Thirty Eight (Epilog)

11.8K 398 6
                                    


Perjuangan tidak akan mengkhianati hasil.

-------

Pagi ini semua berkumpul setelah semalaman merayakan ulang tahunku yang ke 17. Keluarga Gilang, sahabatku, mereku semua menginap di rumahku dan hari ini kami sarapan bersama.


"Jadi, kalian ikut andil dalam acara tadi malam?" Tanyaku masih penasaran dengan apa yang terjadi.

"Sebenarnya tadinya kita cuma mau ngerayain ulang tahun lo Ca" ucap Kayla.

"Tapi papa lo bikin usul katanya dia mau bikin drama gitu" ucap Fida melanjutkan.

"Dan semua cerita tentang kak Naufal yang cuek ke gue, kak Ze yang ketus ke Fida, keluarga Gilang yang mau pindah, itu semua cuma rekayasa. Pas ada lo kita akting dan ketika gak ada lo kita kaya biasa ya deket gini." ucap Tiara.

"Kita cuma mau mastiin perasaan lo sebenarnya untuk siapa" ucap Gilang.

"Dan papa mama dan orang tua Gilang punya rencana untuk jodohin lo dengan cara pura pura perusahaan papa mau bangkrut" ucap kak Ze.

Aku menatap tak percaya ke mereka satu persatu, kemarin kemarin aku berada dalam lingkaran drama gitu?

"Tapi soal Vanya itu gak ada dalam skenario kita Ca" ucap Kayla.

"Oiya Vanya kok gak dateng?" Tanyaku.

"Vanya udah balik ke kotanya" ucap Gilang.

Aku pun hanya ber-oh ria mendengarnya.

"Mulai besok gue pindah lagi ke rumah seberang" ucap Gilang.

"Pindah? Ngapain?" Ucapku.

"Ehm ehm, kan semuanya cuma akting sayang. Lo mau gue tinggal di sini terus?" Ucap Gilang sambil menurun naikkan alisnya.

"Apaansih" ucapku mengelak.

"Pipi lo merah Ca haha" ucap Gilang.

Sontak aku pun langsung pergi sambil memegangi kedua pipiku. samar sama ku dengar gelak tawa dari ruang makan.

***


Seiring berjalannya waktu aku dan Gilang pun kembali dekat. Namun sifat ngeselinnya tak kunjung hilang.

Seantero sekolah sudah mengetahui perihal tunanganku dengan Gilang, tak usah tanya oleh siapa perihal tersebut di sebarkan.

Hari ini adalah ujian kenaikan kelas, aku dan Gilang satu ruangan dan hanya berbeda beberapa kursi dari tempatku.

"Ehmm... Ica ada 5" ucapnya sambil mengarahkan 5 jarinya ke arahku.

"Apaan sih jangan berisik" ketus Zerina.

Aku pun hanya terkikik geli mendengarnya. Dan Gilang menatapku dalam dalam dengan wajah melas meminta jawaban.

Aku pun menggelengkan kepalaku sambil tersenyum, siapa suruh dia tak belajar.

Rasain batinku.

Setelah selesai mengerjakan ujian aku pun keluar kelas dan menunggu Gilang di luar. Tak lama Gilang pun datang dengan wajah masamnya.

"Ica jahat" ucapnya sebal.

"Bodo, biar lo gak naik kelas" ucapku.

"Kalo gue gak naik kelas, otomatis pernikahan kita di undur sampe gue lulus dong" ucapnya.

"Apaan sih nikah nikah, gue kan mau kuliah dulu" ucapku.

"Abis nikah kan bisa" ucapnya santai.

Double-You [COMPLETED]Where stories live. Discover now