BAB 22 ㅡ Ternyata Diabaikan Itu Sakit

2.1K 371 28
                                    

[Note: Mulai dari part ini, gak bakalan ada confession cast lagi ya. Berlaku untuk semua series. Jadi modelnya kaya short story semua bukan chatting series lagi.]

***

Pulang sekolah, Vernon langsung bergegas naik ke lantai 2 tempat kelas 12 berada. Kalau Alya sudah menangis, Vernon pasti khawatir. Soalnya perempuan itu kalau lagi galau suka ceroboh banget. Laki-laki bule itu berlari menaiki tangga kelas dengan dan dia tidak peduli kalau dia menabrak orang sekali pun. Yang dipikirannya hanya Alya.

Saat ia sudah menapak di anak tangga terakhir, matanya menangkap Deka yang sedang berjalan bersama perempuan. Vernon tau permepuan itu. Perempuan paling kalem seangkatan. Dia Kei, anak 12-1. Mereka berdua jalan bersama, tapi wajahnya Deka ditekuk aja. Datar, judes dan tanpa ekspresi.

Vernon menghela nafas pelan lalu ia berjalan menuju kelas 12-4. Baru saja, Vernon mau berjalan masuk ke kelas 12-4, bahunya sengaja ditabrak oleh Deka. Sontak saja Vernon kaget dan langsung menoleh ke arah Deka yang tampaknya juga tidak peduli dengan apa yang barusan ia lakukan.

Kak Deka kenapa sih? Ini kenapa jadi gue yang kena imbas? 

Deka berjalan menuruni tangga kemudian menghilang bersama dengan Kei di balik tembok.

Vernon menggelengkan kepalanya pelan lalu ia menghela nafas lelah, "Ck! Gak pacaran aja berantemnya kaya gini, gimana pacaran coba. Heran," gumam Vernon heran.

Laki-laki bule itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas 12-4. Ia melihat masih ada Alya yang duduk di kursinya sambil menulis sesuatu. Lalu di sebelahnya aja June, Jinan dan Jennie.

"Woy kak!" Sapa Vernon sambil nyengir.

Dia menghampiri June dan Jinan terlebih dahulu, seperti biasa mereka melakukan tos ala ala cowok gitu. Lalu dia menghampiri Jennie, kemudian mengacak rambut Jennie yang lagi dicepol. Tak lama kemudian, Vernon mendapatkan tabokan gratis dari Jennie.

"Kak, lu lagi ngapain?" Tanya Vernon yang sibuk memperhatikan Alya yang lagi nulis.

"Lagi ngerekap absen. Kenapa?" Balas Alya tanpa menoleh.

"Apa kabar absensi kelas lo, kak? Udah mendingan?" Tanya Vernon iseng.

"Nggak ada mendingannya. Makin parah aja, heran gue. Kenapa ya anak kelas gue demen banget bolos? Kan gue jadi tergiur mau ikutan," balas Alya yang masih tidak menatap Vernon.

"Kapan-kapan bolos yuk, kak. Sama gue aja tapi."

Vernon meletakkan tas dan jaketnya di meja samping meja Alya lalu ia duduk di atas meja tersebut. Alya mendongak lalu menatap ke arah Vernon yang lagi sibuk senyum-senyum.

"Boleh deh. Yuk bolos aja tiap hari, tapi nanti pas UAS, USBN sama UN lu jokiin gue. Deal?" Ujar Alya sambil nyengir.

"Yeh! Ya nggak gitu juga kali, kak!" Tolak Vernon mentah-mentah.

Cengiran Alya langsung hilang seketika, "Makanya nggak usah sok-sokan ngajakin gue bolos, bule pea!" Balas Alya yang kemudian menoyor kening Vernon dengan penggaris yang dipegangnya.

"Toyor lagi aja, Al. Takutnya kebiasaan ntar," celetuk Jinan yang lagi sibuk makan cilor.

"Janganlah kak, nanti otak gua oleng," balas Vernon.

"Otak lu udah oleng dari sananya, Non," balas June tanpa menatap Vernon. Soalnya dia lagi sibuk mintain cilor punya Jinan.

"JUN AH!!! ABIS NTAR CILOR GUE!!! ELU MODAL DIKIT KEK, KALO MAU YA BELI!!!" Sewot Jinan yang langsung mengambil alih cilornya yang tinggal dikit dari tangan June.

"Yaelah Nan, gue bagi dikit doang. Lagian lu banyak makan cilor juga nggak bakalan ngaruh sama tinggi lu. Tetep segitu-gitu aja," balas June santai.

Jinan, Alya, Jennie dan Vernon langsung menoleh horror ke arah June.

Njir! Meletus dah perang dunia ketiga -alya

Astagfirullah! June paling abis ini ditatar sama Jinan -jennie

Ya Allah, bakal wafat eta Kang June -vernon

SIALUN!!! GUE DIKATAIN!!! -jinan







BUGH!
BAGH!
BUGH!

"ASTAGFIRULLAH HYUNG!!! BADAN GUE JANGAN DIPUKULIN PAKE SAPU!!!"

"BODO AMAT!!! TARIK LAGI NGGAK UCAPAN LU?!!"

"NGGAK GUE NGGAK MA-- AHH!!! SAKIT BEDEBAH!!! IYA, IYA GUE TARIK LAGI UCAPAN GUE BARUSAN!!!"

"DOAIN GUE MAKIN TINGGI KEK, JUN!!!"

"KAGAK BAKALAN HY-- ASTAGFIRULLAH!!! BEUTEUNG AING DITAJONG!!!"

Iya, barusan Jinan menendang perut June sampai yang ditendang nyusruk ke lantai. Jinan tidak peduli mau June kesakitan juga. Soalnya ini sudah menyangkut harkat dan martabatnya dan juga tingginya.

Jinan tidak terima kalau tinggi badan sudah disenggol-senggol.

Ngomong Jinan pendek? Sama aja nyari mati.

"Weh... bisa wafat itu Kak June," gumam Vernon.

"Biarin aja udah. SalahJune juga sih. Kalo mau ngatain Jinan mini itu kudu di chat, biar nggak berakhir kaya gitu," saran Jennie sambil mengangguk-angguk.

***

Alya dan Vernon berjalan keluar dari kelas. Jennie, June dan Jinan sudah pulang terlebih dahulu karena mereka ada les tambahan.

"Kak, lu nggak pulang bareng Kak Deka?" Tanya Vernon.

Alya menggeleng pelan.

"Kenapa kak? Lu ada masalah lagi sama dia?" Tanya Vernon.

Alya diam beberapa saat, tapi akhirnya dia buka mulut juga.

"Dia marah sama gue," balasnya.

"Marah? Soal apa?"

Alya mulai menceritakan kenapa Deka marah sama dia dari A sampai Z. Vernon hanya diam tanpa menyelak sedikit pun.

"Terus pendapat lo apa, Non?" Tanya Alya.

"Pendapat gue? Apa ya? Gue bingung. Lo sendiri gimana kak? Masih mau respon Kak Deka apa nggak. Kasih kepastian dulu buat diri lo. Kalo misalnya lo udah punya jawaban, ntar kebelakangnya bakal gampang," tanggap Vernon.

"Nah justru itu, gue bingung. Maksudnya, disini itu yang mutusin gue. Tapi kenapa dia yang berjuang lagi buat gue? Gue ngerasa malulah sama diri gue sendiri. Gue udah dimaki-maki sama Jisoo gara-gara alasan putus gue nggak logis dan nggak bisa diterima. Emangnya salah kalo gue mutusin Deka gara-gara gue malu punya pacar kaya gini? Dia berisik, nggak bisa diem, suka bikin gue malu sampe ubun-ubun," jelas Alya panjang lebar.

Vernon hanya melongo, "Kak, lo gila apa? Cuma kaya gitu doang lu mutusin Kak Deka?" Beo Vernon tak percaya.

"Iya."

Vernon menghela nafas, "Pantesan aja lo diamuk Kak Jisoo, ya alasan putus lu emang nggak logis sih. Lu berarti nggak bisa nerima dia apa adanya," balas Vernon santai.

"Kalo emang masih sayang, ngapain diputusin? Kalo emang mau balikan, balikan aja. Kak Deka masih welcome kok sama lo," lanjut Vernon.

Alya terdiam, dia sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Hmm... mungkin, Non."

***

[6 April 2019]

Typo adalah seni.

Gamon 🍃 Lee Seokmin ✔️Where stories live. Discover now