1

27 0 0
                                    

Aku menggeliat ketika sinar matahari mulai memasuki sela jendela yang tidak sempurna tertutup.
Tok...tok...tok.....
"Ryan....bangun, katanya hari ini harus berangkat pagi?" terdengar suara ibu membangunkanku.
"Iya bu" jawabku, segera bangun untuk membersihkan diri.
*
"Yannn.......ryannn...." teriak seorang wanita dengan blouse hijau menyala dan celana skiny hitam memanggilku.
"apaan sih sis, pagi-pagi dah teriak, habis sarapan toa ya?" cengirku membalas panggilannya dan sukses mendapat jitakan.
" ntar jangan lupa, ada meeting dengan bos baru dari kantor pusat" sahutnya dengan bibir manyunnya
" iyaa tau, masih ingat kali, dari kmarin semangat banget mau liat bos baru" balasku sambil cengengesan.
Kami memasuki ruangan meeting yang berada di lantai teratas gedung, mengingat meeting dilakukan untuk pelaporan tahunan dan pergantian bos baru yang nantinya akan menggantikan pak wisnu yang memasuki masa pensiun bulan depan bertepatan dengan awal tahun.

*

Aku terhenyak ketika menatap punggung lebar yang sepertinya sangat kuhapal di masa lalu, segera kuenyahkan pikiran itu dan menoleh kearah Sisi yang sedang melangkah kearah meja tempat meeting berlangsung. Begitu aku duduk tiba-tiba sosok tersebut berbalik dan langsung menatap tajam ke arahku, aku hanya bisa terperangah melihat raut wajah dan sorot tajam matanya.

" Yan...ryannn..." terdengar sayup-sayup Sisi memanggilku, seakan menyeretku kembali dimana sekarang kami berada

"eehh....ehh...iya..ada apa sis.." jawabku tergagap

" Itu sapa yan...cakep banget, apa bos baru kita?"pertanyaan sisi membuatku tersadar, apa mungkin dia akan menjadi bos baruku nantinya.

"Perhatian semua bisa kita mulai meetingnya..." terdengar suara pak Wisnu yang meminta perhatian kami agar segera memulai meeting hari ini.

*

Aku sedang membereskan sisa bahan meeting ketika seseorang berdiri tidak jauh dari kursi yang sengaja aku mundurkan, aroma familiar parfum yang sangat kuingat dimasa lalu mulai menyeruak, membuatku langsung mengetahui siapa yang berdiri tidak jauh dariku. Aku melihat kesekeliling untuk mencari celah menghindari pertemuan ini, tapi yang kudapatkan ruangan sudah mulai kosong dan beberapa karyawan sudah melangkah sampai di pintu ruangan.

" Apakabar Ryana..." suara berat itu menyapaku, aku berusaha tenang dan mulai membalikkan badan dan tersenyum

" Selamat datang diperusahaan pak Angga..."sapaku pelan berusaha meredam keringat dingin yang terasa di antara jari-jariku.

  Sosok didepanku hanya diam dengan sorot mata yang tidak bisa kubaca, membuatku bertanya-tanya masih adakah dendam dihatinya mengingat apa yang dulu pernah dilakukan kakakku kepada adiknya, membuat kami mempunyai sejarah kelam dimasa lalu yang pernah ia lampiaskan padaku.

" Bagaimana keadaan ibu?" tanyanya lirih yang membuatku terhenyak dan menimbulkan luka lama yang sengaja kupendam dalam-dalam dan memulai kehidupan baru jauh dari rasa sakit yang dulu pernah ia torehkan

" Baik, maaf pak saya permisi" jawabku ingin segera pergi dari hadapannya, sebelum aku melangkahkan kaki tangannya yang hangat mencengkeram lenganku dan menahanku tetap didepannya

" Kita perlu bicara, banyak yang harus diluruskan..." jawabnya lirih yang segera kutepis tangannya dan pergi dari sana.

" Apa kau akan terus lari ryan....apa masih kurang hukuman yang kau berikan padaku 2 tahun ini?" tanyanya tegas

" Apakah itu akan mengembalikan dia?' sahutku, membuka kembali luka lama yang berusaha kuhapus dalam ingatanku. Setelah mengucapkannya aku berlalu dari hadapannya yang hanya terdiam dan mengetatkan rahangnya tanpa berucap apapun juga.

Tbc

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now