Bagian 5

1.3K 89 1
                                    

Drazzzz

Hujan mengguyur Konoha University.Meninggalkan riak hujan meruak dipendengaran,menghipnotis pikiran untuk tenggelam semakin dalam kegelapan kenangan.Gadis pink duduk melamun di tenggah keramaian caffe untuk membunuh waktu,pemikirannya dibutakan oleh kejadian-kejadian aneh akhir-akhir ini.Ino yang suka panik sendiri,ia yang sering kali memuntahkan isi perutnya walaupun sehat,kadang bau bunga pemakaman di rumah,dan tadi wig menyumpal di dalam wc.

Kenapa semuanya terkesan horor

"Cih.. aku nggak percaya" Gadis itu mulai berbicara sendiri.

"Masih lama.."

.....

"Oke aku akan kesana"

.....

Tut... tut... tut...

Sakura memilih beranjak dan sesegera mungkin sampai dirumah untuk mengamankan diri.

Sahabat pirangnya sudah menunggu dengan payung unggu cukup lebar untuk mereka berdua.Setiap langkah membahasi kaki-kaki putih itu.Hening menyelimuti mereka,hanya derap cipratan air yang mengalun nada peringatan.

"Hahaha Kurang tinggi"

"Kau sana lompat-lompat kayak bisa terbang aja"

"Padahal aku ingin lebih lama melihatnya"

"Hujan ini lebih menyenangkan bukan"

"Kau benar,hujan dan darah"

"Kapan-kapan akan ku tunjukan siapa iblisnya"

"Hihihi terlalu horor"

Sakura dan Ino mencari asal suara saat menemukan Sasuke dan Sai tak jauh dengan mereka sedang berjalan tanpa payung dan ada darah ditangan mereka.Tunggu itu darah.

"Sai-kun,Sasuke" yang dipanggil menoleh, mendapati Ino dan Sakura berjalan kearahnya.

Sakura menatap nanar sepercik darah ditangan Sasuke,"apa yang terjadi?",Sakura memutar tangan Sasuke yang ternyata dingin.

"Kami bermain basket dan terpeleset" Sasuke menjawab pertanyaan Sakura dengan wajah yang dingin pula seperti tubuhnya.

"Bagaimana bisa?" Kini giliran Ino bertanya.

"Kau tak lihat?kami tak memakai sepatu,dan sedang hujankan sekarang" Sai tersenyum menjelaskannya.

Ino menangkup wajah Sai,"kau bisa mati kedinginan pulang dan bersihkan diri sana" lalu menjauhkan tangannya dari wajah Sai.

Sakura segera melepas tangan Sasuke yang sedari tadi ia genggam,"Baiklah Sasuke-kun segeralah bersihkan diri dan obati lukamu" Perkataan terakhir sebelum kedua gadis itu melenggang pergih.

"Hati-hati girls" Sebuah senyum terukhir indah.

Mati kedinginan katanya?

Konyol.
.
.
.
.
.
Pagi mendung di Konoha University Sakura Haruno datang lebih pagi tidak seperti biasanya.tuntunan sang dosen agar tugas penelitian sudah harus berada di mejanya pagi-pagi buta.

"Si pig lemot banget di kamar mandi" Sakura memaki-maki sahabatnya itu yang sedang berpoles seperti biasa.

Keadaan lorong kampus masih tergolong sepi,pencahayaan pun masih terkesan biru dongker,ditambah bau embun,sungguh siswa rajin.

Sakura membuka pintu kelasnya nanti,pencahayaan remang-remang membuat keadaan kelas tak terlihat.Bau AC meruak seperti biasa,namun sekilas ada bau besi karat yang ikut tercampur.

Sakura memasuki kelas dengan langkah pasti,namun pandangannya terhenti pada satu objek panjang disamping jendela.Ia mencari letak saklar lampu untuk menjelaskan objek tersebut.

Ctak....

Pandangannya melebar.

"KYAAAAAAHHHH"
.
.
.
Ino berjalan sendiri membelah sunyi senyap pagi,ia lirik jam tangan moddynya,pukul 05:45,lalu mendesah.Nasib.. sekali yang harusnya ia datang pas jam 7 eh malah datang jam 6 untuk menemani Sakura.

Ia berdecak saat melihat lorong sepi nan panjang anak jurusan kedokteran "Ck.. kamar mandi sama kelasnya si forehead itu jauh banget sih" .

drap... drap... drap...

Hanya langkah kakinya saja yang terdengar,namun ia dapat melihat seseorang keluar dari gelapnya lorong.Seorang gadis cantik berambut coklat muda,dan berdada diatas rata-rata,Ino mengenalinya,teman sekelas dan sejurusan Sakura.

"Haii Hotaru-chan,tumben kau datang pagi-pagi,disuruh dosen seperti Sakura ya" Gadis bernama Hotaru itu hanya diam,seperti muka syok,dan lebih pucat dari biasanya,tanpa bicara ia berputar balik seperti memberi isyarat Ino untuk mengikutinya.

"Kau tak apa Hotaru-chan?,kau terlihat tidak baik" Lagi-lagi pertanyaan Ino diabaikan.

Mungkin moodnya sedang buruk karna disuruh datang pagi-pagi.

Setelah pemikiran simple itu,Ino tak lagi banyak bertanya dan hanya mengikuti Hotaru.

"KYAAAAHHHHH" Suara itu,suara yang ia kenali,

Sakura

Ino menambah laju langkahnya menjadi berlari,namun Hotaru tidak mengikutinya,ia hanya diam menatap kosong di tengah lorong gelap.

"Sakura ada ap kyahhhhh"

"Hot.. hotar..u" dipojok ruangan dekat jendela tergantung seorang gadis yang baru saja ia temui,kepalanya terlihat berlubang,wajahnya berwarna merah dipenuhi darah,matanya terbelalak,mulutnya menganga,dan leher yang terjirat tali.

Air mata Ino meleleh seketika dan perlahan memeluk Sakura yang juga menangis.

Flashback

"Dia selalu mendapat nilai terbaik,mungkin sedikit bully dapat menutupi rasa iriku" Hotaru mengeluarkan beberapa tepung untuk dipasang di pintu masuk.

"Apa kau tidak keterlaluan?sampai meretas nomer dosen begitu?" Ujar gadis lain.

"Kau tak usah ikut campur,pulang sana aku bisa mengerjakannya sendiri" ujar Hotaru dengan tampang sedikit kesal.

Kini tinggal dia sendiri di ruangan yang besok terpakai,ia menyusun rencananya sebaik mungkin,lalu menaiki meja untuk memasang tepung.

Drett... kriet...

"Kyaa.. aduh.. kok?" Tiba-tiba pintu tertutup sendiri membuatnya terjatuh.

Bruak....

"Akh.." kepalanya di tendang oleh sesuatu dan mendarat di ujung papan tulis,membuat benda amis merembes keluar,kesadarannyapun menipis.

"Tid..ti..dak.." sebuah tali terbang kearahnya dan menggantungnya hidup-hidup.

Flashback end

Sebenarnya kau siapa?dan mau apa dari kami?

Bersambung...

Vote and comen😃

Disaster From The Devil✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang