Part 4 - Di Jemput dan Tatapan Tajam

26 3 0
                                    

Devan Dirgantara
Ra, gue udah di depan rumah lo.
*read

Rara buruburu turun ke lantai bawah, karna Devan telah menunggunya.

"Morning ma pa" sapa Rara pada Lia dan Baskara.

"Pagi sayang" jawab keduanya.

"Gak sarapan sayang?" tanya Lia yang melihat anaknya nampak terburu-buru.

"Hmm enggak deh ma, Rara udah di jemput temen"

"Yaudah tapi nanti disekolah sarapan yaa"

"Iyaa ma. Yaudah Rara berangkat dulu yaa" pamit Rara sambil mencium tangan Lia dan Wijaya.

"Maaf yaa kak lama nunggu" ucap Rara setelah sampai di depan Devan.

"Gapapa kok" jawab Devan sambil tersenyum. "Oiya tadi malam gue chat kok gk di balas?" tanya Devan.

"Hehe ketiduran tadi malam kak" jawab Rara dengan cengir andalannya.

Iyapp. Rara tertidur setelah menangis karna perdebatannya dengan Iky. Dan alhasil dia bangun saat pagi tadi.

"Lo ini" Devan mengelus puncuk kepala Rara. "Yaudah yuk berangkat, entar telat" sambung Devan sambil memasangkan helm dikepala Rara.

"Eh. Tumben kak, kakak pake motor." ucap Rara.

"Ga suka ya?"

"Eh. Bukan gitu kak. Rara cuma nanyak aja kok." jawab Rara gelagapan. Devan hanya ber 'oh' ria.

"Iyaa. Motor gue baru dari bengkel. Kemaren soalnya rusak, makanya gue kemaren itu pakai mobil." jelas Devan. Kali ini Rara yang ber 'oh' ria.

"Yaudah yukk. Ntar telat lagi." sambung Devan.

Devan memberi helm yg udah dibawanya kepada Rara.

"Naik." ucap Devan.

"Busett ni kereta tinggi bat." gerutu Rara.

"Yaudah sini gue bantu." ucap Devan sambil terkekeh.

"Pengangan." sambung Devan.

Rara memegang tas Devan. "Udah kak. Ayo." ucap Rara.

****
"Pagi ma pa." sapa Iky pada Lia dan Wijaya.

"Pagi sayang."

"Rara mana ma?" tanya Iky.

"Dia udah berangkat luan, tadi katanya di jemput temannya." jawab Lia.

"Yaudah deh ma pa, Iky berangkat dulu yaa."

"Loh? Gak sarapan dulu?" tanya Lia.

"Gak usah deh ma, nanti aja di sekolah." jawab Iky.

"Yaudah hatihati kamu di jalan yaa ky, jaga adik kamu di sekolah. Masa lalu biarkan berlalu, sekarang tugas kamu itu ngelindungi Rara." tegas Wijaya pada putranya.

"Iyaa pa. Yaudah Iky berangkat dulu." pamit Iky sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

****
"Mau gue anter ke kelas?" tanya Devan.

"Gak usah deh kak" tolak Rara halus.

"Hmmyaudah deh, hatihati yaa. A have nice day" senyum Devan sambil mengusap halus pucuk kepala Rara.

"Too" jawab Rara.

Rara berjalan meninggalkan Devan menuju kelasnya.

Sepanjang koridor banyak Siswi menatap Rara dengan pandangan tidak suka. Sebenernya ini yang ngebuat dia gk mau dekat sama Devan. Banyak fans Devan yang meliriknya seperti ingin memakannya. Tapi Rara tetap memasang muka datarnya selama berjalan di koridor.

****
Jangan lupa vote and coment guys.
Tunggu next partnya yaaa😂

TakdirWhere stories live. Discover now