• 00. Prologue •

70 2 0
                                    

"Reika?"

Reika Trivania. Gadis yang sedang terpejam nikmat itu membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya-cahaya itu.

Reika menengok ke pintu kamarnya. Lalu terlihat Bundanya, Vanya memanggilnya, "Kenapa Bun?"

"Kamu belum shalat subuh kan?" Reika menggeleng, "Belum, Bun. Ini Rei mau shalat. Tapi aku cuci muka trus gosok gigi dulu trus wudhu baru deh shalat" ucap Reika sambil menyengir.

Vanya terkekeh, "Sip deh. Abis shalat langsung mandi ya siap-siap berangkat ke sekolah"

Reika pun yang sebelumnya tak ingat kalau ini hari senin lantas teriak, "OH IYA HARI INI HARI SENIN"

"Rei belum nge charge handphone, Bun" lanjut Reika sambil cemberut.

"Loh, kan bisa charge di sekolah" Reika menggeleng dan bola matanya tersirat ketakutan, namun terlihat lucu.

"Gabisa bun. Pelajaran pertama hari ini tuh Bu Rena. Galak banget tau, Bun. Yang ada bisa-bisa handphone aku di gigit lagi sama Bu Rena. Kan kasian" ucap Reika.

Vanya tertawa dan mencubit gemas pipi anak semata wayangnya itu, "Ih kamu ya. Yaudah charge aja sekarang nanti juga keisi sedikit."

"Yaudah deh bun. Aku mau shalat dulu ya"

Reika mengambil tas berwarna hitamnya. Ia memiliki paras yang cantik sekali, sifatnya menggemaskan, namun selera nya adalah barang-barang yang terlihat seperti laki-laki. Bahasanya sih, tomboy.

Tas warna hitam, sepatu warna hitam putih, jam tangan warna hitam, gelang warna hitam. Tapi tak menghilangkan wajah cantiknya sedikitpun.

Reika menuruni anak tangga satu persatu dan melihat Vanya yang sedang menaruh nasi goreng ke meja makan. Ibunya itu walaupun adalah seorang single parent tapi tetap rajin membuatkan sarapan. Ia mempunyai pembantu yang akan datang jam tujuh pagi dan pulang jam sembilan malam, jadi saat Vanya ada di rumah, yang mengurus rumah itu sepenuhnya adalah Vanya.

"Halo bundaa" ucap Reika membuat Vanya tersenyum. Reika duduk di kursi itu dan memakan nasi goreng kesukaannya dengan lahap. Membuat pipinya yang sudah chubby menjadi terlihat sangat terisi, dan sangat menggemaskan.

"Uhuk uhuk..." Reika tersedak karena terlalu lahap menyuap nasi goreng ke mulutnya.

Vanya yang panik pun segera memberi Reika air minum sambil menasihati pelan, "Makanya kamu tuh makan pelan-pelan. Emang mau ketemu siapa sih kok cepet-cepet banget?"

Selesai meneguk air minum, Reika menampilkan wajah cemberutnya, "Ih kok bunda ngomongnya gitu sih?"

"Ya abisan kamu terlalu lahap makannya"

"Abisan enak banget nasi gorengnya, Bun"

"Yaudah, ayo kita berangkat"

• • • •

Reika menguap lebar. Bahkan sangat lebar. Membuat Vanya yang duduk disampingnya pun penasaran,

"Kamu ngantuk banget, Rei?"

Reika mengangguk, "Banget banget banget, Bun. Rasanya mau terbang ke alam mimpi aja"

Vanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Emang semalem kamu tidur jam berapa? Kok kayaknya ngantuk banget."

Reika terlihat menaruh jari telunjuknya di dagu, terlihat sedang berpikir, lalu dua detik kemudian ia menjentikkan jarinya.

Dear KenanWhere stories live. Discover now