Bab 4: Sejarah Sebab-Akibat

306 26 2
                                    

Pulang dari rumah Tessa, pemuda itu langsung menemui ibunya, Maria. Maria kebetulan sedang menyiapkan makan malam mereka. Aroma-aroma lezat dari dapur pun tercium sampai ke halaman depannya.

"Hai mah," sapa pemuda itu.

"Halo sayang. Bagaimana harimu?"

"Baik," jawab pemuda itu dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Kamu makan dulu nanti keselek," nasehat Maria dengan lembut.

"Iya, Mah,"

"Jangan lupa berdoa untuk ayahmu," ingat Maria. Pemuda pun melihat foto ayahnya, Herman yang tertampang di dinding.

"Iya Mah," jawab pemuda itu.

Keesokan harinya saat Tessa mau melewati gang yang ia biasanya lewati, tiba-tiba pemuda itu menarik Tessa sambil membekap mulutnya. Tessa pun berbicara terus menerus sambil memberontak walaupun mulutnya di bekap dan tubuhnya ditahan pemuda itu.

"Shh..! Ini gue!" ucap pemuda itu. Tessa pun menjadi tenang.

Pemuda itu mengintip tenggorokkan gang dan melihat lima laki-laki yang menghajar dan mencoba untuk menyakiti Tessa minggu lalu berada di sana seraya menunggu kedatangannya.

"Aduh.. gawat," rutuk pemuda itu.

"Lu apa apaan sih..?!" tanya Tessa mulai merasa kesal.

"Denger ya.. ada lima cowok yang kemaren ngegodain lo, sekarang lo mau di godain lagi atau mau ikut gue ngelewatin gang yang lebih aman. Pilih yang mana?" tawar si pemuda dengan cepat.

Tessa pun sedikit menatap tenggorokan gangnya dan ternyata benar. Di sana sudah tertampang si gemuk, si kurus, si sipir, si arab, dan si bos. Tessa mendengukkan ludahnya dengan susah. Ia kembali menatap pemuda itu dengan horor.

"Pilih yang mana?" tanya pemuda itu lagi.

"Ngelewatin gang yang lebih aman," jawab Tessa.

"Ayo, jaraknya cukup jauh sih.., jadi itu kenapa kita pergi pake motor." ucap pemuda itu pada Tessa sambil menyalakan motornya. "Ayo naik."

"Sejak kapan motor lu ada di sini?" tanya Tessa curiga.

Pemuda itu menghela nafas panjang sambil mengacak rambutnya frustasi. "Kalau gue kasih tau alasannya, tolong jangan marah," pinta pemuda itu.

"Tergantung alasannya,"

"Tessa. Janji sama gue,"

"Oke,"

"Gue hari ini ada janji buat berantem sama mereka hari ini,"

"APA?! LU GILA APA?! NYAWA LU KEMAREN HAMPIR MELAYANG YA!! DAN LU MAU BERANTEM LAGI SAMA MEREKA?! SEORANG DIRI?!" teriak Tessa marah tak terkendali.

"Bukannya lu janji gak bakal marah?"

Tessa menarik nafas panjang dan membuangnya pelan-pelan. Ia kembali menatap pemuda itu dengan tatapan lembut dan menahan amarah.

"Mengapa kau ingin melakukan itu?"

"Karena mereka musuhku,"

"Dengar, aku tidak tau namamu dan kita sudah sering bertemu. Tapi, perkelahian tidak akan menyelesaikan segalanya,"

"Dengar, kau tidak tau ceritaku dan aku tidak tau ceritamu. Tapi, jika aku tidak melakukan ini mereka akan mengganggu sekolah kita, Tessa. Kau ingin sekolah kita diganggu sama mereka?"

"Tidak. Tapi, mengapa mereka melakukannya?"

"Bisa di bilang berawal dari cinta segitiga,"

"Cinta segitiga?"

Pemuda Misterius [SELESAI]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ