penuh ketulusan .
"Aku juga saa..."

"Kak!!! Di cariin temennya di luar tuh"
"Kak Tanti!!!! Buruan bangun!! Susah banget sih di bangunin nya"
Suara yang begitu memekikkan tiba tiba menghampiri gendang telinga ku, aku membuka mata menyadari bahwa aku masih di ruang yang sama seperti 3 jam yang lalu, ku perhatikan seksama ruangan yang kini memenuhi pandangan ku, dinding nya terdapat berbagai macam stiker mulai dari winnie the pooh hingga stiker mickey mouse,dan di sebelahnya terdapat berbagai coretan ala anak punk, selimut serta alas tempat tidur nya berwarna biru laut dengan corak bunga bunga .
Hei ini kan kamarku! Aku baru ingat jika 3 jam yang lalu aku tertidur karena cuaca yang dingin dan membuat siapapun betah untuk mengurung diri di kamar , jadi?
jadi apa yang baru saja aku alami itu hanya mimpi? Khafid menembakku dengan cara nya yang konyol itu hanya di mimpi?
Sadarkah aku?? Apa malah aku yang sekarang masih di alam mimpi? Tapi tak mungkin,
Di depan meja belajar ku telah berdiri sosok yang sudah dari tadi memekikkan telingaku,
"Kakak!!! Di cariin temennya! Kakak tuli apa gimana sih? Sebel deh dedek!"
"Lu tuh berisik! Bisa diem nggak sih?bocah!
"Ihh kok jadi aku yang di marahin?"
"Udah sana keluar! Ganggu orang tidur aja!"
"Mamaaaa!! Kak tantiana nyubit aku sampek merahhh, sakit ma"
"Bocah!!! Pake fitnah fitnah segala, bohong maaa tantiana gak nyubit dia sama sekali kok, dia nya aja yang suka fitnah"
"Maaaa, kak tantiana malah nyubit nyubit lagi nih, sakit tau kak, apasih salah dedek kok kakak sampek jahat gitu sama dedek" suara nya sengaja di keraskan agar mama mendengar teriakan kebohongan yang di lontarkan oleh bocah berumur 13 tahun itu .
"Tantiaaana!! Jangan ganggu adek kamu!"
"Ihh rese! Awas lu bocah"
"Weeekkk emang enak di marahin?"
Aku melempar bantal yang berada tak jauh dariku dan segera melayangkan nya kepada adik bungsu ku itu,
sial!! Lemparannya meleset,
Dia dengan angkuh nya segera meninggalkan ku sambil terus mengejek ku yang masih geram melihat tingkah nya .
Selepas adik ku pergi, aku kembali merenungi mimpi ku barusan, benar benar indah .
Benar benar terasa nyata, kenapa hanya di mimpi? Kapan itu akan terjadi di dunia nyata? Ah sudahlah .
Andaikan aku di berikan pilihan aku akan dengan senang hati tidur tak bangun bangun jika mimpi ku terus di hampiri dan di temani oleh nya .
Oleh sosok yang sangat ku kagumi .
Oleh Khafid

HELLO MY FUTUREWhere stories live. Discover now