7. Let Me Know Pt. 3

5.4K 848 61
                                    

"Menginap di rumah Kookie?"

"Ne, Eomma. Eum, tugas kali ini lumayan banyak dan sedikit sulit. Kami harus begadang untuk mengerjakannya."

"Baiklah, Jiminie. Hati-hati ya, Nak. Jangan terlalu merepotkan Nona Kim. Oh, apa Eomma perlu menelponnya-"

"Ani yo. Tidak usah, Eomma. Sudah dulu Eomma, aku tutup telponnya, ya. Selamat malam."

"Selamat malam, Jiminie."

Heol. Lagi-lagi aku berbohong kepada orang tuaku sendiri. Jika waktu itu kepada Appa, sekarang kepada Eomma.

Hufth...

Aku memasukkan handphone ke dalam ransel. Kemudian terdiam beberapa lama memandangi pintu kamar Hoseok-hyung yang setengah terbuka. Di dalam sana, Suga tengah ditangani oleh pemilik apartemen ini.

Semua terjadi begitu cepat setelah Hoseok-hyung datang ke tempat kami.

Dia merupakan perawat yang benar-benar cekatan.

Tanpa banyak bertanya, begitu kami sampai di sini dia langsung membaringkan Suga di tempat tidurnya. Meraih sebuah kotak berisi obat serta alat-alat kesehatan, dan sigap membuka pakaian Suga untuk memeriksa kondisi tubuhnya.

Sedang aku hanya seperti bocah kebingungan yang tersesat, karena aku tak tahu musti melakukan apa-apa selain melihat saja kan. Dan ditambah rasa khawatir- nah, memang seharusnya kan? Maksudku, wajar kan aku mengkhawatirkan Suga.

Tepat setelah melihat sekilas luka Suga, Hoseok-hyung tersenyum lembut kepadaku. Menyuruhku untuk membersihkan diri sembari menunggu ia merawat Suga. Well, dia berkata halus kepadaku bahwa sepertinya penanganan terhadap perut Suga bukanlah sesuatu yang sedap dipandang mata.

Dan aku langsung melakukan apa yang disuruh Hoseok-hyung. Aku memang perlu mengganti seragam yang sudah belepotan darah ini. Dan aku memang tidak akan kuat menyaksikkan hal-hal seperti itu, lewat video saja tidak sanggup apalagi melihat langsung.

Euuw, membuatku meringis.

Ransel kutaruh di sofa putih susu ruang nonton, setelahnya aku bergerak menuju kamar mandi kedua di apartemen kawasan Gangnam ini.

**** ****

"Jangan dibius!"

Suga berkata tegas disela-sela napas beratnya yang terputus-putus. Jemarinya mengenggam erat tangan Hoseok-hyung yang hendak menyuntikkan sesuatu.

"Kau akan dijahit dan lukamu cukup dalam,"jawab Hoseok-hyung bersikeras. Namun masih terdengar halus.

"Aku bisa menahannya."

Dan Suga tetap pada keinginannya, menatap lekat kedua mata Hoseok-hyung.

"Well,"desah Hoseok-hyung. Perawat itu semula ragu, namun kemudian mengangguk yakin. Meletakkan suntik, lalu mulai bermain dengan alat-alat bedahnya setelah sebelumnya tersenyum lembut kepadaku, "kurasa kau tidak akan suka melihat ini, apa kau mau menunggu di luar, Jiminie? Oh, sepertinya kau perlu membersihkan diri, silahkan ambil saja sembarang pakaian dari closetku. Dan tidak usah cemas, dia akan baik-baik saja."

"Kurasa kau tidak baik-baik saja, Suga."

Aku duduk di tepian kasur, tepat di samping Suga, meneliti setiap sudut tubuh pria yang sepertinya setengah sadar setengah terlelap ini. Terutama pada perban putih yang meliliti perut kurus namun berotot-nya. Serta wajahnya yang berkeringat dingin dan tampak sulit bernapas.

Handuk panas yang sudah kuperas kusapukan lagi pada sekujur tubuh Suga.

"Jaga agar suhu tubuhnya tidak turun, ya."

Dark & Wild : Book 1 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang