Part 5

34.2K 741 4
                                    

Dani perlahan membuka kedua matanya, Namira masih terlelap di dalam pelukannya, tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka. Tidak pernah disangka, ‘malam pertama’ nya akan dilakukan di kamar bekas Namira ini. Yang penting untuk Dani, sekarang Namira sudah mengetahui betapa ia mencintai istrinya itu.

“Hai, Sayang.” Ucap Dani sambil mencium ubun-ubun Namira yang mulai menggeliat dalam pelukannya.

Namira tersenyum. Ia terlihat canggung dengan keadaan mereka saat ini. Ini benar-benar baru yang pertama kalinya untuk Namira. Dan dengan Dani, suaminya yang sangat ia cintai, pagi ini menjadi pagi yang sangat sempurna untuknya.

“Ehm, Hai.”

“I love you, Nami.” Ucap Dani sungguh-sungguh.

Namira membenamkan wajahnya ke pelukan Dani, ia masih canggung dengan hubungan barunya dengan Dani ini. Ia memang sudah lama sekali ingin memiliki suami yang sebenarnya seperti ini, tapi setelah hampir setahun menjalani hubungan ‘sahabatan’ dengan Dani, rasanya aneh sekali saat ia melihat Dani pagi ini.

“Aneh banget ya rasanya, Dan.” Namira berbicara dengan malu-malu. “Aku nggak nyangka, akan jadi begini sama kamu.”

Dani merengkuh tubuh Namira, mencium keningnya dengan lembut.

“Gara-gara kamu, untuk pertama kalinya aku ingkarin janjiku sendiri. Inget nggak, dulu aku pernah bilang aku nggak akan tertarik sama kamu? Nggak akan menyentuh kamu? Karena dulu aku liat kamu kaya anak abg.” Canda Dani sambil tertawa kecil. “Ternyata, abg ini bisa juga bikin aku jatuh cinta sama dia.”

Namira langsung membalikkan tubuhnya, menatap suaminya itu dengan manyun.

“Aku bukan abg, tau!”

“Iya, Sayang. Kamu itu istri aku. Istri beneran.” Jawab Dani langsung mengecup bibir Namira.

***

Rasanya, nggak ada yang lebih bahagia daripada menjadi istrinya Dani. Dia selalu ada buat aku, perhatiannya juga nggak usah diraguin lagi. Dan sekarang, aku baru aja selesai bikinin sarapan buat suamiku tersayang. Oh my god, kenapa aku jadi cheesy gini, but I love him so damn much.

Pagi ini, aku sudah masak spesial untuk Dani. Ada nasi goring spesial, ayam goring spesial, dan telur dadar spesial juga. Semua serba spesial buat Dani. Dia pasti bakal seneng banget begitu bangun dan semua makanan ini sudah tersedia di meja makan.

“Dan, bangun! Aku udah masak macem-macem nih.”

Semoga Dani mendengar teriakanku. Rencananya, siang ini aku dan Dani akan membeli beberapa furniture baru untuk di apartemen kami. Aku butuh kursi santai untuk di balkon, dan Dani katanya kalau tidak salah ingin mengganti meja kerjanya dengan yang lebih besar. Oh ya, aku juga harus membeli beberapa buku resep dengan Dani, agar aku lebih mengetahui selera makanannya. Aku ingin mengenal Dani lebih jauh lagi.

“Nggak mau bangun akunya!”

Dan ternyata si suami yang super duper malas ini sudah bangun. Aku samperin si Dani pemalas ini, dan seperti dugaanku, dia masih asik dibalik selimutnya. Setengah wajahnya dibiarkan tertutup oleh selimut, dan begitu menyadari kedatanganku, dia langsung menutup seluruh wajahnya dengan selimut. Sepertinya dia dapat membaca pikiranku.

“BANGUN SEKARANG!” aku menarik selimut itu dari bawah kakinya, tubuh Dani masih meringkuk, belum ada tanda-tanda ia akan bangun dari tempat tidur. Hanya dengan sekali pelukanku di tubuhnya, akhirnya suamiku ini sadar juga dari malasnya.

Are We A Couple?Where stories live. Discover now