TIGA PULUH LIMA

43 3 0
                                    

Bandara Adi Sutjipto

Sesampainya di Yogyakarta, mereka langsung menuju ke Hotel di daerah Malioboro yang tidak bukan adalah Hotel milik keluarga Iksan sendiri. Yah kalau dihitung-hitung mereka hanya membayar perjalanan pulang-pergi dan ongkos untuk oleh oleh, jadi tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.

Mereka menikmati perjalanan dengan tenang, Lintang yang hanya diam selama perjalanan hanya bisa diam berkutat dengan pikirannya sendiri.

Gile nih keluarganya Iksan, yang liburan cuma orang 6 aja kendaraannya naik Hi Ace bagus gini, pake supir juga. Hotelnya juga bagus, kok masih kurang gitu sampai buka kafe segala. Batin Lintang ngaco.

"Oh iya guys, ini kan gue pesennya cuma 3 kamar aja soalnya emang lagi full pengunjungnya, jadi nanti siapa yang mau tidur bertiga? Gue lupa belum ngabarin Hotel kalau mau nambah extra bed." Tanya Iksan memastikan.

"Kok bertiga? Kan pas tidurnya 2 anak per kamar?" Tanya Sean.

"Pas mata lo! Terus si Lintang gimana? Enak aja!" Balas Iksan sengit dengan kelakuan santai temannya satu ini.

Lintang yang menjadi perbincangan hanya bisa diam menunggu keputusan teman-temannya.

"Halah gitu aja ribut! Udah gue aja sama sekamar sama Lintang! Lo pada tidur kek biasa." Ucap Evan seenak jidat.

"Modus lo! Udah gini aja, gue sekamar bertiga sama Benaya dan Sam, terus Evan sama Sean sekamar yang dasarnya hombreng akut, dan khususnya Lintang, special for you gue tempatin lo sendiri nggak apa-apa kan? Ngehindarin yang nggak-nggak lin.. gue takut teman-teman gue pada khilaf entar." Ucap Iksan memperjelas.

"Iya sans aja.." Jawab Lintang menyetujui.

Setelah sampai Hotel, mereka memasuki kamar yang sudah ditentukan oleh Iksan.

"Oh iya guys gue lupa kasih tau, nanti kita kumpul lagi waktu dinner ya di bawah, udah pada dapat voucher dinnernya kan?" Tanya Iksan sebelum teman-temannya masuk ke dalam kamar.

Mereka ber lima meng-iyakan pertanyaan Iksan dan segera masuk ke dalam kamar masing-masing.

Kamar Lintang berseberangan dengan kamar milik Benaya, Samuel, dan Iksan. Sedangkan kamar Evan dan Sean berada di sebelah kamar Lintang.

Lintang mulai membuka koper kecilnya dan mengeluarkan perlengkapan mandi serta baju yang akan dikenakan nanti malam.

Betapa senangnya Lintang mendapat dua kasur twin bed dan hanya untuk dirinya. Dengan ide cemerlangnya, ia merapatkan dua kasur tersebut, dan jadilah kasur seperti yang diinginkan Lintang.

Di lain kamar, Evan dan Sean masih sibuk bermalas-malasan di kasur dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Waktu masih menunjukkan pukul 17.00 wajar jika mereka masih rebahan.

"Eh van, ke Platinum yuk? Mumpung lagi rame, banyak kenalannya." Ajak Sean.

"Gila lo! Di kota orang masih aja nyempetin clubbing. Nggak ah, gue nanti malah hamilin anak orang kalau kumat minum." Jawab Evan ogah-ogahan.

"Ya nggak harus minum van, kita disana have fun. Mau ya? Please.." Rengek Sean.

"Iya deh liat ntar ya, gue tawarin anak-anak juga ya."

"Hehe thanks, nanti aja waktu dinner ajak yang lain." Ucap Sean yang senangnya bukan main.

"Iya bacot.. udah sono lo mandi, bosen gue lihat lo cengengesan gitu." Ucap Evan kesal.

"Lo selalu ya nggak suka liat temennya seneng." Ucap Sean kesal sambil melempar bantal ke arah Evan.

"Bangsat! Udah gue males nemenin lo deh!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang