21. Penyesalan

9.1K 441 62
                                    


***

"Perdarahan saat kehamilan merupakan hal yang tidak normal, kecuali saat kehamilan usia 6-12 hari ketika terjadi penempelan janin di dinding rahim. Di usia kehamilan 2 bulan, setiap perdarahan yang terjadi harus diwaspadai sebagai tanda awal keguguran. Keguguran adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum usia 20 minggu atau jika janin yang keluar beratnya kurang dari 500 gram. Gejala keguguran yaitu perdarahan / flek disertai dengan nyeri perut / kram perut hingga keluar jaringan dari jalan lahir. Meskipun setiap perdarahan harus diwaspadai sebagai ancaman keguguran, namun tidak semua perdarahan disebabkan karena keguguran juga pendarahan tidak selalu terjadi keguguran."

Jantung Naruto seketika berhenti berdetak, membawa sejuta rasa ngilu tak tertahankan berharap bukan hal yang sangat fatal. Sosok yang amat ia cintai, ibu dari calon bayi yang entah bagaimana nasibnya, juga wanita yang tanpa sengaja ia sayat-sayat perih hati dan perasaannya.

Tanpa sadar air matanya meleleh, mengucur deras menjatuhkan rasa sesal yang sangat dalam. Tak dapat menolak semua pernyataan dokter, tentang pendarahan Hinata yang berdampak buruk pada janinnya.

"Reaksi dari janinnya sangat berlebihan, diperkirakan benturan itu cukup keras hingga dinding rahim isteri anda bereaksi. Istilah keguguran sangatlah beragam termasuk berawal dari pendarahan. Walau janinnya masih bertahan, namun sangat tipis kemungkinan untuk bertahan lebih lama. Sebagai dokter saya sarankan, pantau penuh perkembangan isteri anda setiap saat, jangan pernah membiarkannya melakukan aktifitas berlebih ataupun mengangkat barang berat, stres dan kelelahan juga termasuk dalam pembicaraan ini, sedikit guncangan 90% keguguran terjadi, karena janinnya sangat lemah..."

Untuk kesekian kalinya tubuhnya bergetar hebat. Dampak yang terjadi pada janin Hinata sungguh berada di ujung tanduk. Pernyataan dari dokter yang sesaat lalu menangani Hinata seketika membuat lelaki sepertinya menangis tersedu. Tak dapat mengimbangi bergulirnya waktu, hanya meratapi kebodohannya yang berimbas pada rasa sesal.

Sedikit harapan masih bersemayam. Buah hati yang ia nantikan kehadirannya masih bergelung di janin wanita tercintanya walau hanya secuil harapan yang ada. Sumpah demi apapun, ia akan menjaga Hinata secara penuh, tidak peduli dengan kebencian wanita tersebut padanya, satu-satunya calon buah hati yang sangat ia cintai sangatlah dipertaruhkan.

'Maafkan suamimu yang bodoh ini. Sumpah demi langit dan bumi aku tidak bermaksud melukai hatimu. Aku hanya beraksi saat Saara datang, bahkan aku sempat mencercanya karena teringat akan keterpurukanku... Kau adalah segalanya, tidak ada bidadari sebaik dirimu yang mampu hinggap pada hati ini, bertepatan dengan cinta yang kian besar, aku tidak pernah berfikir ada perempuan lain yang dapat menggantikan posisimu, Hinata... Kau mampu merubahku, bahkan kau mampu membuat hatiku luluh. Lantas betapa bodoh pria ini membuatmu tertekan sedemikian rupa. Aku tau terkadang keegoisan muncul hingga terkesan mengekangmu, aku juga tau sifat tempramen yang melekat padaku terkadang menyakitimu, tapi kali ini sangatlah fatal. Tidak kusangka, seperti itu rasa sakit yang kau rasakan. Air matamu meleleh hanya karena melihatku dengan wanita lain, kau menangis bahkan sedikitpun kau tidak mau aku sentuh... Ini hanyalah salah paham, ungkapan yang aku utarakan tidak lebih hanya sekedar sebuah emosi semata, bukan rasa sakit yang menandakan masih tersemayamnya sebuah rasa cinta. Kumohon bertahanlah, kumohon buat bayi kita tetap bisa melihat indahnya dunia, kumohon jangan meninggalkanku hanya karena hal itu. Sungguh, hanya kau wanita yang aku cintai...'

***

PLAK!!!

Tak dapat membendung emosi yang kian membuncah. Wanita beranak tunggal yang masih terlihat lelah itu dengan keras melayangkan sebuah tamparan. Umpatan penuh kilatan amarah semata-mata mengarah pada sang putera.

My Little WifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora