Pagi ini Tsunade, Shizune, Kakashi, Naruto, Sakura, dan Shikamaru sedang rapat di kantor hokage. Mereka sedang membicarakan tentang keberhasilan team Kakashi dalam melawan akatsuki.
"Jadi aku putuskan, bahwa Naruto dan Sakura akan menjadi jonin." ujar Tsunade.
"Tapi sebelumnya, aku ingin meminta izin dulu pada orang tua Sakura agar ia mengizinkannya menjadi jonin." sambung Tsunade.
"Apa, kenapa harus meminta izin, nek ?" rengek Sakura.
"Tentu Sakura. Karena setelah kau menjadi jonin, kau akan kuberi misi yang sangat berbahaya. Apakah orang tuamu mengizinkan ?" ucap Tsunade.
"Baiklah." Sakura hanya mengiyakan.
"Sementara kau Naruto..." ucapan Tsunade terpotong.
"Tidak perlu nek, orang tua ku pasti bangga dan mengizinkanku untuk menjadi jonin." celetuk Naruto.
"Aku tahu itu. Aku hanya ingin meminta izin pada Kakashi." ucap Tsunade. "Kakashi, apa kau mengizinkan Naruto ?"
"Tentu nek." jawab Kakashi.
"Baiklah, kita tinggal menunggu keputusan orang tua Sakura. Setelah ini kalian akan kuberi misi pertama sebagai seorang jonin." ujar Tsunade.
Di perjalanan pulang, Sakura bergemu dengan orang tuanya, ia pun langsung menghampirinya.
"Ibu, ayah." sapa Sakura.
"Hai paman, hai bibi." sapa Naruto yang sedang berjalan bersama Sakura.
"Hihihi, putri kita semakin dekat ya dengan putra pahlawan." bisik ibu Sakura.
"Ayah, ibu, kumohon izinkan aku menjadi jonin." pinta Sakura.
"Apa, menjadi jonin ?" ucap ayah Sakura tak percaya. "Hahahahaha...." ayah dan ibu Sakura tertawa terbahak bahak sampai sampai penduduk desa menghampiri mereka.
"Kenapa, apa ada yang lucu ?" tanya Sakura kebingungan.
"Hahaha... Mencuci sendiri pakaian mu saja tidak bisa, apalagi menjadi jonin yang misinya lebih sulit dari mencuci pakaian. Hahahaha...." ucap ayah Sakura dan semua orang tertawa.
"Sakura, bagaimana mau menjadi jonin, kalau kamarmu saja mirip seperti isi pesawat jatuh. Hahaha...." ucap ibu Sakura.
"Sakura..." lirih Naruto.
"Sudah cukup kalian mempermalukanku." Sakura pun berlari meninggalkan kerumunan orang yang tawanya semakin keras saja. Naruto pun menyusul.
Sakura pun berlari menuju taman. Sekarang ia sedang duduk di ayunan.
"Saku..ra, kau tidak apa apa ?" tanya Naruto.
"Sudah cukup orang tuaku mempermalukanku di depan semua orang. Aku ini memang tak diinginkan kehadirannya. Aku ini hanya di cap sebagai anak pemalas dan tidak mandiri. Aku benci semuanya..." ujar Sakura.
"Sakura..." lirih Naruto yang sedang duduk di ayunan sebelah Sakura.
"Lebih baik, aku tidak usah mempunyai orang tua." teriak Sakura.
"Sakura, jangan bicara begitu. Walau bagaimana pun, mereka adalah orang tuamu. Mereka telah menjaga dan merawatmu dari kau lahir sampai sebesar ini." ucap Naruto.
"Kau ini sebenarnya di pihak siapa ?" tanya Sakura semakin kesal.
"Kalau ada Sasuke, pasti ia lebih mengerti." gumam Sakura.
"Heh, Sasuke yah."
"Haha, rupanya ada yang sedang patah hati." ujar seseorang dan dia adalah Tobi.
"Tobi." ucap Sakura dan Naruto.
"Ya, kau benar."
"Dia kan akatsuki."
"Ayo Naruto, kita serang dia."
"Rasengan...." namun sayang, rasengan Naruto berhasil dihindari.
Tiba tiba dari arah atas, Sakura menendang Tobi. Namun, Tobi kembali menghindar.
"Sampai jumpa." ujar Tobi lalu pergi.
Naruto dan Sakura pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Esoknya, Naruto pergi menuju ruang hokage karena Tsunade mengundangnya.
"Nenek Tsunade, apa ada misi ?" tanya Naruto.
"Hmm, sebentar." jawab Tsunade sembari memeriksa daftar misi.
"Hai." ujar seseorang.
Naruto mematung, sepertinya ia seperti mengenal suara itu.
"Minato, Kushina, ada misi lagi." ujar Tsunade.
"Hah, ayah dan ibu. Bukankah mereka sudah tewas." gumam Naruto.
Brukkk. Sebuah pukulan mendarat di wajah Naruto. Kushina baru saja memukulnya.
"Jadi ini cara kau menyambut ayah dan ibumu." teriak Kushina.
"Kalian akan melawan team rahasia." ujar Tsunade.
"Nenek, izinkan aku ikut dalam misi ini." pinta Naruto.
"Tapi..."
"Sudahlah tuan hokage. Mohon izinkan dia jika memang ia ingin ikut." ucap Minato.
"Baiklah. Besok pagi, kalian pergi ke gerbang konoha." perintah Tsunade.
Setelah berlatih bersama team Kakashi, Naruto pulang ke rumahnya. Ia sudah terbiasa dengan rasa kesepian dalam hidupnya. Namun, hari ini berbeda. Naruto kaget saat melihat Minato dan Kushina yang sedang menyambutnya.
Di dunia ini, nama Naruto berubah menjadi Menma.
"Menma, kau pulang cepat ya." sapa Kushina.
"Ibu.." gumam Naruto.
"Sebentar ya, ibu mau membuatkanmu makanan di dapur." ujar Kushina.
Kushina dan Minato pergi ke dapur untuk membuat makanan. Sesekali canda tawa suami istri tersebut membuat Naruto bahagia.
Malamnya, Naruto ke luar rumah dan bertemu Sakura. Ada beberapa keanehan sekarang. Orang tua Naruto masih hidup, sementara orang tua Sakura sudah tewas dan terlihat ukiran wajah ayah Sakura yang menggantikan Minato.
Naruto dan Sakura bertemu di tengah desa.
"Dunia ini memang berbeda." gumam Naruto.
"Ayah dan ibuku masih hidup. Benar benar kehidupan yang ku impikan. Aku bahagia tinggal di sini." sambung Naruto.
"Jadi kau senang tinggal di dunia aneh ini. Kita harus kembali ke dunia asli, Naruto." bantah Sakura.
Naruto dan Sakura kembali berjalan menuju rumah masing masing. Naruto sangat sedih bahwa di kehidupan nyata, ia tidak memiliki siapa siapa. Namun mau tidak mau ia harus kembali ke dunia nyata.
Esoknya, para shinobi sudah berkumpul di gerbang konoha untuk menyelesaikan misi. Di sana ada team Kakashi, team Guy, Minato, dan Kushina. Sifat Kakashi dan Guy jadi tertukar.
Mereka pun berangkat menuju sebuah hutan. Namun, mereka marah di serang oleh Gamabunta, katak temannya Naruto. Anehnya, Gamabunta tidak mengenal Naruto.
Mereka semua menyerang Gamabunta, namun tak sengaja Naruto menginjak sebuah segel dan munculah para katak lainnya. Mereka kewalahan menghadapi para katak. Gamabunta mengeluarkan racunnya dan hendak mengenai Naruto. Namun, Kushina melindunginya sehingga kakinya mengalami luka bakar.
Kelanjutannya bersambung di part kedua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto: the life stories
FanfictionNaruto Uzumaki adalah anak yatim piatu, ia selalu diajuhi oleh penduduk desa konoha karena monster kyuubi ada dalam tubuhnya. namun Naruto bercita cita ingin menjadi seorang hokage. saksikan kisah kisah seru, inspiratif, lucu, survei dan menghibur d...