Stuck On You 26

15.6K 726 2
                                    

Typo bertebaran, happy reading.

***

"Bagaimana bisa seperti itu?"

"Maafkan aku Mr. Orphan aku sudah nekat membawanya menaiki banana boat tadi siang." Damika menjawab pelan tetapi masih bisa didengar.

"Bagaimana bisa kau membawanya disaat ia tidak bisa menaiki wahana seperti itu dan dalam keadaan hamil? Kau ini gila?" Orphan meraung murka.

Farah dibantu oleh Laila mengusap bahu Orphan untuk menurunkan emosi Orphan agar tidak menjadi boomerang disaat-saat seperti ini.

"Tenangkan dirimu Ke..." Laila mengelus punggung Orphan.

"Maafkan aku."

Damika yang melihat itu merasa semakin bersalah, ia kira dengan membawa Azusa turun ke air akan menurunkan sedikit phobia yang dimilikinya, tetapi kesalahan fatalah yang kini didapatnya.

"Damika..." Orphan yang sudah bisa menenangkan dirinya kembali memanggil Damika dengan bahasanya yang santai.

"Ya?" Damika mulai mendekati Orphan dan duduk disampingnya. Damika kira Mr. Orphan adalah pria tanpa adanya emosi tetapi kenyataan itu patah sudah hari ini. Hari ketika Damika membuat Azusa masuk dalam ruang serba putih rumah sakit.

Damika hanya ingin memberi tips saja, jika kalian semua ingin membuat Mr.Orphan mengeluarkan tanduknya, celakai saja Azusa.

***

Damika menggenggam tangan Azusa yang terbaring lemah dibankar rumah sakit lengkap dengan selimutnya. Azusa sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat.

Walaupun sempat berseteru tegang, Damika dan Orphan sepakat untuk memasukan Azusa ke ruang VIP walaupun sebenarnya keadaan Azusa sudah tidak separah tadi.

"Cih kemana ini orang tuanya? Mengapa mereka belum datang juga? Orang tua macam apa yang meninggalkan anak mereka dengan orang lain."

Damika mengalihkan pandanganya pada Farah yang sudah mengipas-ngipas dirinya seperti orang kepanasan walaupun sebenarnya suhu ruangan sudah bisa dikatakan dingin.

"Ne.."

"Apa sih ko kamu sensitif banget kalo Nene ngomongin orangtua kamu."

"Tentu aku sensitif ka-."

"Kalian itu bisa diam tidak? Ini rumah sakit, hargailah orang lain." Orphan dengan memijat pelipisnya berucap, jujur saja ia pun merasakan kecewa dengan anak dan menantunya yang belum juga datang.

"Maaf bisakah saya menyela?" Damika membuka suara, sejujurnya ini bukanlah urusanya tetapi jika itu menyangkut Azusa ia tak bisa tinggal diam.

Semua orang mengalihkan pandanganya. Orphan sendiri yang sedang memijat pelipis langsung berhenti ketika mendengar sudara bariton yang jarang Damika ucapkan jika bukan dalam keadaan serius.

"Orangtua Azusa atau Laila atau bisa juga anak dan menantu kalian, sudah..... you know 'tiada'." Damika mengucapkanya dengan ragu, karena jujur ini bukanlah berita baik.

Semua masih mencerna apa maksud perkataan Damika. Farah yang pertama kali selesai mencerna menjerit dengan wajah memerah.

Ia melototkan kedua matanya menatap Damika dengan sorot mata kepedihan, jujur saja Damika baru kali ini melihat ekspresi Farah seperti itu.

"KAU JANGAN BERCANDA DAMIKA!"

"Maafkan aku Nene Farah, tetapi itu memanglah kenyataanya. Dan maafkanlah Azusa yang belum sempat memberi tahu kalian semua."

Loving Billionaire [COMPLETED]Where stories live. Discover now