e m p a t

354 69 27
                                    

maafin gue yang menelantarkan ss ini untuk beberapa hari:(

~('-')~

bagi gue dan sejeong, nggak ada hal yang lebih menyenangkan pada hari ini selain menghabiskan waktu satu jam beberapa menit untuk main basket di timezone.

setelah credit kartunya habis, gue dan sejeong terduduk di sebuah bangku yang letaknya nggak jauh dari tempat kita main basket tadi.

"lo mau minum apa? gua beliin."

gue merapikan kaus setelah gue bangkit dari duduk dan kembali menatap sejeong. dia diam sebentar lalu natap gue balik. "aqua."

ngeliat dia yang keliatannya capek banget sampai-sampai cuma bisa ngomong satu kata, sukses membuat gue terkekeh. tangan gue dengan refleks mengacak rambut dia gemas dan segera beranjak untuk membeli minum.

nggak mau membiarkan sejeong menunggu lama, gue buru-buru balik ke tempat sejeong duduk setelah membeli dua botol aqua. satu untuk dia dan satu untuk gue. walaupun gue berharap dia mau satu botol sama gue tapi gue tau dia bakal ngamuk kalo tau hal itu.

kagetnya, baru aja gue duduk di sebelah sejeong dan hampir ngasih aquanya ke dia, tiba-tiba kepala dia udah nempel di pundak gue.

"won, gue capek banget. numpang ya."

bagus banget nong, emang. dengan santainya dia menggeliat di pundak gue buat nyari posisi wenak, sedangkan gue disini lagi berusaha keras untuk bersikap biasa aja sama tingkahnya. gila nggak? gila. gue yang gila akan dia. cia.

gue nggak ngerti kenapa tingkah gemesnya sejeong membuat efek yang sangat besar terhadap organ tubuh gue. karena faktanya, sekarang jantung gue lagi dangdutan. iya udah ganti genre, dia bosen EDM terus.

selama sejeong nyender di pundak gue, yang bisa gue lakukan cuma diam dan menahan napas ketika rambut dia terurai di pundak gue. bisa gue cium harum shampoo yang dia pake dan tanpa sadar gue jadi senyum sendiri. kayaknya abis ini gue harus periksa kejiwaan.

sebelum gue keabisan napas karena deg-degan, akhirnya gue memilih untuk minum aqua milik gue.

dan mungkin bener kata para peneliti. selain ngurangin rasa gugup, ternyata air bisa menimbulkan ide di otak gue yang sebenernya lagi konslet karena tingkah sejeong. ide yang muncul itu berhasil bikin gue jadi dilemma antara mau ngebangunin sejeong untuk minum, karena kasian dia pasti haus atau gue diemin karena sumpah gue merasa nyaman banget disenderin sama dia.

kalo aja yang gaib bisa gue liat, mungkin sekarang ini malaikat di kanan gue dan setan di kiri gue lagi berantem. dan akhirnya, gue memutuskan untuk membangunkan sejeong.

"nong."

"hm?"

"lo gamau minum dulu?"

dia mengangkat kepalanya dari pundak gue dan disitulah gue tau bahwa salah satu kebahagian gue yang gue pikir sudah berakhir ternyata digantikan oleh satu hal.

"haduuh gue capek," katanya sambil menatap gue.

bisa gue lihat muka ngantuk dia yang bener-bener ngegemesin pangkat sepuluh. mata dia yang menyipit dan pipinya yang menggembung sukses membuat gue menjadikan muka ngantuk dia sebagai hal selanjutnya yang gue suka dari sejeong.

iya, the fourth thing that i like about her is, her sleepy face.

gue bener-bener ngeliatin dia sampe dia menyenggol lengan gue yang langsung membuat gue tersadar.

"mana aquanya?" tanya dia sambil mengambil aqua yang gue sodorkan ke dia.

buru-buru ia minum sebelum kepalanya lagi-lagi mendarat di pundak gue. bagus, dewi fortuna lagi berada di pihak gue. mungkin dia lagi ngopi-ngopi bareng jantung gue yang abis dangdutan.

"won, kok gue jadi keinget sesuatu ya."

penasaran, gue ngelirik dia sedikit. "apa?"

yang bikin jantung gue dangdutan lagi bareng dewi fortuna, sejeong tiba-tiba mengetuk-ngetuk jarinya di telapak tangan gue yang terbuka. gila, gue bener-bener bisa gila.

"waktu gue ceritain drama yang bikin gue nangis ke lo. inget, kan?"

"iya inget."

"inget kan gue bilang mereka deket banget?"

"inget. kenapa, nong?"

"gapapa." dia berhenti mengetuk-ngetuk jarinya dan memilih untuk menyimpannya di tangannya yang lain. "kayak kita ya," lanjut dia sambil terkekeh.

deg.

mendengar itu gue cuma bisa terdiam dan nggak tau harus merespon apa. pikiran gue tiba-tiba jadi melayang ke kejadian dimana sejeong menceritakan drama itu ke gue.

kalo dipikir-pikir, gue dan sejeong emang mirip kayak tokoh yang ada di drama itu.

satu, kita deket banget, sama kayak mereka.

dan kedua, kita sama-sama nggak tau gimana perasaan masing-masing, sama kayak mereka.

walaupun gue udah mengakui kalo gue suka sama dia lebih dari seorang sahabat, tapi tetap. gue belum mengungkapkan apapun ke sejeong.

begitu juga dia. gue masih buta akan perasaan dia ke gue, apa hanya sebatas sahabat atau lebih.

dan gue menolak keras sebagian pikiran gue yang baru aja menyarankan gue untuk mengungkapkan semua yang gue rasain ke sejeong saat ini juga. nggak, ini bukan waktu yang tepat.

"won?"

gue terkesiap ketika dia mengangkat kepalanya dari pundak gue.

"kok tiba-tiba gue jadi kepikiran buat ngakuin ya? takut nyesel."

deg.

gue nggak tau kenapa tiba-tiba jantung gue berasa mau meledak setelah apa yang sejeong omongin barusan. sebagian dari diri gue menganggap barusan adalah clue yang dia siratkan ke gue, tapi sebagian lainnya malah berteriak masa sih?!?!? di dalam hati dengan keras.

gue bisa merasakan sejeong menatap gue cemas karena gue masih belum bereaksi. jadi gue menatap dia balik. "ngomong apa sih lu, nong?"

dia tersenyum. "gajadi heheheh kayaknya efek gue ngantuk. pulang yuk?"

~('-')~

loh loh loh wonwoo? loh loh loh sejeong? loh loh loh? heheheheh

untuk vista lagi yg selalu setia mengingatkan q untuk update:( myanek kiyowdo

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

5ejeong | j. wonwooWhere stories live. Discover now