delapan

2.8K 350 6
                                    

"bangun! Bukankah kau harus sarapan?! Ini sudah jam 7 aku harus segera pergi ke sekolah!" joohyun menggoyangkan tubuh sehun yang masih terselimuti di sofa

"aku tak bisa menemanimu sarapan kalau kau terus tidur! Cepat bangun!!!!" ia terus mengganggu sehun

"kau kan tak ada kelas hari ini! Tapi hari ini aku ulangan matematika!!" kata joohyun

"ahh ya sudah! Terserah saja! Aku pergi dulu! Ingat ya aku sudah membangunkanmu untuk sarapan! Jangan salahkan aku nanti!" kata joohyun lalu segera mengambil tasnya dan pergi dari kamar itu karena taeyong sudah menjemputnya.

"kau lama sekali! Cepat masuk!" teriak taeyong dari dalam mobilnya

"mianhae, sehun oppa sulit sekali di bangunkan!" jawab joohyun sambil memakai sabuk pengamannya

"mworago? Sehun oppa? Bwahahaha" taeyong tertawa terbahak bahak setelah mendengar perkataan joohyun

"wae?!  " joohyun memukul lengan taeyong

"kau memanggilnya dengan sebutan oppa, itu membuat perutku geli" jawab taeyong.

"dia kan memang lebih tua dariku, tentu saja aku harus memanggilnya oppa,  menyetirlah dengan benar!" ucap joohyun

Mereka sampai di sekolah, joohyun langsung duduk si samping yeona, menyimpan tasnya dan segera mengambil buku paket matematika di lokernya.

"kau sudah belajar?" tanya joohyun

Yeona menggelengkan kepalannya

"kau kan pintar, tentu saja kau tak perlu belajar" ucap joohyun

"aku sih, melihat soalnya saja sudah mual, apalagi mengerjakannya. Ya tuhan, aku hanya bisa berdoa supaya aku tak pingsan di tengah tengah ulangan" lanjut joohyun sambil membuka bukunya

"kau sudah mengerjakan soal yang diberikan guru bahasa itu? Quiz minggu ini diambil dari situ" kata yeona

"ya tuhan, kenapa para guru hobi sekali menyiksa murid muridnya dengan ulangan quiz?!" sahut joohyun.

"bu miseon tak masuk!!" teriak seorang lelaki dari luar kelas

"mwoya?!  Kita tak jadi ulangan?! Aaaaaah aku baru saja belajar!" teriak joohyun

Line

Osehun dimana?

Baejoo sekolah

Osehun cepat pulang

Baejoo aku harus belajar kelompok


Osehun hati hati di jalan

Read

Hari ini joohyun akan pergi bersama taeyong ke mall untuk membelikan kado untuk jeno yang ulang tahunnya sudah lewat cukup lama tapi joohyun lupa karena masalah pindah rumahnya.

"jeno pasti sangat sedih kau melupakan ulang tahunnya" ucap taeyong sambil menyetir

"...karena itu kan aku berbohong pada pak guru mu, bagaimana kalau dia tahu aku tak pergi belajar kelompok dan malah pergi bersamamu ke mall?" jawab joohyun

"sekarang kau mulai takut padanya?" kata taeyong

"bukan begitu, bagaimanapun dia kan lelaki yang akan jadi-"

"baiklah baiklah" sela taeyong lalu menyalakan tape di mobilnya.

****

Aku tak pernah merasa segelisah ini saat berjalan bersama taeyong, walaupun kami berjalan tengah malam, tapi aku tak pernah merasa takut apapun. Tapi saat ini, kenapa rasanya perasaanku terasa tak karuan? Apa karena aku sudah berbohong pada sehun? Tapi sehun pasti tak akan perduli walaupun aku bilang akan pergi bersama taeyong, lalu kenapa aku berbohong?

"hey, apa yang kau pikirkan?" taeyong membangunkanku dari lamunan.

"a-ah? Tidak, tak apa apa" jawabku

"jeno pasti akan menyukai ini kan?" kataku cepat

"jeno akan menyukai apapun yang kau belikan" jawab taeyong dingin

"..kau marah?" tanya ku

"tidak" jawab taeyong singkat

"karena aku melamun terus saat aku bersamamu?" ucapku

"tidak, tak apa, ayo kalau sudah selesai lebih baik kita cepat pulang, supaya kau tak gelisah terus menerus" jawab taeyong

"mianhae, taeyong-a. " ucapku

"gwaenchana" jawab taeyong lalu mengelus kepalaku kasar

Kami pulang setelah selesai membungkus kado, rencananya kado ini akan ku berikan pada jeno nanti,jadi taeyong langsung mengantarku pulang, dan ia pun langsung pulang karena katanya ia sudah lelah. Jam di ponselku sudah menunjukan pukul 9 malam.

"aku pulang"

Ucapku begitu membuka pintu, tapi tak ada seorangpun yang menjawab salamku.

"oppa?"

Apa dia tak ada di rumah?

Aku naik kelantai dua menuju kamar kami, aku membuka pintu kamar, tapi tak ada siapapun disana.

"kau tak ada dirumah?"

Tapi tak ada jawaban

Mungkin dia pergi keluar

Aku dengan santainya mengganti bajuku, hari ini sudah cukup melelahkan, aku perlu mandi air hangat, lalu tidur.

Saat aku masuk kedalam kamar mandi, seseorang menahan tanganku.
"-s-se oppa?!!"

*****

Joohyun menahan tubuh sehun yang terjatuh kepelukannya. Tubuh sehun yang lebih besar darinya membuat joohyun harus menggusurnya keatas tempat tidur.

"oppa?!! Ada apa?!! Kenapa kau seperti ini?!" joohyun menggoyangkan lengannya

Joohyun memeriksa suhu tubuh sehun dengan punggung tangannya.

"ya tuhan! Kau demam, kenapa kau tak memberitahuku tadi? Kalau begitu aku akan pulang lebih cepat, kan!" ucap joohyun

"...kau kan sedang belajar kelompok, aku tak mungkin menyuruhmu kembali" jawab sehun pelan

"aish! Lalu kalau sudah begini bagaimana? Aku bahkan tak tahu apa yang harus ku lakukan sekarang, tunggu sebentar aku akan mengambil es batu" kata joohyun lalu berlari keluar kamar menuju dapur dan kembali dengan semangkuk es batu dan kain

"maafkan aku, ku pikir tadi pagi kau hanya malas" ucap joohyun sambil menaruh kompres di dahi sehun

"gomaweo" kata sehun sambil menutup matanya

"lain kali kalau kau memang sakit, kau harus bicara! Bagaimana kalau kau sendirian seharian? Siapa yang akan menolongmu?" ucap joohyun

"aku tak terbiasa meminta tolong pada orang lain" jawab sehun

"...aku bukan orang lain" kata joohyun

****

Joohyun tertidur dalam posisi duduknya, ia masih memegang kompres di dahi sehun dengan mata terpejam, jam di dinding sudah menunjukan pukul 3 pagi, dan sehun berusaha bangun untuk memindahkan joohyun ke tempat tidurnya.

"selamat tidur, kau gadis yang baik" bisik sehun lalu menyelimutinya.

Tubuhnya masih sedikit lemas, tapi ia berusaha untuk mencari nomor telepon restaurant bubur di dekat rumah supaya nanti pagi mereka bisa sarapan bersama.

---

osh wanita tak seburuk yang kupikirkan.

Bjh seharusnya aku tak berbohong padanya.

Love Lesson - ✔HUNRENE | Complete✔Where stories live. Discover now