Alfarana 12 - Awal yang Manis

13.3K 941 34
                                    

sesuai judulnya. manis? iya, manis. berbukalah dengan yang manis, wkwkwkw :"

ini untuk menemani kalian menunggu adzan magrib, hihi~

typo masih bergentayangan yaa:3

***

Part 12 -Awal yang manis-

***

Sejak kejadian Alfa menyatakan semua perasaannya pada Rana, sejak saat itu jugalah Rana sudah mulai membuka hatinya untuk Alfa.

Sekarang yang Rana tahu, Alfa tidaklah sekasar yang ia pikrikan. Alfa hanya guguo saja.

Entah mengapa saat mengetahui kenyataan itu, Rana ingin tertawa. Seorang Alfa bisa gugup hanya karena gadis yang dicintainya ada di depannya.

Hanya karena sebuah foto Rana yang ada di dompet Fakhri, membuat Alfa begitu terobsesi.

Hari ini, sesuai janji Alfa. Ia akan menjemput Rana. Sekarang Alfa tidak perlu berusaha keras lagi, karena ia merasa lega Rana sudah mengizinkannya untuk mendekatinya.

"Pagi banget sih datangnya," kata Rana saat ia masuk ke dalam mobil.

"Nggak sabar mau ketemu sama kamu. Aku kangen," kata Alfa. Semburat merah dari pipi Rana. Begitu kah rasanya menyukai seseorang?

"Fa, nanti aku turunnya di depan gerbang aja ya? Ya, ya, ya?" ujar Rana memohon. Ia tidak ingin digosipkan oleh anak satu sekolah. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Nggak, ah. Biar aja semua orang tau," kata Alfa. Itulah tujuan Alfa. Membuat gossip tentang hubungannya dengan Alfa. Dengan begitu semua orang tahu kalau Rana adalah milik Alfa. Supaya Andra –teman Rana- tidak mendekatinya lagi. Mengingat semuanya membuat Alfa menjadi muak sendiri.

"Yah, please. Aku nggak mau ada gossip aneh-aneh gitu lagi," pinta Rana.

"Nggak mau ya tetap nggak mau. Biar aja sih semua orang tahu, kan kita juga udah jadian. Ngapain takut?" kata Alfa meyakinkan gadisnya itu.

Alfa pun masih fokus dengan jalanan di depannya itu.

"Ya, nggak mau aja gitu orang mikirnya yang aneh-aneh. Pada mikir aku cewek ganjen yang deketin kamu. Kamu kan banyak fansnya, kalau aku diamuk sama fans kamu gimana?"

"Udah, kamu nggak usah takut, nggak aka nada yang nyebarin info gitu."

Sudah berkali-kali Rana memohon untuk berhenti di depan sekolah, tapi hasilnya sama saja. Alfa tetap keras kepala dan tidak ingin menuruti keinginan Rana. Ia ingin untuk pertama kalinya berjalan di samping Rana, ditatap oleh semua orang.

Mereka sudah sampai di parkiran sekolah, Alfa memarkirkan mobilnya dengan rapi. Sementara Rana masih saja cemberut. Sepertinya dia harus siap-siap dijadikan bahan pembicaraan satu sekolah.

"Jangan cemberut gitu, dong," kata Alfa saat membukakan pintu mobil untuk Rana.

"Kamu lama-lama nyebelin, ya," ujar Rana.

"Lagian kan emang kenyataannya kita udah jadian. Jadi ngapain takut sih diomongin sama orang lain. Yang pacaran di sekolah ini kan nggak Cuma kita, tapi mereka biasa aja," ujar Alfa meyakinkan Rana.

Rana terus menggerutu sambil menghentakkan kakinya. Alfa pun menyusul Rana. Rasanya asyik sekali mengganggu Rana seperti ini. Kesenangan tersendiri bagi Alfa.

Sekarang mereka melewati lapangan basket, banyak sekali pasnag mata yang melihat mereka. Rana benar-benar merasa rishi. Tapi tidak dengan Alfa, ia malah tersenyum bahagia sambil menggenggam tangan Rana.

Mereka terus berjalan sampai Alfa mengantarkan Rana ke kelasnya.

"Udah, sana, pergi," usir Rana. Alfa juga tak kunjung pergi padahal mereka sudah berdiri di depan kelas Rana. Apalagi di dalam kelas, teman-teman Rana begitu memperhatikan kegiatan mereka barusan.

"Cium tangan dulu, dong," kata Alfa sambil mengarahkan telapak tangan ke wajah Rana.

"Ha?" Rana masih bingung dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Alfa.

"Ish! Calon istri yang baik itu, kalau mau pisah sama pasangannya, ya cium tangan gitu. Masa nggak ngerti juga, sih?"

"Kok, kamu lama-lama makin nyebelin sih?"

"Nyebelin gitu tapi kamu tetap sayang kan?" kata Alfa sambil menggoda Rana dengan senyuman manisnya. Betapa ia bahagia sekali bisa sedekat ini dengan Rana, berinteraksi sebagai pasangan.

Entah kenapa interaksi mereka banyak sekali yang memeperhatikan.

"Udah, ah. Terserah, aku mau masuk." Setelah itu Rana meninggalkan Alfa di depan kelas. Alfa tidak merasa kesal diperlakukan seperti itu, ia sangat bahagia.

Lalu Alfa pun berjalan ke kelasnya. Masih dengan senyuman merekah di bibirnya.

Sementara Rana, saat ia duduk di kursi, sudah mendapatkan tatapan tajam dari Citra. Ia berhutang banyak cerita pada Citra.

Teman-temannya yang lain pun masih menatap Rana.

Sesungguhnya Rana merasa risih. Bisakah mereka bersikap biasa saja?

"Kok bisa sih berangkat sama Alfa?" kata Citra. Ia penasaran, apa yang terjadi di antara mereka.

"Aku tahu kamu udah dikasih tahu sama Kak Fakhri, gak usah sok polos nanya lagi." Rana langsung to the point saja.

Sebenarnya Fakhri pun sudah tahu semuanya, pastinya ia juga memberitahu Citra. Fakhri sudah biasa menggunakan Citra sebagai mata-matanya. Fakhri hanya ingin tahu seberapa dekat hubungan Alfa dan Rana. Sekaligus ingin mengetahui, apakah Alfa masih berusaha untuk terus bersama Rana.

"Ya, ya, ya. Aku merasa menyesal Karena dulu udah ngelarang Alfa minta maad sama kamu. Kalau aku tahu semuanya, aku bakalan biarin dia masuk ke ruang kesehatan saat itu," kata Citra.

Sementara Rana hanya tertawa. Betapa lucunya ekspresi penyesalan Citra saat ini.

Tapi, sebenarnya, ada tujuan lain yang direncanakan Fakhri. Bukan hanya untuk mengawasi Alfa dan Rana saja. Ada satu hal yang ditakutkan olehnya, yaitu Linda, mantan Alfa. Linda satu sekolah juga dengan Alfa dan Rana. Hanya saja ia lebih muda satu tahun dari Rana.

Itu yang ditakutkan oleh Fakhri.

TBC

niatnya mau updatenya malam, tapi aku kalau malam ada kerjaan hihihi.

maaf sekali untuk Alfarana sepertinya akan slow update ya, minimal satu minggu sekali, tiap malam Minggu, buat nemenin para jomblo wkwkw /apasihLak.

gimana part ini? awalnya aku juga mau update kalau viewersnya udah 20k, tapi kok kayaknya ngoyo banget yaaa :" hehehehehehehe

ditunggu kritik dan sarannya, siapa tau bikin aku cepat update /eh/

-ela-

🍋 ALFARANA (END) 🍋 Where stories live. Discover now