chapter 6

965 155 3
                                    

Harry bergeming. Mata mereka bersitatap sangat lama. Jacob seakan-akan tidak memperdulikan sekelilingnya. Sekitarnya tidak lagi penting. Bahkan kata-kata Sam di kepalanya terdengar seperti embusan angin.

Dia tahu bukan hanya Sam yang tengah berbicara padanya. Suara-suara kawanannya mulai terdengar. Dia mendengar Leah serta Paul; mendengar mereka mengatakan sesuatu.

Hanya saja tidak ada satu kata pun yang seperti masuk akal baginya. Jacob hanya mendengar dengung tidak jelas.

Sepasang mata emerald itu masih tertuju padanya, seakan-akan seperti ingin menetrasi Jacob dari luar. Dia bergeming cukup lama dalam wujud serigala sebelum tubuhnya kembali mengingatkan Jacob.

Dia merintih dan memejamkan mata. Kepalanya terkulai di atas tanah basah. Gumpalan uap putih keluar dari moncongnya yang basah. Rasa sakit itu sangat menyiksanya.

Luka dari sang vampir membuat tubuhnya terkulai di atas tanah—tidak bisa bergerak dan pasrah—sementara kawanannya menatapnya dengan cemas.

Moncong Seth mengusap sisi atas tubuhnya. Lidah sang serigala kecil itu menjilat darah yang merembes keluar dari luka menganga. Perih dan menyakitkan sampai Jacob berharap semuanya akan segera berakhir.

Mengapa tubuhnya seperti membutuhkan waktu lama untuk sembuh?

"Kita harus membawa Jake ke Reservasi," Leah berkata. Ada kecemasan terdengar jelas di kepalanya.

"Lakukan sesuatu, Sam!" Sam menggeram keras. Leah segera berlutut ketika melihat kemarahan sang Alpha.

Dia tidak perlu mendengar suara Sam di kepalanya untuk tahu bahwa laki-laki itu mempunyai pikiran yang sama.

"Bisakah kau berubah, Jake? Kami akan lebih mudah membawamu dengan tubuh manusia," Sam berkata sembari berjalan mendekat.

Jacob berusaha melakukan perintah serigala di hadapannya sebelum teringat bahwa mereka tidak sendirian di sana.

Dialihkannya pandangan ke arah Harry, melihat di antara kelopak matanya yang setengah terpejam.

Tidak, Jacob tidak bisa melakukan hal itu. Dia tidak mungkin berubah di hadapan Harry. Laki-laki itu tidak boleh tahu.

Apa yang mungkin akan Harry pikirkan mengenai dirinya?

Apakah laki-laki itu justru akan menolak dirinya?

Untuk sekarang, Harry adalah segalanya bagi Jacob. Dia tidak ingin memikirkan laki-laki itu akan memandangnya berbeda. Dia bahkan belum menceritakan apapun terhadap Harry.

Dilihatnya Harry membuka mulut hendak mengatakan sesuatu namun tidak ada satu kata pun yang keluar. Laki-laki itu mencengkeram erat ranting kayu di tangannya dan mencoba mendekat.

Sam menghalangi dengan berdiri di antara Jacob dan Harry. Tanpa sadar Jacob menggeram marah. Di antara tulang-tulangnya yang patah dan rasa sakit itu, dia mencoba untuk bangkit. Tubuhnya terhuyung sebelum kembali berbaring di atas tanah.

Dia masih menggeram ke arah Sam dan membuat serigala hitam besar itu memamerkan gigi-giginya ke arah Jacob.

"Jangan—" Suara Jacob terputus. Tulangnya yang patah mengeluarkan derak mengerikan yang hanya bisa didengar Jacob. Tapi dia menolak untuk kalah dari rasa sakit itu.

Dia tidak peduli apakah tubuhnya akan hancur. Hal terpenting baginya adalah memastikan Harry baik-baik saja.

"Aku bisa menolongnya."

Tanpa melihat, Jacob tahu kalau semua pasang mata di sekitarnya kini tertuju kearah Harry.

Untuk pertama kalinya setelah beberapa saat berlalu, laki-laki itu membuka mulut.

A Path We Will Take By synchromeshade✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang