Part 4

42 5 0
                                    

Seberapa besarnya hatimu membenci seseorang. Suatu saat hatimu akan luluh. Karena kebencian itu hanya bisa membuat hidupmu hancur.

*****
Delima kini berada di pingir danau. Hatinya sudah merasa tenang, tidak merasakan sesak seperti tadi. Ia merasa dirinya aneh. Karena ia tidak pernah memperlihatkan kesedihanya di depan orang lain. Terkadang ia memendam dahulu, dan kemudian mencari tempat yang sepi dari orang-orang. Agar ia menumpahkan kesedihanya. Tapi tadi, ia menagis di depan seseorang yang baru ia kenal. Dan kemudian membawanya kedanau. Delima pun tidak mempermasalahkanya justru ia senang di bawa ke danau. Dan iya hanya mesti wasada saja dengan Angga. Karena bagaimanapun ia baru mengenalnya.

"Gimana suasana hati lo, udah mendingan?" tanya Angga, yang sedang rebahan menatap keatas langit di samping Delima, sambil memejamkan matanya.

"Iya. Aku sudah lebih tenang. Makasih ya udah ajak aku kesini" ucap Delima sambil tersenyum dan memperhatikan Angga.

"Bagus deh. Untung aja lo engga menangis histeris. Terus ngelakuin hal bodoh. Kayak bunuh diri gitu" jawab Angga santai. Dan kemudian bangun rebahanya.

Delima mengernyit mendengar ucapan Angga. Delima bukan seorang gadis bodoh untuk melakukan hal seperti itu. Kemudian ia menjawab ucapan Angga. "Hanya orang bodoh yang melalukan hal seperti itu, dan menyiakan hidupnya"

Angga pun tersenyum mendengarkan ucapan Delima. Ia pun memperhatikan wajah Delima yang sedang mengarah ke danau.

"Danaunya indah banget ya. " ucap Angga sambil megarah kedanau dan melempar batu.

"Iya. Kamu sering kesini ya?"tanya Delima.

"Engga. Gue tau aja tempat ini. Lo tau sendiri kalo cewek lagi galau pasti kayak gimana. Dan gue kepikiran aja bawa lo kesini. Siapa tau lo sekalian nyemplung kedanau terus berenang. Biar badan dan pikiran lo seger" jawab Angga santai.

Sehingga membuat Delima geleng kepala mendengar jawaban Angga. Dan kini ia memejamkan matanya merasakan hembusan angin dan menenangkan pikiran. Hati Delima terasa amat sesak bila mengingat kejadian tadi, saat ia melihat ayahnya. Ayah yang selama ini ia tunggu dan ia cari. Walaupun ia sangat sakit hati dan benci pada ayahnya, tetapi ia tetap menyayangi ayahnya. Karena, sebesar apapun rasa benci terhadap orang tua, akan di kalahkan oleh kasih sayang dan pengorbanannya. Tanpa mereka kita tak akan ada di dunia. Tanpa segala pengorbanan dari mereka kita tak akan pernah bisa hidup.

Delima tidak menyadari, sejak tadi Angga memperhatikannya
Ia terlalu fokus merasakan angin segar di danau ini sambil memejamkan mata. Angga sangat terpana memandangi wajah Delima dari dekat. Ia terlihat begitu cantik dan pipinya sedikit chubby.

Saat Delima membuka matanya dan membelokan wajahnya ke arah Angga, tiba- tiba wajah mereka saling berpadangan dengan sangat dekat. Hidung mereka bersentuhan, mata mereka saling bertatapan. Dan jantung keduanya berdenyut hebat. Kemudian Delima membalikan wajahnya ke arah lain.

"Maaf nggak sengaja" kata Delima dengan keadaan pipinya memerah dan menahan malu.

"Yaelah nggak usah malu-malu gitu kali. Lihat muka lo tuh, udah merah kayak kepiting rebus siap di sajikan. Hahaahaha" Angga tertawa melihat wajah Delima yang sangat lucu.

"Ih, apaan sih nggak usah ngeledek donk" ucap Delima dengan wajah cemberut. Dan akhirnya Angga berhenti tertawa. " Oh iya udah sore mendingan kita balik, takut kemalaman sampe rumah" ajak Deliman, dan di setujui oleh Angga.

Mereka pun meninggalkan danau
Dan balik pulang. Angga mengantar Delima dahulu karena motornya akan di pinjam Angga.

*****
Kini mereka telah tiba di rumah Delima. Delima pun turun dari motor dan membuka pintu gerbang rumahnya.

"Mau mampir dulu?" Tanya Delima pada Angga.

"Engga. Gue mau balik aja. Motor lo, gue pinjem dulunya. Besok pagi gue jemput lo." Delima menganguk setuju saja. "Oh iya, gue minta no hp lo" Angga meyodorkan hp pada Delima. Dan ia pun mengetik no hpnya. Kemudian ia pamit pada Angga untuk masuk ke rumahnya.

Sebelum Delima masuk ia memanggil Delima. "Bua, tunggu dulu!"

Delima membalikan badanya dan menegok pada Angga. "Iya, apa? Kan udah aku bilang nama aku Delima, jangan panggil buah"

"Gak apa-apa cuman mau bilang, kalo kangen gue vc gue ya hehehehe" cengir Angga.

Delima memutar bola matanya malas mendengar ucapan Angga. Ia pun masuk kedalam meningalkan Angga di depan gerbang. Angga menyalakan motornya dan melengang pergi dengan keadaan senyum-senyum seperti orang gila.

Delima menaiki setiap anak tangga menuju kamarnya. Ia pun segera menuju kamar mandi, karena badanya terasa lengket. Saat ia di kamar mandi ia pun senyum-senyum sendiri mengingat kejadian saat bersama Angga tadi.

*****

Irama musik dj meramaikan tempat perkumpulan arena balap motor. Seorang lelaki memainkan alat musik djnya dengan sangat lihai. Apalagi dengat setelan jaket kulit hitamnya dan slayer yang di ikat di kepalanya membuat ketampananya semakin bertambah. Sehingga, membuat kaum wanita histeris dan tak melepas pandanganya dari sang dj. Bahkan mereka menari di dekat sang dj.

Dua orang lelaki yang tak kalah tampan dengan sang dj, datang menghampirinya. Mereka adalah Anan dan farred.

"Kampret lo bro, main pergi aja ningalin gue. Padahal gue nyamperin ke rumah loh" umpat Anan kesel dan menjitak kepala Angga. Dan tidak di hiraukan oleh Angga. Karena ia asik bermain alat musik djnya.

"Lo gak ikut balapan?" tanya Farred pada Angga yang masik fokus pada musik djnya.

"Engga. Kan motor gue baru bener" jawab Angga.

"Kalo mau lo pake motor gue aja"tawar farred dan menyodorkan kunci motor pada Angga.

Angga menatap farred dan menghetikan musik djnya dan menyuruh salah satu sekumpuluan para temanya untuk melanjutkan dj.

"Sorry, gue nggak mau. Gue lagi males taruhan" jawab Angga santai dan mengambil hp nya untuk mengetik pesan.

Farred pun pasrah tidak bertanya lagi pada Angga. Ia pun sudah tau sifat Angga jika dia berkata tidak maka tetap tidak akan bisa di paksa. "Tadi siang gue lihat lo sama cewek. Kalo nggak salah dia salah satu mahasiswa baru di kampus kita"

Pertanyaan Farred hanya di jawab dengan anggukan kepala oleh Angga dan ia fokus pada hpnya sambil senyum-senyum tidak jelas. Farred pun di buat kesel oleh Angga dan menjitak kepala Angga.

"Aww, sakit bego. Kalo kepala gue kenapa-napa gimana. Entar gur geger otak lagi" umpat Angga kesel.

Farred hanya bisa tersenyum sinis. Mendengar umpatan sahabatnya yang sedikit tidak waras otaknya. Cukup punya dua orang yang sahabat yang tidak waras bagi farred.

Sedangkan salah satu sahabatnya sedang asik bergoyang bersama para wannita yang mengerumuninya.

"Bro besok pagi lo berdua kerumah gue ya. Kita berangkat bareng. Kalo mau lo nginep aja di rumah gue sekarang" ajak Angga pada kedua sahabatnya.

Dan di setujui oleh Farred. "Emang boka sama nyokap lo ngak ada di rumah?"

"Mereka lagi pergi. Seperti biasa, lo pasti tau mereka engga pernah ada waktu buat gue sama Arya" ungkap Angga dengan tersenyum getir.

Farred pun mengerti yang di rasakan Angga. Karena sudah lama mengenal sahabatnya. Ia juga merasakan hal seperti Angga.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡








Cukup ketik segini aja, yang penting bisa di lanjutkan😊😊😊. Buat para readers minta vote sama comentnya jangan pelit nanti makin lama dapat jodohnya😂😂😂. Yang vote or coment dapat cinta babang Angga wkwkwk😂😂😂.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dilema DelimaWhere stories live. Discover now