Mabuk

130 9 1
                                    


"Arthur, kebetulan sekali, masuklah."

Jacob membuka pintu rumah keluarga Austine lebih lebar, memiringkan tubuhnya mempersilahkan pengacara terkenal itu masuk kedalam rumah tunangannya. Senyumnya yang menawan tetap bertengger diwajahnya yang tampan.

Arthur memandang lelaki didepannya itu dingin, berbanding terbalik dengan tatapan yang dilontarkan Jacob padanya. Peristiwa saling pandang itu mungkin tidak akan berhenti jika saja Isobel tidak muncul dari dalam rumah dengn membawa beberapa kue coklat yang terlihat lezat.

"Arthur, masuklah. Jacob membuat beberapa kue, dia koki yang handal."

Jacob tertawa kecil dan merangkul bahu Isobel hangat, "Dan dia koki terhandal."

Isobel menatap Jacob hangat, senyum diwajahnya yang tak lagi muda berkembang. Ditatap seperti itu Jacob dengan sigap mencium pipi ibunda Anne Austine itu singkat, "Aku menyayangimu, Ibu."

"Ibu?" Tanya Arthur mendengar panggilan tak wajar Jacob kepada Isobel. Jacob bukanlah anak dari wanita itu bukan.

"Dia selalu memanggil Ibuku Ibu, Arthur. Dan Ibu menganggap Jacob sudah seperti anaknya sendiri."

Arthur menatap kesampingnya ke arah Anne Austine yang memandang Arthur dengan hangat dan terlihat senang. Ada rasa didalam dada Arthur yang tidak merelakan wanita disampingnya itu tersenyum karena orang lain apalagi orang lain itu adalah seorang Jacob.

"Dia memang memanggilku seperti itu." Kali ini Isobel yang menjawab. Arthur mengangguk  sekilas dan memasuki rumah itu mengikuti Isobel, Jacob dan Anne yang sekarang mendahuluinya.

"Michael sedang mengerjakan beberapa urusan, jadi kalau kau ingin melakukan penelitian dikamar Anne sekarang tidak apa-apa." Sambung wanita itu, "Tapi, aku kira beberapa hari lalu kau mengirim Jenderal Boby dan para anak buahnya untuk melakukan penyelidikan dikamar Anne."

"Benar," Arthur mengangguk, "Aku kesini hanya untuk mengunjungimu dan Michael."

Isobel menatap Arthur lembut, seperti tatapan Chloe dulu sebelum George meninggalkan dirinya. "Benarkah? Aku dan Michael baik-baik saja."

"Aku melihat kalian baik-baik saja," Arthur tersenyum simpul, lalu menatap Jacob disamping Isobel tajam, "Aku juga melihat pembunuh Anne disini."

Anne menyikut pinggang Arthur keras membuat lelaki itu meringis kesakitan. Melihat lelaki didepannya meringis, Isobel bertanya khawatir, "Ada apa?"

Arthur menggeleng, sekilas menatap Anne yang melotot disampingnya tajam.

"Aku akan mengambilkan beberapa obat untukmu, perutmu sakit bukan?" tutur Jacob tulus lalu bangkit dari duduknya.

"Tidak-tidak usah," Arthur menyela cepat, "Aku baik-baik saja."

Jacob kembali duduk ditempatnya dan mengangguk, "Baiklah."

"Sepertinya aku harus pergi sekarang," ujar Arthur lagi kemudian bangkit disusul Jacob dan Isobel.

Isobel tersenyum ramah, "Datang lagi nanti, Nak."

Arthur mengangguk patuh dan tersenyum singkat, "Tentu saja, aku pergi dulu." Lelaki itu berjalan tegas menuju mobilnya, sebelum melaju lelaki itu kembali mengamati kedua orang itu. Matanya menatap lelaki berambut coklat yang merangkul isobel itu tak suka.

-----------------------

"Kau gila!"

Arthur menatap wanita bertubuh ramping yang tiba-tiba saja duduk disamping kursi kemudi. Dengan tatapan sedingin salju lelaki itu membuat Anne malah semakin geram karenanya. Wanita itu menggeleng keras dan membalas tatapan dingin itu dengan mematikan.

THE BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang