dua puluh satu

2.7K 296 14
                                    

Ia terus berjalan dan berjalan lagi, entah apa yang sebenarnya ia cari, apa ia harus mengikuti kata hatinya dan kembali pada sehun lagi, atau mendengarkan apa yang di katakan yerim soal ayah sehun yang sudah pasti berbuat hal yang merugikan keluarganya dan mengakhiri semuanya disini.

Setelah mendengarkan cerita panjang yerim, ia sekarang tahu. Kekesalan yerim pada sehun bukanlah tanpa sebab, ia juga sedikit mengerti kenapa yerim awalnya begitu menyalahkannya. Sehun mungkin terluka, ia mungkin kehilangan kekasihnya waktu itu, tapi yerim kehilangan satu satunya keluarga yang tersisa.

Joohyun masih berjalan gontay di pinggir pertokoan yang berjajar di sampingnya, ia bahkan tak ingat lagi kapan ia mulai goyah pada sehun, kapan hatinya mulai merasa suka pada lelaki itu. Mungkin kemarin? Sebulan yang lalu? Atau bahkan mungkin jauh sebelum mereka bertemu di sekolah waktu itu.

BRUUKK!

"oh ya tuhan, kau baik baik saja? Maaf aku tak melihatmu, aku sedang-" ucap seorang lelaki yang

"a-aw, oh. Maaf um... Maksudku tak apa, aku juga tak melihat mu"  jawab joohyun cepat tanpa menatap lelaki itu sambil mengambil isi tasnya yang sudah berserakan di tanah, lalu buru buru berjalan lagi.

Lelaki itu menahan ujung coat yang di pakainya

"mau kemana kau? Ini sudah malam, kau pergi sejak pagi, ponselmu mati, kau berjalan tanpa hati hati. Mau kemana kau? Jalan pulang bukan kearah sana, ayo ikut aku" ucap lelaki itu

Joohyun menatap wajahnya

"lee taeyong?" ucap joohyun

"kau tak langsung mengenaliku, apa sekarang kau harus memakai kaca mata lagi, huh?" kata taeyong sambil tersenyum simpul

"bagaimana bisa kau ada disini? Apa yang kau lakukan disini?" tanya joohyun

"aku selalu tahu dimana kau berada, bodoh, kalau kau mau sembunyi pergilah ke tempat yang jauh, jangan ke tempat yang sudah terlalu sering kau datangi" jawab taeyong

Joohyun tersenyum padanya

"sekarang ayo pulang, sudah terlalu malam untuk seorang gadis cantik berjalan sendirian" lanjut taeyong

Joohyun mengikuti taeyong naik kedalam mobilnya. Lalu kembali terdiam lagi di dalamnya.

"taeyong-a" panggil joohyun

Taeyong hanya meliriknya dari samping

"sepertinya aku mulai menyukai-"

"sehun hyung?" sela taeyong

Joohyun menatap taeyong sambil tersenyum

"kau memang yang paling mengenalku" kata joohyun

"hyun-a, butuh waktu yang lama untukku untuk melewati batas persahabatan yang kita buat, cukup lama juga untuk menahan perasaanku untukmu selama ini. Aku terus menunggu waktu yang tepat, waktu dimana kita bisa tetap dekat walaupun kita saling menyukai, tanpa rasa canggung. Kau tahu? Itu sangat sulit untukku. Karena kalau kita menjadi pasangan, jika suatu hari kita berpisah, kau dan aku tak akan bisa akrab kembali, kita akan saling menjauh, dan aku tak ingin itu terjadi. Tapi saat kau bilang akan menikah dengan sehun hyung, hatiku hancur-"

"taeyong-a" sela joohyun

"rasanya seperti akan kehilangan semuanya, rasanya seperti apa yang telah kita lalui selama ini tak ada artinya, karena kau akan jadi milik orang lain. Sakit, tapi aku tak bisa berkata apapun padamu karena aku sendiri yang menegaskan bahwa kita adalah sahabat, dan sahabat berarti selalu ada di sisi sahabatnya, selalu sependapat, dan selalu mendukung. Jadi bagaimana bisa aku mengatakannya padamu? Penyesalanku adalah, tak memberitahumu lebih awal, padahal mungkin tak ada salahnya mencoba. Dan aku tak ingin kau merasakan apa yang aku rasakan dulu, jadi katakanlah padanya. Katakan kalau kau menyukainya, sebelum terlambat" jelas taeyong.

Love Lesson - ✔HUNRENE | Complete✔Where stories live. Discover now