[29] Galau

2.2K 199 22
                                    

Dentuman bola dan decitan sepatu pada lantai lapangan bergema nyaring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dentuman bola dan decitan sepatu pada lantai lapangan bergema nyaring. Memantulkan bunyi cukup mengganggu bagi tiga remaja yang sedang duduk lesehan di pinggir lapangan. Salah satu dari mereka tampak kehabisan napas, karena dia baru saja selesai menemani Farhan yang seolah tidak memiliki rasa lelah. Cowok itu seperti sedang kesetanan, bermain basket selama tiga jam lebih tanpa beristirahat sedetik pun. Meskipun keringat sudah bercucuran, tapi dia tampak tidak peduli dan masih melanjutkan bermain.

"Buset, udah nggak sanggup lagi gue."

Dengan napas terengah, Fero merebahkan diri di samping dua temannya. Menatap langit gelap bertabur ratusan bintang di atas sana dengan pandangan hampir mengabur karena saking lelahnya. Ruben dan Andi yang melihat itu hanya terkekeh, memandang kasian kepada temannya yang seperti baru saja mempertaruhkan nyawa hanya karena menjadi lawan dari seorang maniak basket seperti Farhan.

Yah, hal itu juga yang mereka rasakan kemarin-kemarin. Dan kini, gantian Fero yang merasakan bagaimana tersiksanya jadi mereka karena harus berhadapan dengan Farhan.

"Tuh manusia kutub kalo lagi galau emang nggak ngomong dan nggak nyusahin sih. Tapi ngelampiasinnya dengan hampir ngebunuh gue gini, anjing." Keluh Fero seraya menyeka keringatnya.

"Nggak cuma lo doang, bangsat. Lo lupa kemaren kaki gue berasa kayak mau lumpuh gara-gara jadi lawan dia main hampir empat jam non-stop????!" Saut Ruben.

"Gue juga ya, anjing. Bahkan sampe sekarang kaki gue masih berasa cenat-cenut. Pegel pisan, coy!"

Andi memberikan satu botol air mineral untuk Fero, "Nih minum dulu, biar nyawa lo nggak melayang beneran."

Fero bangun dari posisinya, menerima uluran akua botol itu dan langsung menenggaknya sampai tandas. Matanya kini menatap Farhan, melihat punggung tegap cowok itu yang sudah dibanjiri oleh keringat.

"Putus gara-gara apa sih dia?" Tanyanya.

"Nggak tau, udah ratusan kali gue tanya juga dia tetap nggak mau jawab."

"Hadeh, cowok secakep Farhan aja masih disia-siain. Apalagi gue dah."

"Tumben lo sadar diri, Ben."

"Yaa kalo yang nyia-nyiain Farhan macem si Shalsa gitu sih, wajar aja menurut gue." Fero menyaut.

"Wajar apaan bangsat? Temen kita disakitin sampe jadi kayak orang yang kerasukan setan basket gitu lo malah ngebelain ceweknya."

"Gue nggak ngebelain, tapi lo juga pasti mengakui lah kalo Shalsa itu orangnya secakep apa, mana lucu banget lagi walaupun agak judes."

Relationshit [Completed]Where stories live. Discover now