SEMBILAN BELAS

75 5 2
                                    


Hari ini adalah hari keberangkatan siswa-siswi kelas sebelas SMA Bina Nusantara camping selama tiga hari dua malam.

"Gue bis berapa ya? Gue liat di mading dulu deh." Gumam Lintang yang baru saja sampai di sekolahnya dan bingung mendapati banyak bis di sekolahnya.

Lintang berjalan menuju mading sekolahnya yang terdapat banyak murid Bina Nusantara melihat pembagian bis untuk mereka.

"Heh? Kok bis nya sesuai ekskul gini sih? Kan harusnya sekelas.. nyebelin ih." Gumam Lintang di antara kerumunan para murid tersebut.

Yah.. nggak bisa satu bis sama Benaya dong? Eh, emangnya si Benaya ikut? Batin Lintang bingung.

Para murid SMA Bina Nusantara yang mengikuti kegiatan camping langsung menuju ke bis masing-masing yang sudah dibagikan.

Lintang menaiki bus nya dengan ogah-ogahan. Kemudian ia memilih tempat duduk yang paling depan di bis, karena memang ia tidak suka duduk di belakang dan gampang mabuk.

"Loh Lintang? Lo juga di bis ini?" Tanya Laura, teman sekelas Lintang.

"Ya seperti yang lo lihat lah." Jawab Lintang malas sambil menyenderkan kepalanya di kaca jendela bis sebelah kanan.

"Lo duduk sendirian?" Tanya Laura yang masih berdiri di samping tempat duduk Lintang.

"Hm."

"Gue duduk sama lo ya lin, nggak ada yang gue kenal di bis ini kecuali lo hehe.."

"Hm."

Laura pun langsung duduk di kursi samping Lintang.

Perjalanan dari sekolah menuju tempat kegiatan camping lumayan jauh. Lintang yang masih asyik menyenderkan kepalanya di kaca jendela dan akan memejamkan matanya tiba-tiba merasa terganggu karena ada seseorang yang mengusik kepalanya.

Lintang segera menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat siapa yang mengganggunya tadi.

"Adam? Apaan sih, ganggu mulu deh." Ucap Lintang kesal.

"Hehe.. bercanda kali lin, lanjutin deh tidur lo." Ucap Adam tersenyum manis.

Lintang mengabaikan ucapan Adam dan langsung kembali ke aktivitasnya tadi. Ia segera memejamkan matanya dan menikmati lagu-lagu khas Jawa Barat yang di putar oleh kondektur bis. Lintang yang sudah mulai masuk ke alam tidurnya, samar-samar mendengar seseorang yang berbisik di telinga kanannya dari arah belakang melalui space antara kaca jendela dan kursinya.

"Nice dream lin. Gue sayang sama lo, andai lo tau itu." Ucap seseorang yang ada di belakangnya, siapa lagi kalau bukan yang menjahili Lintang tadi?

*****

Bis yang ditumpangi Lintang sudah sampai di tempat camping tersebut yang terdapat banyak pohon rindang seperti bukit-bukit layaknya di film Breaking Dawn ckck.

Para murid yang ada di dalam bis berbondong-bondong keluar dari bis agar bisa menikmati suasana sejuk yang ada disana dan ber selfie manja untuk mengabadikan moment tersebut.

"Gue turun duluan ya lin." Ucap Laura dan langsung bergegas turun dari dalam bis.

Lintang mendesah berat. Entah kenapa tiba-tiba mood nya tidak bersemangat mengikuti kegiatan camping ini. Apa karena tidak adanya kehadiran Benaya di depan matanya ia jadi seperti ini? Kasian.

"Nggak turun lin?" Tanya Adam yang berdiri di samping tempat duduk Lintang.

"Lo duluan aja."

Adam hanya bisa mendesah berat dengan sikap Lintang yang nggak mood kali ini. "Oke deh." Adam pun pergi meninggalkan Lintang yang masih diam di dalam bis.

Lintang yang akan berdiri untuk keluar dalam bis mengurungkan niatnya karena melihat bis lain yang datang tepat di sebelah bis yang di tumpangi Lintang.

Ben? Ya ampun itu beneran Ben? Kenapa gue seneng banget ya Allah. Batin Lintang sambil tersenyum bahagia melihat Benaya yang turun dari bis sebelahnya.

Benaya mengenakan celana hitam selutut dan jaket jeans yang dibalut kaos warna abu-abu polos di dalamnya. Tak lupa Benaya juga memakai topinya dengan terbalik. Cool.

Dan tanpa diduga setetes air mata Lintang jatuh membasahi pipinya karena hanya melihat seorang Benaya di depan matanya.

*****

Para murid kelas sebelas Bina Nusantara dikumpulkan di sebuah lapangan luas yang ada di area camping tersebut.

Semua murid laki-laki maupun perempuan dibagi perkelompok membuat tenda untuk tempat tidur mereka.

Lintang pun berkumpul dengan kelompoknya yang sudah sibuk mendirikan tendanya.

Kalo semua udah kerja ngapain gue disini? Yang ada gue malah bantu do'a. Mana gue nggak paham bikin tenda lagi. Mendingan gue jalan-jalan di sekitar bukit sini ah. Batin Lintang tersenyum kemenangan sambil berjalan terbirit-birit meninggalkan anggota kelompoknya yang sibuk mendirikan tenda. Jangan dicontoh ya guys ckck.

Lintang berjalan lumayan jauh dari area camping nya tanpa mempedulikan bagaimana kembali nanti. Ia melewati pohon-pohon besar di bukit itu yang menurutnya sangat aethestic sekali. Ckck.

"Kalau gue punya rumah disini asik kali ya, bisa menikmati udara sejuk dan pemandangan indah. Tapi sayang, di atas bukit ini nggak ada Mall nya, nggak usah jauh-jauh deh, supermarket juga nggak ada, ckck." Ucap Lintang pada dirinya sendiri. Yakali di atas bukit ada mall? Kayaknya si Lintang kurang aqua deh guys.

Tak terasa Lintang berjalan sudah sangat jauh dan berada di puncak bukit itu.

Tapi sekarang tatapan Lintang bukan tertuju ke pemandangan indah yang ada di depannya, melainkan seorang laki-laki yang sendirian sedang duduk membelakanginya menikmati indahnya pemandangan yang ada di depan laki-laki tersebut.

Lintang yang ada di belakang laki-laki tersebut hanya bisa tersenyum bahagia dan bingung harus apa setelahnya.

Benaya? Ya ampun, ini kebetulan atau emang rencanamu ya allah. Kenapa gue seneng gini sih. Batin Lintang tersenyum bahagia dan tanpa sadar air matanya jatuh kembali ke pipinya dan dengan cepat ia mengusapnya.

Yoon Mirae - You Are My World

OST. The Legend Of The Blue Sea

*****

Gambar multimedia di atas itu waktu si Lintang ngeliat Benaya ya guys^^

Jangan lupa vote ya^^ thx!🙌

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang