TIGA PULUH DUA

54 3 0
                                    

(Louis Tomlinson - Miss You)

"Gue anterin ke rumah Benaya."

*****

Motor Revo yang ditumpangi Rafif dan Lintang telah sampai di depan rumah besar kediaman milik Benaya.

Rafif dan Lintang yang akan turun dari motor dikejutkan dengan pagar besar di depan mereka yang tiba-tiba terbuka dan memunculkan satpam rumah Benaya.

"Permisi dek, pemilik rumahnya mau keluar." Usir satpam tersebut secara halus.

"O..oh oke pak." Jawab Rafif linglung sendiri.

Kemudian Rafif dan Lintang meminggirkan motornya agar tidak menghalangi jalan sang pemilik rumah besar tersebut.

Pagar besar tersebut pun terbuka dan muncul lah Range Rover Hitam yang dikendarai oleh sang pemilik rumah tersebut. Henry alias Papa Benaya.

Mobil yang dikendarai Henry akhirnya keluar dari rumah tanpa mempedulikan dua bocah yang sedari tadi memperhatikannya.

"Gile.. itu beneran bokapnya Ben? Bule amat, kalah gue." Ucap Rafif ngelantur.

"Emang dari sononya lo kagak bule ogeb." Jawab Lintang memutar kedua bola matanya jengah.

"Wah.. wah.. sembarangan aja lo kalo ngomong. Gini-gini gue masih ada darah sama Ratu Elizabeth loh, jangan salah.."

"Ck terserah apa kata lo dah fif! Lagian kita kesini tuh niatnya mau ketemu Benaya apa bahas keturunan lo yang ketukar sih.." Ucap Lintang gemas.

"Yaudah kuy buruan." Ucap Rafif berjalan mendahului Lintang menyerupai Dora The Explorer dengan semangat 45.

Lintang yang memperhatikan Rafif seperti itu hanya bisa berekspresi cengo. "Temen gue kenapa begini amat yak." Kemudian ia berjalan menyusul Rafif yang sekarang sedang berbincang dengan satpam rumah Benaya.

"Kalian siapanya tuan Benaya?" Tanya satpam tersebut.

"Ah.. saya temen kelasnya Benaya pak, saya pengen main sama Benaya." Jawab Rafif.

"Maaf, tuan Benaya tidak diperbolehkan keluar dari rumah, sebaiknya kalian berdua pulang saja." Jelas satpam tersebut.

"Gimana nih lin.. kita nggak bisa ketemu sama Benaya." Bisik Rafif kepada Lintang.

"Ya lo cari ide kek biar bisa ketemu sama ben, biasanya otak lo kan encer banget kalo tentang rayu-merayu." Jawab Lintang pelan.

"Em.. gini pak, saya ada tugas kelompok bareng Benaya, deadlinenya besok. Terus kalo saya nggak ketemu sama Benaya, gimana saya mau ngerjain? Bapak mau ganti rugi nilai saya sama Benaya kalo jelek? Kasian pak orang tua saya ngebiayain sekolah mahal. Apa tega saya membalas budi mereka dengan cara bermalas-malasan seperti itu? Apakah say-"

"Sudah cukup! Kalian boleh bertemu tuan Benaya, tetapi mengerjakan tugasnya didalam dan tidak keluar rumah. Mengerti? Karena ini perintah dari ayah tuan Benaya langsung." Tegas satpam tersebut memotong ucapan Rafif.

"Ah itu mah nggak apa atuh pak, yang penting cukup disuguhin sama yang enak-enak saya betah disini. Btw pak, si bapak tambah manis deh kalo baik gini.. " Ucap Rafif sambil mengerling genit.

Lintang hanya bisa bergidik ngeri melihat tingkah Rafif dan segera menarik temannya itu kedalam sesudah mengucapkan terima kasih dengan satpam tadi.

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang