The Shine of Pelita Cahyani

6.6K 694 37
                                    

Pukul dua dini hari, Lita kembali di bawa ke rumah sakit. Anita menghubungi ponsel Radit, membuat laki-laki yang tengah terlelap memeluk istrinya terbangun dan tergesa ke rumah sakit.

"Ikut gue ke rumah sakit sekarang," pinta Radit sedikit memohon.

Lyla melepas cekalan tangan Radit, namun ia berjalan mendahului Radit mengambil dua jaket. Lyla sudah bertekad menjadi Miranti kedua. Ia tak mau melepas suaminya hanya karena wanita lain. Tidak dibenarkan seorang keponakan memiliki hubungan khusus dengan tantenya. Tidak dibenarkan laki-laki berumur 22 tahun lebih sedikit mencintai wanita berumur 29 tahun. Dan tidak dibenarkan pula wanita merebut hak sah istri orang.

Keduanya berlari di koridor rumah sakit, Lyla bahkan lupa kalau dalam perutnya ada janin yang sedang berusaha tumbuh dan bertahan. Lita, gadis itu adalah kunci utama agar hubungan Tio dan Anita membaik. Jadi, Lyla terus berdoa agar gadis cilik itu bertahan hidup. Lyla akan mengucap banyak terima kasih bila Lita bertahan hidup.

Lagi-lagi, Anita selalu saja menumpahkan tangis di dada Radit. Menghambur dan mendekap erat tubuh Radit yang tadi baru saja Lyla peluk sepuasnya. Lyla berdeham, mengusap hidup dengan satu jari telunjuk dan memilih duduk berpura-pura tak peduli dengan tangisan Anita. Biarkan saja wanita itu begitu sekarang.

Hingga pukul empat pagi, wanita itu terus terisak dengan kepala terebah di pangkuan Radit. Sementara Lyla duduk bersandar sembari melipat kedua tangan di dada. Lita masih terbaring koma. Masker oksigen dan alat bantu medis lain menjadi penopang gadis itu untuk hidup.

Lyla mendesah pasrah, tak dapat banyak yang ia lakukan kecuali berdoa. "Gue keluar sebentar," pamit Lyla pada suaminya. "Dan jangan lupa hubungi papa kandung Lita. Sepertinya dia lebih berhak menunggu di sini."

Selesai Lyla mengucapkan itu, tubuh Anita menegang. Ia mendadak bangkit.

"Gue temenin, ya?" Radit hampir bangkit dari duduk.

"Nggak usah, bisa sendiri kok gue," tolak Lyla sedikit jutek dan kembali menjadi wanita saat pertama Radit kenal.

Tanpa memperpanjang pembicaraan lagi, Lyla pergi begitu saja, membuat Radit dan Anita menghela napas bersamaan.

**

Lima menit kepergian Lyla, Anita sedikit gelisah dengan segala kecaman tidak langsung dari mulut Lyla. Wanita muda itu tak bisa dianggap remeh. Sekali Anita bersikap semena-mena, Lyla sanggup bertindak ke depan untuk mengatasi tekanan. Bahkan dengan berani mahasiswinya itu langsung mengajukan penggantian dosen setelah Anita bersikap tak professional.

Anita menitipkan Lita pada Radit selama ia keluar mencari Lyla dengan alasan mencari udara segar. Meski dari tatapannya Radit memahami ke mana Anita akan pergi, laki-laki itu membiarkannya.

Langkah Anita terhenti di depan food court lantai bawah. Lyla terlihat sedang duduk menikmati secangkir teh hangat. Ia melangkah dan mengambil duduk di kursi tepat di seberang meja Lyla. Anita mendesah dan berpaling menghindari tatapan istri Radit.

"Maaf," gumamnya.

Lyla menyeringai pelan. "Saya yang salah karena secara sadar telah merebut kekasih Anda, Bu."

Anita tertunduk. "Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Jika Lita pergi, aku tidak tahu harus bagaimana dan ke mana lagi. Aku mohon biarkan aku seperti ini bersama Radit," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Lagi-lagi Lyla tersenyum hambar. "Anda masih punya, Om Tio," kilahnya.

"Aku ... akan segera bercerai dengannya," sambung Anita nelangsa.

Lyla mengembuskan napas pelan seolah sedang menahan gejolak amarah. "Jika memang Bu Anita sudah tidak mengharapkan Om Tio lagi, kenapa kata gugatan cerai itu hanya Anda lakukan dimulut saja sejak berbulan-bulan lalu atau bahkan beberapa tahun lalu setelah menjalin hubungan dengan suami saya?" Lyla terus mencecar, berusaha memukul otak dosen yang bebal karena cinta. "Atau jangan-jangan, selama ini Radit hanya tumpuan pelarian Anda?" terka Lyla telak membuat Anita mendongak.

"Jika Anda takut diri Anda tak punya siapa-siapa lagi bila Lita pergi, saya lebih takut lagi siapa yang akan menjadi tumpuan anak saya kelak bila Radit tidak di sampingnya," pungkas Lyla. "Maaf, saya permisi."

Anita tertunduk kembali, tak berani menatap punggung Lyla. Lyla hamil? Sudah sejauh itu hubungan Radit dengan istrinya? Air matanya terurai, membuat bahunya bergetar hebat. Ia tak peduli lagi meski menjadi konsumsi publik di kantin rumah sakit itu.

**

Pukul delapan pagi—saat Tio datang dengan tergesa karena baru tadi Radit akhirnya menghubunginya diam-diam—Lita terbaring kritis. Tekanan darahnya terus menurun. Anita terduduk lemas di lantai dengan tangis berderai dan teriakan histeris. Tio duduk di samping putrinya yang seolah ingin memanggil kata papa, tetapi kaya bisikan samar yang terdengar.

"Bangun, Sayang. Papa dengar. Papa mohon, jangan temui Mama sekarang," bisik Tio di telinga Lita. Ia memeluk dan memangku putrinya yang selama ini terabaikan. Salahkan saja dirinya karena terlalu memendam benci dan dendam setiap kali melihat Lita. Karena Lita lahir, Wulan pergi meninggalkannya. Namun, seiring tumbuhnya gadis berambut ikal itu, wajah Wulan membayang. Setiap permintaan Lita untuk kembali bersama Anita, ia seolah mendengar pesan dari Wulan untuk mengikhlaskan kepergiannya.

Dokter menggeleng pasrah setelah memeriksa keseluruhan dari diri Lita. Dokter sedikit menjauh, memberikan ruang pada Tio yang tersedu memeluk tubuh rapuh dan kurus Lita. Bahkan rambut ikal Lita sudah mulai rontok sedikit demi sedikit.

"Please, bangun sekali ini saja. Beri Papa kesempatan," bisik Tio lagi sembari menghujani kening Lita dengan kecupan.

Radit mendesah sesak, bersandar tak kuat di dinding rumah sakit. Gadis kecilnya melemah, tak ada lagi celoteh ceria yang menceritakan kegembiraan semangat hidupnya.

Suster berusaha membantu Anita berdiri, mendudukkanya di sofa.

Hati Lyla berdenyut perih. Bertahanlah, aku mohon bertahan. Jangan kamu buat aku harus merelakan suamiku demi mama tirimu.

Sedetik setelah garis lurus dan bunyi berdenging terdengar. Tangis Tio semakin pecah, dipeluknya semakin erat. Anita tak sadarkan diri dalam pelukan suster. Tubuh Radit mencelos turun dan terduduk di lantai dengan isak tangis karena kehilangan.

Dalam satu ruangan yang dirundung duka itu, mereka memiliki kesedihan dan harapan yang berbeda, termasuk Lyla.

Lyla bergeming, air matanya luruh. Perlahan ia mundur dan menjauh dari ruangan itu. Sinar harapan dari Lita menghilang detik itu juga bersamaan dengan nyawanya yang meregang.

**

Tanah merah itu masih tampak basah dan bertabur bunga. Aroma wangi kemboja terhirup seketika angin semilir membawa harum bunga berkelopak putih itu. Radit masih setia menopang tubuh Eyang Kasih. Wanita tua itu syok saat melihat cucunya yang selama ini kurang ia perhatikan. Ia menyesali, seharusnya dulu ia mendengar Tio akan perasaannya terhadap Wulan. Sekarang, gadis kecil itu telah dijemput ibunya. Menyatu dengan tanah pemakaman yang hening.

Julia dan Dipta juga ada di sana, memberikan penghormatan terakhir pada putri Tio satu-satunya. Mereka mendekat ke arah Anita yang berjongkok bersisian dengan Tio, menepuk bahu agar mereka tegar. Julia mengambil alih Eyang Kasih dari pelukan Radit, memapahnya untuk pulang. Hingga semua pelayat itu meninggalkan pemakaman, menyisakan tiga orang yang pernah mencurahkan kasih saying pada Lita meski di detik terakhir sekalipun.

Perlahan Radit mundur, meninggalkan sepasang suami-istri yang masih terlingkup dalam kubangan duka. Meninggalkan Anita yang semakin bersandar pasrah pada bahu Tio dan tersedu kembali bersamaan dengan Tio mengecup puncak kepala dalam rangkulannya.

Radit mengulas senyum. Desir angin kelegaan seolah menerpa hawa hidupnya. Kepergian Lita tak melulu membangkitkan kesedihan. Namun, Lita berhasil membuat orang tuanya bersatu kembali. Lita pasti tersenyum di samping Wulan sekarang.

**    

(09-12-2018)   

Halo, apa kabar? Semoga masih ada yang mau tengok lapak ini. :")
Untuk yang sudah baca Courier of Love versi cetak, terima kasih banyak. Dan jangan kaget kalau di versi cetak ada beberapa part yang tidak muncul di versi Wattpad. Versi cetak dan Wattpad memang ada sedikit perbedaan. ^_^

Jangan lupa mampir baca Luna sampai ending juga ya.
Selamat membaca. :)

The Wedding (Radit & Lyla)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora