Bab 8: Kau yang Ku Inginkan

197 20 7
                                    

Seminggu setelah kejadian restoran kemarin, Tessa dan Tristan menjalani hari mereka seperti biasa layaknya seorang sepasang kekasih, mereka masih belum mendapati kabar ataupun ancaman lagi dari Susie. Setiap hari Tristan selalu menjemput Tessa dari depan rumahnya.

Kini Tessa dan Tristan sedang dalam perjalanan mereka menuju sekolah dengan motor Tristan. Selama berkendara mereka saling menikmati keheningan diantara mereka, tidak ada yang membuka suara selama perjalanan.

"Menurut kamu si Susie ini bakal ngelakuin hal-hal yang aneh gak?" tanya Tessa sedikit berteriak dan memecahkan keheningan diantara mereka.

"Gak tau, dia sudah bukan Susie yang gue kenal lagi. Dia sudah berubah," jawab Tristan tanpa kepastian.

"Berubah gimana?"

"Ya.., dulu kan dia itu manis, lucu, imut, baik, sopan. Sekarang, dia itu kebalikan dari semua yang aku sebutin,"

"Apa yang terjadi sama dia?"

"Gak tau. Intinya dia sudah berubah seratus delapan puluh derajat lebih buruk dari sebelumnya,"

"Sebelum dia pergi dia kayak gitu gak?"

"Enggak. Dia merasa bersalah dan berjanji tidak akan kembali lagi ke Indonesia,"

"Kalau gitu kenapa ia kembali?"

"Entahlah, mungkin ada yang memprovokator dirinya untuk kembali ke Indonesia atau mungkin dia ingin balikan denganku?"

"Dan kau sendiri?"

"Apa?"

"Apakah kau mau balikan dengannya?"

"Tidak. Toh, aku kan sudah punya cewek cantik," goda Tristan sambil menatap jahil Tessa dari spion kaca.

"Gombal!" seru Tessa sambil memukul punggung Tristan.

Saat mereka sampai di sekolah, tiba-tiba teman-teman mereka mengkerumuni lapangan, seakan sesuatu yang penting terjadi di sana. Beberapa siswi berjeritan histeris di sana.

Dengan lekas Tessa dan Tristan menyusul ke sana. Namun, karena mereka berada di paling belakang, pandangan mereka terhalangi.

"Woi, ada apaan sih?" tanya Tristan pada Alex.

"Ada Marco Justin," jawab Alex dengan santai.

Saat Tristan ber-oh-ria wajah Tessa berubah menjadi pucat. Marco Justin adalah nama panjang Marco, orang yang telah meninggalkan Indonesia demi seorang gadis di Amerika. Tessa pun menaruh tasnya sebarangan dan menyelinap kerumunan teman-temannya itu. Melihat itu Tristan sontak memanggil Tessa.

"Tessa! Tessa! Tessa!" panggilan Tristan diacuhkan oleh Tessa. Ia segera mengikuti Tessa melewati kerumunan teman-temannya itu.

Saat Tessa berhasil melewatinya, matanya langsung berkaca-kaca ketika melihat sosok figur yang berada di hadapannya. Sosok figur yang ia kira tak akan pernah kembali. Rambutnya tertata dengan rapi dengan gel, wajahnya mancho apalagi tubuhnya, ia memakai jas kantoran yang sangat rapi dengan sepatu hitam yang mengkilat.

Ia adalah Marco Justin. Namun, semua orang pasti kini mengenalnya sebagai pewaris Justin Industry, bintang film di Hollywood, dan seorang celebrity.

"Marco?!" kaget Tessa.

Marco yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara itu. Ia mendapati sahabat masa kecilnya berdiri di sana dengan tatapan terkejut dan tidak percaya menjadi satu.

"Tessa!!"

Marco dan Tessa pun berjalan mendekati satu sama lain dan berpelukan, Tristan yang melihat itu menjadi terluka, bingung, dan meminta penjelasan. Tristan pun memutuskan untuk menghampiri mereka.

Pemuda Misterius [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora