Possion Of Soul [COMPLETE] (Baekhyun Fanfict)

Chapter 19 A Sincerity 1

Passion Of Soul

If someone loves you when you have everything, that's REALITY.
But, if someone still loves you when you have nothing, that's SINCERIT

=== POS ===

Hari-hari berlangsung dengan cepat tidak terasa hari ini tepat sudah dua bulan Baekhyun dan Hyeshin kembali dari liburan mereka. Walaupun keduanya menghabiskan waktu di tempat yang tidak begitu mewah dan glamour seperti liburan-liburan mereka berdua sebelumnya baik Hyeshin maupun Baekhyun sama-sama menikmatinya. Selama itu pula keduanya tidak sadar jika selama ini kehidupan mereka telah diawasi, khususnya oleh tuan Jun Nam dan Kyu tae, namun karena alasan tertentu tuan Jun Nam menahan tuan Kyu tae yang langsung ingin menghampiri mereka.

"Aku tahu kau mencemaskan putrimu Kyutae tapi apa kau tidak lihat begitu bahagia dan damainya kehidupan kedua anak kita disana? Apa kau ingin tiba-tiba muncul dan menghancurkan semuanya. Ingat saat ini putrimu sedang hamil dan itu tidak baik bagi keselamatannya kalau ia terkena guncangan yang besar."

Tuan Kyu Tae berdecih. "Ciihh, ucapan mu seperti dokter saja Jun Nam. Hyeshin putriku satu-satunya yang baru aku ketahui keberadaannya wajar jika aku begitu ingin menemuinya. Tapi... seperti perkataanmu tadi mereka berdua terlihat bahagia hingga aku tidak ingin mengusiknya, lalu sampai kapan kau akan menahanku untuk menemui putriku sendiri?" Tanya Kyu tae yang sudah tidak sabaran.

Tuan Jun Nam meliriknya sekilas. "Sebentar lagi, beri aku waktu untuk menyelesaikan masalahku dengan putraku dulu. Setelah itu kau bisa menemuinya."

Tiga bulan hidup di kota kecil Jecheon membuat perkembangan kondisi Baekhyun mengalami kemajuan pesat, apalagi didukung dengan perawatan Hyeshin yang cukup sabar dan telaten menghadapinya sehingga lambat laun penyakitnya jarang kambuh, hanya bulan pertama Baekhyun masih sering bertindak aneh, bulan kedua ia lebih bisa mengendalikan diri dengan mengalihkan kedalam kegiatan-kegiatan yang positive dan sudah satu bulan ini penyakit Baekhyun tidak kambuh lagi.

Sepertinya keberadaan janin mereka berdua cukup banyak membantu terhadap proses penyembuhannya, tendangan sang janin yang sering dirasakan oleh Baekhyun saat menyentuh perut Hyeshin cukup manjur untuk meredakan mood nya yang dulu tidak stabil. Seharusnya mereka berdua bisa lebih lama merasakan ketenangan dan kedamaian tinggal dikawasan Jeocheon namun sepertinya hal itu sudah tidak bisa terjadi lagi, karena kini diruang tamu mereka berdua tampak Baekhyun dan Hyeshin yang sudah duduk dalam suasana tegang mengingat tuan Jun Nam tengah berada di depan mereka berdua.

Orang-orang suruhannya berhasil menemukan tempat tinggal mereka berdua, maka begitu ia tiba di Korea tuan Jun Nam langsung bergegas menuju tempat tersebut, semakin cepat ia menyelesaikan semuanya maka akan semakin baik.

"Ehm...silahkan di minum dulu minumannya... Ayah." Hyeshin nampak ragu-ragu saat memberikan panggilan pada laki-laki paruh baya yang sudah resmi menjadi ayah mertuanya ini. Ia meletakkan minuman tersebut didepan tuan Jun Nam yang masih beradu pandang dengan sang putra.

"Tetaplah disini Hyeshin," tegur Baekhyun tanpa mengalihkan tatapannya pada sang ayah ketika istrinya itu berpamitan hendak pergi ke dapur memberi ruang pada ayah dan anak untuk berbicara.

Hyeshin kembali mendudukkan dirinya tepat disamping Baekhyun dengan tuan Jun Nam masih menunjukkan raut muka tenang, jika seperti ini Hyeshin seperi melihat dua orang kembar namun beda umur. Baekhyun memang mirip sekali dengan ayahnya ia bisa melihat bagaimana wajah suaminya itu saat tua nanti.

"Ayah ingin bicara hanya denganmu. Berdua," tuan Jun Nam menekankan kata terakhir agar putranya itu paham kalau apa yang akan ia bicarakan nanti sangat pribadi karena menyangkut masalah inti keluarga mereka. Bukannya Jun Nam tidak menyukai Hyeshin, memang awalnya ia sempat tidak menyukainya namun semenjak ia tahu jika Hyeshin adalah putri dari sahabatnya yaitu Kyu Tae perlahan tuan Jun Nam sudah merubah pandangannya terhadap Hyeshin hanya saja saat ini ia benar-benar membutuhkan privacy dengan putranya.