• 01. Hukuman •

40 2 0
                                    

" everytime you walk into the room got me feeling crazy, shock my heart boom-boom. "

• • • •

"KENAN! KAMU BAWA MOBIL LAGI KE SEKOLAH?! SINI KAMU BERJEMUR DI LAPANGAN!"

Teriakkan itu membuat Kenan memutar kedua bola matanya dan langsung mengikuti perintah. Tidak. Maksudnya hukuman yang diberikan dari Ibu Terre. Karena jika tidak dilaksanakan, wanita berumur empat puluh tahunan itu akan mencak-mencak dan menambah hukumannya. Ya Kenan jelas ogah.

Bu Terre memelototi Kenan sambil berkacak pinggang. Wajahnya memerah tersulut emosi yang disebabkan oleh lelaki satu ini.

Kenan berdiri di tempat yang telah ditunjuk oleh Bu Terre. "Nah. Berjemur kamu disini sampai waktu istirahat."

Kenan mendengus. Namun tetap melaksanakan hukuman dari Bu Terre. Dua detik kemudian, ia merasa wajah nya diterpa kehangatan akibat sinar matahari yang di hadapinya, lalu ia pun menundukkan kepalanya sehingga ia bisa melihat sepasang sepatunya.

Shtt. Shtt. Woy. Kenan! Woy Kenan budeg! Argh! Woy!

Kenan mendongak karena merasa namanya dipanggil berulang kali, cowok berambut coklat gelap itu celingak-celinguk mencari orang yang memanggilnya. Dan dirinya melihat Martin, kawan seperkumpulannya memanggilnya dari sudut lapangan dengan wajah serius.

Kenan mengernyitkan dahinya dan secara tidak langsung mengatakan, "apa?"

Martin menggerak-gerakkan punggung tangannya ke depan dan belakang secara bergantian, dan mulutnya berbisik,

Sini gece.

Kenan pun mengikuti instruksi Martin. Berjalan dengan santai tanpa melihat situasi terlebih dahulu.

"Ah dasar. Manusia ter santai sedunia!" Gumam Martin dengan wajah kesal. Bukannya apa, tapi nanti jika Kenan kena masalah pasti Martin akan kena juga. Lah kalo Kenan enak, cucu pemilik yayasan. Lah Martin apa?

Kenan mendekat, lalu Martin pun mulai berbicara, "Kantin aja. Gue tau lo tersiksa dengan lapangan dan Bu Terre juga"

Tanpa menunggu jawaban Kenan, Martin berjalan berbalik arah menuju kantin sedangkan Kenan hanya mengekori lalu lama kelamaan langkah mereka pun sama.

Martin menoleh pada Kenan, "Lo kenapa bisa dihukum sama Bu Terre, njir?"

"Mobil"

Lantas Martin mengernyitkan dahinya, "Maksudnya paan njir? Gue rasa ngomong sedikit lebih banyak nggak bikin suara lo abis, Nan"

"Gue bawa mobil"

Martin lantas mengangguk paham mendengar penuturan Kenan. "Ya iyalah bego siapa suruh bawa mobil. Gue yakin tadi pagi lo telat tapi lo tetep bawa mobil kan'?"

Kenan mengangguk. Dua langkah kemudian mereka sampai di kantin dan melihat segerombolan mereka dan lantas mempercepat langkahnya.

"Haloo ganteng" ucap Deni kepada Martin dan Kenan sambil mengedipkan sebelah matanya, dan dengan suara yang dibuat-buat seperti banci di lampu merah.

"Mau dibawa kemana hubungan kita, Mas?" ucap Rafi kepada Deni mendramatis. Sedangkan Martin sudah memandang keduanya jijik. Kenan sih hanya cuek bebek saja, dan dari sekian banyak manusia hanya Fadhil yang normal dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Fadhil bangkit, "Eh gue haus nih. Pengen beli minuman. Ada yang mau nitip kaga?"

Martin yang kebetulan tengah haus juga pun lantas menyahut, "Gua mau dong. Itu aja coca cola satu botol sama soto kayak biasa. Kebetulan gue laper juga nih"

Fadhil menodongkan tangannya khas orang meminta uang. Martin pun yang mengerti maksudnya hanya cengar cengir tidak jelas. "Pake duit lu dulu ya Dhil, nanti gue ganti"

Fadhil pun mengangkat alisnya sebelah, "Itu yang kemaren utang ceban kapan ye dibayarnya?"

"Yaelah Dhil ceban doang si. Lebay lu" Fadhil memutar kedua bola matanya, "Iyain"

"Yang lain kaga ada yang mau nitip lagi?"

"Gue mau susu milo sama keripik satu ye. Nih duitnya" ucap Deni sambil memberikan Fadhil selembar uang berwarna ungu.

"Gue mau susu lo aja" ucap Rafi tiba-tiba sambil senyum-senyun tidak jelas.

"Gue tendang lu, Fi"

• • • •

MAAPKEUN PENDEK HUEHEHE. keknya bakal slow update, tp plg lama hari selasa depan gua update lagi ye.

regards,
darah hitams.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 13, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dear KenanWhere stories live. Discover now