The Proposal and Negotiation

4.8K 677 45
                                    

Suara ranjang ribut masih terdengar di kamar dengan lampu tidur yang temaram. Pemilik ranjang itu masih gelisah dengan browsing melalui ponsel Android. Beberapa artikel sudah ia baca melalui beberapa kata kunci. Lyla menggelengkan kepala saat di layar ponsel terbaca sebuah judul "Ciri-ciri Wanita yang Tak Virgin". Kemudian ia beralih ke judul berikutnya "Cara Memahami Perubahan Fisik Wanita Setelah Pertama Kali ...."

Lyla membanting ponsel ke sembarang arah. Benda pipih itu terpantul di atas ranjang berbalut bed cover putih bergaris abu-abu. Jujur saja gadis setengah bule itu terlalu lugu dalam hal itu. Itu sebab ia hanya bingung dan tak paham dengan apa yang telah terjadi. No kiss, no sex before marriage! Itu semua adalah prinsip terbesar yang harus dijaganya. Jadi ia tak mungkin melakukannya bersama Radit kecuali ... kalau ia tak sadar dan tak ingat apa pun seperti waktu malam itu. Iya, kan? Siapa yang bisa menjamin keamanannya?

Lyla meraih kantong kertas di nakas sisi tempat tidurnya. Ia mengeluarkan isi dari dalam kantong berwarna cokelat dengan simbol khas farmasi—cawan terbelit ular. Morning after pills. Haruskah ia meminumnya untuk jaga-jaga meski kejadian gila bersama Radit telah berlalu empat hari yang lalu? Bukankah pill ini efektif mencegah pembuahan sebelum lima hari berlalu setelah itu?

Tapi ... bagaimana cara ia membatalkan pernikahan itu? Bahkan keluarga Radit sudah merencanakan semua secara mendetail, mengajaknya memilih sendiri cincin pernikahan. Lalu, bagaimana dengan Anita jika pernikahan ini tetap berlangsung? Apa Radit bisa melepas Anita sementar tadi jelas-jelas Lyla melihat mereka berpelukan? Enggan melepas kebersamaan mereka.

Lyla melempar obat kembali ke nakas. Semua pertanyaan dan keraguan itu terus berkecamuk. Takut. Dan ketakutan itu terjadi karena ia harus menjalani pernikahan tanpa cinta. Seperti ....

"Ceraikan aku, Mas!"

Pekikan dari lantai bawah terdengar samar di telinga Lyla. Mama Miranti. Pasti wanita berhati ibu peri itu tengah habis kesabaran, sehingga kata-kata yang selama ini Lyla tunggu terlontar juga.

Perlahan Lyla menapakkan kaki ke lantai, berjalan ke luar kamar dan diam-diam mengamati pertengkaran sengit yang tengah terjadi di ruang keluarga. Miranti tampak berderai air mata. Piyama tidurnya terlihat berantakan. Sementara Dirga duduk di sebuah sofa seraya meremas rambutnya dengan geram.

"Aku tidak akan menceraikanmu," lirihnya.

Miranti yang semula tertunduk dan bersimpuh di lantai bergegas bangkit, memeluk kaki sang suami dengan bahu bergetar. Ia mendongak, berusaha menatap dengan tatapan memohon.

"Sepuluh tahun pernikahan. Apa itu tidak cukup bagi keluarga Mahendra untuk menyiksaku? Untuk apa menahan diriku jika secuil pun hatimu tak pernah untukku?" Miranti meremas celana berbahan katun milik Dirga. Sebelah tangannya berusaha menghapus air mata yang terus membanjir.

Dirga mengusap wajah, kemudian merebahkan punggung ke sandaran sofa. Hingga akhirnya ia menarik napas dalam, kemudian berkata, "Gugurkan saja kandunganmu dan ... aku tidak akan pernah menceraikanmu."

Lyla menutup mulutnya, membuang jauh-jauh kehisterisan yang hampir saja terpekik dari tenggorokan. Apa yang papanya lakukan? Ini kedua kalinya Mama Miranti harus merelakan bayinya. Papa tak pernah mencintai Mama Miranti. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan dari almarhumah Eyang setelah ibu kandung Lyla meninggal.

Kenapa wanita itu bodoh sekali? Demi apa ibu peri itu bertahan di sini?

Lyla berlari kembali ke kamar, menutup pintu kamar rapat-rapat. Beberapa saat kemudian, tubuhnya melorot seraya bersandar di daun pintu. Bayangan pertikaian kedua orang tuanya semakin meracuni pikiran. Biduk rumah tangga tanpa cinta sungguh bagaikan momok menyeramkan bagi gadis berusia 21 tahun itu. Ia sama sekali tak bisa menyalahkan papanya. Papa teramat mencintai Amanda—ibu kandung Lyla—hingga kini. Itu merupakan kesetiaan yang langka, bukan? Tapi, jika sudah seperti ini, kesetiaan itu justru menghabisi belas kasih terhadap wanita yang telah sepuluh tahun ini setia menjadi istri.

The Wedding (Radit & Lyla)Where stories live. Discover now