n o l

492 74 38
                                    

mungkin sudah jadi kebiasaan bagi jeon wonwoo untuk jajan di kantin setelah bel pulang berbunyi.

disaat siswa-siswi lainnya berbondong-bondong pulang dengan jalannya masing-masing (ada yang dijemput supir pribadi, ojek online, sampai ojek pangkalan), cowok itu lebih memilih untuk pergi ke kantin.

ada dua alasan kenapa wonwoo menjadikan hal itu sebagai kegiatan sehari-harinya.

satu, cowok itu memang tidak akan melakukan apapun di rumah, kecuali main game, nonton tv atau tidur. bahkan belajar nomor sekian baginya.

dan yang kedua, karena kim sejeong.

iya, sejeong. cewek yang setiap hari selalu memanfaatkan wifi sekolah untuk streaming drama korea, variety show korea dan semua hal yang berbau korea hingga wonwoo, sebagai sahabatnya pun heran kenapa sejeong bisa sampai sefanatik itu.

dan iya, sahabat. keduanya saling kenal saat mereka menginjak kelas yang sama di SMP dan sekarang mereka menjadi teman satu meja.

sebagai sahabat yang baik (menurut wonwoo), cowok itu hanya bisa mengiyakan setiap kali sejeong memintanya untuk menemani gadis bermarga kim itu menonton drama. toh yang perlu ia lakukan hanyalah menemani sahabatnya yang akan senyum-senyum sendiri ketika menonton, bukan hal yang rumit seperti mengerjakan soal matematika di depan kelas.

"bu kantini, hehehehhe," ujar wonwoo sambil menyengir ke ibu kantin langganan yang selalu ia kasboni ketika uang di dompetnya hanya tinggal selembar. selembar lima ribuan maksudnya.

seolah sudah tau maksud dan tujuan dari senyum yang wonwoo lemparkan ke dia, bu kantini hanya bisa mendengus. "mau utang lagi kau?" tanya bu kantini dengan logat bataknya yang kental.

"es teh ya, bu. satuuuu aja. besok saya langsung minta uang lebih deh ke bunda. tolong, bu."

bu kantini yang baru saja selesai menulis nama wonwoo di buku utangnya hanya bisa menghembuskan napas keras. "beruntung lah kau punya muka itu tampan. muka kau itu jelek sudah kutendang dari sini."

"asik, emang bu kantini tuh ibu kantin terbaik. makasih ya, bu!" ujar cowok itu sedikit keras seraya mengambil satu gelas es teh yang disajikan bu kantini di etalase tokonya.

setelah melemparkan senyum manis semanis es teh ke bu kantini, wonwoo melangkahkan kaki menuju kelasnya, XI MIPA 5.

terlihat dari pupil matanya, seorang siswi dengan earphone di telinganya dan ponsel di tangannya tengah duduk di bangku paling depan.

ya, itu dia kim sejeong.

"nong, berapa menit lagi kelar?" tanya wonwoo seraya meletakkan gelas es teh yang ia pegang ke atas meja di hadapan sejeong.

ketika sejeong menoleh ke arah cowok di hadapannya, wonwoo bisa melihat mata sejeong yang berair. lalu gadis itu kembali melirik ponselnya yang kemudian diikuti dengan gerakan mem-pause video yang tengah ia tonton.

"wonwooooooooooooooo," panggil sejeong diikuti dengan bibirnya yang mengerucut ke bawah.

untuk kesekian kalinya sejak melihat kelakuan sejeong yang seperti barusan, cowok itu menelan ludahnya. anjing lagi-lagi bikin gua gemes ni cewek.

kedua tangan mungilnya menarik lengan wonwoo untuk duduk di sampingnya. "sedih banget faakkk dramanya huhu anjir mau nangis aja gue," ujar sejeong seraya mendekatkan dahinya ke kedua tangan wonwoo yang ia genggam.

wonwoo yang baru saja duduk dan kaget dengan apa yang sahabatnya itu lakukan hanya bisa menahan napas. mampus gua deg-degan.

"won anjir tanggepin kek sumpah sedih banget hueeeeee," ujar gadis itu lagi setelah ia mengangkat kepalanya. bibirnya masih cemberut dan wonwoo menyukai hal itu. lucu banget asli.

"lu udah nangis nong apanya lagi yang mau nangis."

"ih seriussss. jangan ngeselin kenapa sih?"

"dramanya tentang apa sih sampe si jenong nangis gini?" tanya wonwoo seraya menoyor dahi gadis di hadapannya pelan.

"tentang school-life romance gitu deh," ujar sejeong seraya merapikan poninya yang sedikit berantakan.

ia membenarkan posisi duduknya sebentar lalu melanjutkan, "jadi ada dua orang sahabat yang udah kenal lama. dari awal kenal sampe sekarang tuh mereka dekeeeeet banget. setiap hari bareng, pergi bareng, makan bareng, pokoknya bareng terus. sampe akhirnya saling suka."

"terus?"

"tapi tuh dua-duanya gengsi buat ngaku, bahkan ke diri sendiri aja tuh nggak dan akhirnya nggak pernah ada yang berani bilang duluan sampe cowoknya harus pindah."

wonwoo yang tengah serius memperhatikan sejeong bercerita tiba-tiba ditatap balik oleh gadis itu. "ngeselin banget nggak sih? cuma karena saling nggak jujur sama perasaan sendiri jadi nggak pernah ketemu ujungnya kan kalo saling suka?"

mendengar itu, wonwoo merasa sesuatu dalam dirinya seolah meresapi apa yang sahabatnya itu katakan. ia terdiam.

dari situ ia baru menyadari bahwa ada yang berbeda dari perasaannya terhadap sejeong.

perasaan senang ketika bersama sejeong bukan karena gadis itu adalah sahabatnya.

perasaan gemas ketika melihat tingkah lucu sejeong bukan karena gadis itu adalah teman dekatnya.

perasaan yang bukan sekedar ia tujukan untuk seorang sahabat.

tapi lebih dari itu.

iya, cowok itu menyukai sejeong.

well, dengan pengakuan itu setidaknya ia berharap tidak akan bernasib sama seperti drama yang baru saja sejeong ceritakan bukan?

"won, kok jadi diem sih? jawab gue dong."

"e—eh iya. apa, nong?"

"ih kesambet lo ya. temenin sampe dramanya abis, gue penasaran akut sama endingnya mereka gimana. oke, miwonku?"

~('-')~

CIAAAAAA miwon x jenong.

the end.

hehehe tengs gengs dah baca.

5ejeong | j. wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang