Chapter 4

3.9K 446 32
                                    

"Wohoo... tadi itu serangan yang bagus Ed." James bersiul kepada Edward yang sibuk mengelap keringat. Saat di menit-menit terakhir pertandingan Edward melakukan jumpshoot dari tengah lapangan karena waktu yang sangat tidak cukup untuk mengoper ke teamnya dan itu berakhir sempurna dengan tambahan bonus tiga point untuk team Edward.

"Sudah kubilang kan, percaya kepada kekuatan teammu. Kita pasti bisa mengalahkan team elit yang sombong itu. Wah... ini sebuah prestasi yang membanggakan."

Edward tersenyum menatap sahabatnya itu. Sebuah tepukan keras terdengar diruangan. Sontak saja membuat dua pria muda ini menoleh kearah pintu. Disana. Terdapat lima anak dari sekolah Berford berdiri dengan angkuhnya.

"Jangan senang dulu buddy, kami tadi memang sengaja mengalah dengan orang-orang miskin seperti kalian. Kami semua tidak butuh hadiah uang itu." Si Pemuda tinggi berambut brunnet menyunggingkan senyum sinis kearah Edward dan James.

"Pemain kelas atas seperti kami tidak selevel dengan kalian. Kalian beruntung sekali tadi karena kami tidak mengeluarkan kekuatan yang sesungguhnya. Kalau tidak... kalian.akan.kalah." kali ini pemuda berambut panjang sebahu menyeletuk santai, satu tangannya dimasukan ke dalam saku.

"Cih, sombong sekali. Katakan saja kalau kalian memang malu kalah dari kami, makanya membual." James mendecih dan menatap nyalang kelima orang di depannya. Dengan spontan Edward menyenggol lengan James, jika tidak di hentikan sekarang juga perdebatan ini akan berujung dengan perkelahian dan masalah akan semakin rumit jika sampai harus melibatkan guru.

"Biarkan saja Ed, orang-orang angkuh seperti mereka ini memang pantas mendapatkannya." James berucap tanpa menatap Edward. Sungguh para siswa angkuh ini benar-benar menguji kesabaran seorang James Porter.

"Sialan. Dasar anak miskin sadar diri kalian! Memalukan sekali anak-anak di sekolah ini." James menatap sengit pria yang sedang bersender santai di kusen pintu sambil memakan sebuah lolipop. Dalam hati James sudah ratusan bahkan ribuan kali mengutuki kelima pemuda elit yang faktanya memiliki kelakuan minus.

"Apa tadi kau bilang, sialan? Huh? Katakan lagi dengan jelas." James dan yang lainnya bergerak maju mendekati kelima pria disana. Emosi mereka benar-benar sudah sangat terpancinh sekarang ini.

"James. Sudah ayo kita pergi dari sini." Edward merasa ini bukan hal baik, ia harus segera menarik James dan semua temannya keluar dari lapangan indoor mereka. Jika tidak perkelahian benar-benar terjadi dan ini akan berpengaruh kepada nilai juga beasiswanya.

****

"Edward kau ini apa-apaan sih." James menghempaskan Edward kasar ketika mereka berada di ruang ganti. Banyak anggota team nya mengeluh atas tindakan yang barusan James lakukan. Mereka semua menganggkap itu adalah sebuah tindakan pengecut.

"Sudah diam." Sergah Edward tegas.

"Kau ingin kita diam?! Setelah mendapatkan penghinaan seperti itu?" Mattew melempar handuknya kasar ke bangku panjang di tengah ruang ganti.

"Apa kau sudah gila, Ed?!" Tambahnya kesal.

"Mereka sudah sangat keterlaluan. Aku tidak tahan diam saja, aku akan membalas mereka sekarang juga." Julian bergegas keluar namun Edward menarik baju belakang Julian keras kemudian membantingnya kearah loker.

Semua orang yang ada diruang ganti terdiam, mereka terkejut dengan hal yang barusan dilakukan oleh Edward.

"Sialan kau, Ed! Beraninya kau mendorong ku!" Julian yang tengah emosi pun bergegas bangkit dan menyerang Edward. Memberinya satu pukulan keras di rahang kiri.

Edward yang mulai susah mengendalikan kontrol emosinya pun menyerang balik Julian. Ia memberikan satu pukulan kearah rahang kanan Julian juga. Sontak saja ruang ganti pria menjadi riuh dengan sorak dukungan dan sebagian sorak orang-orang melerai keduanya.

Three Brothers [DALAM PERROMBAKAN]Where stories live. Discover now