[27] Salah Paham

2.6K 200 30
                                    

Shalsa menghela napas, menatap lesu pada ponselnya yang masih menampilkan roomchat nya dengan Farhan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shalsa menghela napas, menatap lesu pada ponselnya yang masih menampilkan roomchat nya dengan Farhan. Memang benar, sudah terhitung tiga hari dia menghindari cowok itu. Dia berniat untuk mencoba membiasakan diri tanpa Farhan setelah menyaksikan sendiri bagaimana hangatnya perlakuan Farhan kepada cinta pertamanya beberapa hari yang lalu.

Bukan apa-apa, tetapi Shalsa merasa jika menghindari Farhan saat ini adalah sebuah langkah tepat karena cepat atau lambat hubungan mereka pasti akan berakhir. Apalagi setelah masa lalu laki-laki itu kembali, pasti Shalsa sudah tidak akan dibutuhkan lagi oleh Farhan.

Yah meskipun, cowok itu masih tetap bersikap seperti biasanya. Masih tetap mencari dan menemui Shalsa di sekolah dan dimana pun, di segala kesempatan, dan tetap menyusul Shalsa ke rumah untuk memastikan jika Shalsa sudah pulang dengan selamat setelah dua hari kemarin dia mencoba pulang lebih dulu.

Shalsa kira, Farhan tidak menyadari jika dia berusaha menghindari cowok itu. Karena dari dua hari kemarin Farhan tidak pernah sekali pun menanyakan alasan kenapa Shalsa tidak mau dijemput saat berangkat sekolah, lebih memilih untuk makan siang bersama teman sekelasnya setiap jam istirahat, dan pulang sendiri dengan menggunakan ojek online bahkan disaat Farhan sudah menunggunya di depan kelas.

Lelaki itu hanya mengiyakan, dan tidak melakukan pemaksaan seperti yang biasa dia lakukan. Farhan mencoba membiarkan, seolah sedang memberikan waktu kepada Shalsa untuk memikirkan hal yang sedang mengganggunya beberapa hari ini.

Saat sedang termenung memikirkan cowok itu, ponselnya tiba-tiba berdering. Menampilkan sebuah panggilan masuk dari orang yang saat ini sedang dia pikirkan. Tubuh lesu Shalsa yang sedang terbaring di kasur besarnya itu perlahan dia miringkan. Menatap sejenak nama Farhan di ponselnya itu yang masih belum berhenti berdering.

Semakin dilihat nama lelaki itu, semakin sadar pula jika ternyata ada kerinduan yang begitu membuncah dalam hatinya.

Aneh, padahal baru tiga hari dia mencoba menghindari Farhan. Tetapi rasa rindunya sudah terasa sebesar ini.

Akhirnya tanpa pikir panjang, dia menggeser ikon hijau pada layar ponselnya.

"Sayang?"

"Halo,"

"Lo sakit?"

"Nggak, kenapa?"

"Kok suaranya kayak lemes banget. Belum makan ya?"

"Udah kok." Shalsa bangun dari posisinya, "kenapa telpon?"

"Nanti sore abis latihan gue ke rumah ya."

"Ngapain?"

"Mau ketemu pacar gue lah."

"Kayaknya nanti sore gue mau keluar."

"Mau kemana?"

"Ada urusan, di luar."

Terdengar helaan napas panjang dari Farhan.

Relationshit [Completed]Where stories live. Discover now