16. Scratches

3.9K 464 129
                                    

Prolog

Halo-halo, kalian, baik yang jomblo, sudah punya pacar atau membelah diri, selamat malam. Selamat beraktifitas. Jika kalian kebetulan tengah bekerja, shift malam, good luck. Kalau kalian tengah masturbasi agar mengantuk, cobalah minum susu, katanya bikin ngantuk.

Anyway, menulis chapter ini, jujur menguras banyak energi gue, enggak tahu kenapa.

BTW, apakah Make It Right The Series Season 2 becoming yey or nay? Apakah mereka sekarang sudah bisa akting lebih baik? Honest opinion, China always make better BL story than Thailand overall. I mean, looked at their kiss scene!!

Eh, selamat untuk Jordan-Akbar pemenang vote. Buat pendukung Haris jangan sedih, siapa tahu mereka berdua endingnya mati bareng, kan? Buahaha

***

Kepalaku masih terasa pusing. Mataku berat bahkan hanya untuk terbuka. Kedua tanganku sulit untuk aku gerakkan, seperti keduanya terikat dengan sesuatu. Aku merasakan kakiku kedinginan, ibarat saat tengah malam dan kakiku keluar dari selimut. Kurang lebih begitu rasanya. Dan dingin itu menjalar hingga lututku. Tenggorokanku kering, aku berdeham, lalu berusaha sekuat tenaga untuk kembali membuka mataku.

Hal pertama yang aku lihat adalah tubuh yang tidak tampak asing, terbaring disampingku. Lalu menyadari rasa dingin kakiku karena memang aku tidak mengenakan selimut. Dan ruangan ini cukup dingin. Selanjutnya, dua pria yang menjaga pintu. Dua pria yang berbeda dari tadi malam. Tadi malam, orang yang mengaku tantenya Jordan mengabariku bahwa Jordan mengalami penodongan. Dan bodohnya aku percaya begitu saja. Mengapa jika menyangkut Jordan, aku berubah menjadi kambing bodoh yang bahkan tidak bisa membedakan mana rumput mana pecahan botol equil?

Aku memperhatikan dua lelaki yang menjaga pintu, sepertinya tugas mereka hanya untuk menjaga pintu, bukan untuk menyiksaku. Terbukti ketika aku bangun sepenuhnya, mereka sama sekali tidak memedulikanku. Aku beralih pada tubuh yang masih terbaring di sampingku, menggoyang-goyangkan tubuhnya agar terbangun. "Ris!" Panggilku serak. Haris tidak bereaksi. Namun dia masih hidup, aku masih bisa merasakan denyut di nadinya. Aku kembali menatap kedua penjaga. "Aku haus." Aku tidak meminta air, aku hanya memberitahu mereka jika aku haus.

Mereka saling bertatap sebelum salah satu dari mereka keluar. Aku sama sekali tidak memiliki rencana untuk kabur, buat apa? Dibalik pintu ini pasti masih banyak para penjaga. Terlebih rasanya kejam jika aku meninggalkan Haris sendirian disini. Aku juga tidak mau menanyakan kepada mereka kenapa mereka menyanderaku, karena aku tahu mereka hanya bawahan yang melaksanakan tugas bosnya. Lelaki yang tadi keluar, masuk kembali membawa dua gelas air putih. "Bos ingin makan pagi bersama kalian, tolong bangunkan temanmu." Aku menghela nafas panjang. Siapapun penculik kami, sepertinya mereka adalah termasuk golongan penculik yang memiliki tata krama. Aku meminum air putih satu gelas, memakai sisanya untuk aku usap-usapkan ke pipi Haris.

Haris bergumam, terlihat menggemaskan saat membuka matanya. Apakah ini yang Jordan lihat setiap pagi saat bangun tidur? Tidak heran Jordan lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Haris. Haris begitu muda dan segar. Oh, aku hampir lupa Haris sepuluh tahun lebih muda dariku. "Akbar?" Aku menempatkan jari telunjukku ke bibir, untungnya Haris cepat tanggap dalam menganalisa kondisi. Aku selalu meremehkan penculikan dalam sinetron, namun ketika aku mengalaminya sendiri, jangankan untuk berniat kabur, nyali untuk mengalahkan penjaganya saja tidak ada.

Kami diperbolehkan mandi dalam waktu lima menit. Baju baru sudah disiapkan bahkan serasa pas dengan ukuran kami. Haris masih menatapku bingung, aku juga sama bingungnya dengan dirinya. "Kita dimana, Bar?"

AMOR MANET (completed)Where stories live. Discover now