Part 1

114 16 22
                                    


                               *****

Pagi hari yang cerah, di dalam kamar seorang gadis sedang bersiap membereskan perlengkapannya dengan gesit, dia  adalah Delima Faradella. . . .

Seorang gadis yang sangat mandiri. Karena sejak usia dini sudah di ajarkan mempersiapkan segala sesuatu keperluan dan kebutuhan sendiri. Walaupun dirumah ada seorang pembantu , dia tidak ingin merepotkan. Delima hidup bersama seorang kakak lelakinya, karena orang tuanya telah tiada. Delima melangkahkan kakinya dengan semangat, menuju halaman depan rumah, di mana motor kesayangannya diparkirkan. Kemudian dia berpamitan pada pembantunya.

"Bi Ratna Delima berangkat dulu takut kesiangan." Pamit Delima pada bi Ratna, setelah itu dia melengang pergi menaiki motor kesayangan.

"Iya, Non. Hati-hati di jalan dan jangan ngebut bawa motornya." Bi ratna memperingatkan Delima.

Delima sangat bahagia karena ia telah di terima di kampus favorit. Hari ini dia akan menjalani OSPEK sebagai Mahasiswa baru. Kuliah itu, di mana saatnya kita akan menghadapi kehidupan baru dan bertemu teman baru. Karena tingkat pendidikan itu sama dengan tingkat pertumbuhan yang semakin berkembang dan berubah. Semakin tinggi tingkat pendidikan. Semakin tinggi pula tingkat kehidupan yang akan dihadapi.

Delima mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Saat perjalanan menuju kampus, Delima melihat seseorang lelaki di pinggir jalan, dengan logat yang mencurigakan. Sehingga membuat ia takut melihatnya.

Dengan memberanikan diri Delima melewatinya. Delima sangat takut tetapi ia tetap memberanikan dirinya. Saat Delima lewat didepan lelaki itu, tiba-tiba dia melihat dan memangil Delima.

"Hey kamu tunggu sebentar !"  Perintah lelaki itu.

"Ada perlu apa ya mas?" Delima bertanya dengan keadaan tubuh gemetaran dan sangat ketakutan. Pikiranku sudah jauh sekali, Mengagap lelaki itu entah pencopet atau begal.

"Kalo mas mau copet atau mau begal saya ambil saja barang dan motor saya jangan gangu saya," jawab Delima gugup dan badan gemetaran. Dari pada nyawa melayang lebih baik Delima memberikan semuanya.

Kemudian lelaki itu malah senyam senyum mendengarkan jawaban Delima. Sehingga Delima merasa aneh dengan lelaki itu.

"Dasar orang aneh malah senyum-senyum tidak jelas. Padahal saya udah degdegan berhadapan denganya." Delima membatin dalam hati.

"Gue bukan mau begal lo, tapi mau minta tolong. Pikiran lo jauh amat ya sampe keujung dunia aja, engga usah ketakutan gitu kali lihat gue, emang tampang gue serem ya ? ganteng bengini ." Jawab Angga dengan gaya sok cool dan mengedipkan sebelah mata.

" Oh yaudah mas mau minta tolong, apa?. Kenapa aku merasa dejavu dengan orang ini. Wajahnya pun tak asing. Mungkinkah aku pernah bertemu dengan dia?, mungkin saja pernah bertemu sama nih orang disuatu tempat, mungkin entahlah."

"Kenalin nama gue Angga," lelaki itu menyodorkan tanggan untuk berkenalan.

"Gue cuman mau minta tolong, motor gue mogok dan gue gak tau bengkel daerah sini. Mungkin lo tau bengkel yang dekat dari sini. Oh iya lu baru masuk kuliah kan ? Dan lo masuk di Universitas Trisakti."

Delima melonggo, dari mana lelaki ini tau, bahwa dia kuliah di Universitas Trisakti. Seperti mbah dukun saja dia. Dasar lelaki aneh. Delima bergidik ngeri.

Seolah paham apa yang ada di pikiran gadis itu angga pun menegur. "Woy elah gak usah melonggo gitu juga kali. Gue bisa tau karena perlengkapan OSPEK yang lo pake itu sama seperti di kampus gue. Jadi ya gue nyimpulin aja kalo lo kuliah di kampus yang sama kayak gue."

"Iya saya kuliah disana." Delima menjawab dengan gugup.

Angga memperhatikan Delima yang yang masih merasa gugup, sehingga membuat angga gemes melihatnya, dan Angga pun mengodanya. "Gak usah gugup gitu kali, gue tau gue emang ganteng hampir setiap cewek yang lihat gue pasti langsung kesemsem. Pasti lo kaget ya lihat cowok ganteng kayak gue?." Angga mengedipkan mata sebelah matanya dan merapikan rambutnya kebelakang dengan  sela sela jarinya.

"Kamu tuh tingkat kepedeaan tinggi banget. Aku juga engga tau bengkel di daerah sini dimana." Delima senyum dan geleng kepala melihat tingkah Angga, yang sok ganteng.

Angga pun kebingungan, mencari bengkel dimana. Delima pun mengerti bahwa angga kebingungan. Dia pun tak tahu harus bagaimana. Sehingga Mereka berdua sama bingungnya.

"Begini saja kan kita satu kampus jadi gue nebeng sama lo aja ya hehehe." Jawab angga sambil nyengir kuda.

Delima pun berpikir, apa yang Angga katakan benar. Tak ingin menghabiskan waktu berlama-lama, Delima pun menyetujui saran Angga.

"Yaudah ayo berangkat. Keburu kesiangan dan takut telat sampe kampus."Delima menyuruh angga naik keatas motornya.

"Ok cusss berangkat. Tapi sebentar, yang wajib bonceng tuh cowok bukan cewek. Jadi gue yang bonceng lo. Masa cewek yang bonceng cowok , mau taro dimana muka abang ganteng ini." jawab Angga dengan tampang yang sok cool.

Delima hanya bisa menahan gereget berhadapan dengan cowok aneh seperti Angga. Tak ingin ambil pusing Delima pun menuruti ucapan Angga.  Dari pada cowok itu banyak tingkah. Delima bertukar posisi dengan Angga.

"Pegangan yang kuat ya, takut lo jatuh gimana, kan tar abang ganteng harus tanggung jawab takut masuk penjara. Jadi jelek deh, kalo didekap dalam sel penjara." Angga selalu saja mengoda Delima.

Delima sungguh jengah berhadapan dengan Angga. Delima pun menyuruh Angga agar segera berangkat"Yaudah cepetan jalan, keburu kesiangan entar telat sampe kampus."

Kemudian Angga menjalakan motornya, dan di sepanjang perjalanan mereka hanya diam membisu. Sibuk dengan jalan pikiran masing-masing.

"Sungguh cowok aneh, dari awal aku melihatnya seperti lelaki brandal karena gaya berpakaian seperti anak brandal. Celana sobek dan kuping di tindik. Tapi ternyata cowok aneh yang menyebalkan." Delima pun menggap lelaki itu sungguh aneh.

"Kenapa dia mirip sekali dengan seorang gadis di masa lalu gue. Mulai dari senyumnya saja sudah membuat gue mengingat gadis yang gue cari selama ini. Cinta itu memang buta. membuat setiap orang jatuh cinta itu akan selalu yakin pada cintanya." Angga merasakan sesuatu hal yang aneh dengan gadis itu.

Tanpa Angga sadari bahwa dia telah sampai di kampus, dan dia pun menyuruh delima duluan karena dia akan ospek. "Lo langsung aja nyari kelas lo. Biar gue aja yang parkirin motor lo." Tanpa mendengarkan sepatah kata dari Delima, Angga segera memarkirkan motor Delima diparkiran kampus.

Delima segera mencari kelasnya. Dia melewati setiap lorong kelas yang terdapat data nama siswa baru sesuai absen. Dari kejauhan, Delima melihat sosok seseorang yang dia kenal.

"Mengapa lelaki itu bisa ada disini?", Delima semakin memperejelas penglihatanya apakah benar, atau hanya bayanganya saja.

AN : Hallo semua gimana penasaran gak sama kelanjutannya?.kalo iya, Author minta pendapat ya buat yang baca. Menurut kalian bagaimana cerita saya heheheh😆😆. Di tunggu coment dan votenya jgn lupa 😊😊 baru deh lanjut up part selanjutnya 😊😊 . Maafkan juga kalo masih banyak typo ya wkwkwk

Dilema DelimaWhere stories live. Discover now