Alfarana 24 - Hati Rana

10.4K 828 96
                                    

Alfarana 24 –Hati Rana-

***

Setelah kejadian itu, tidak ada lagi yang diharapkan oleh Rana. Sudah pupus harapannya. Semuanya sudah berbuah dan Alfa tetap memilih diam. Atau lebih tepatnya karena Alfa tidak bisa menjawab pertanyaan Rana.

Atau karena Alga juga bingung dengan perasaannya sendiri?

Alfa tersadar jika Rana sudah pergi meninggalkannya, sudah berapa lama ia mealmunkan pertanyaan Rana?

"Rana tunggu!" cegah Alfa sambil mencekal kembali tangan Rana. Terlihat sekali napas Alfa yang terlihat ngos-ngosan. Dia butuh Rana, butuh Rana sebagai oksigennya, sebagai hidupnya.

"Lepas," elak Rana.

"Jangan salah paham, jangan marah dan benci sama aku," mohon Alfa. Tersirat raut tulus dalam diri Alfa. Tapi, Rana tidak ingin luluh kembali, ia takut merasa sakit kembali.

"Kamu harus percaya sama aku. Cuma kamu yang aku sayang, bukan Linda. Percaya, Ran, please," pinta Alfa lagi.

Sekarang pun Rana bimbang. Apa yang akan ia pilih. Ia ingin sekali percaya pada Alfa, tapi semuanya tidak semudah itu. Jika Alfa hanya memanfaatkan atau membohonginya kembali, bagaimana?

Alfa saja masih dia, dia hanya meminta Rana untuk mepercayainya saja, tanpa mau menjelaskan apa alasannya. Rana tidak bisa segampang itu menurut pada Alfa.

Tapi, sekarang giliran Rana yang diam. Dia tidak ingin merespon permintaan Alfa. Walau Rana sebenarnya ingin sekali mempercayainya.

Karena tidak ada tindakkan satu pun dari gadis di depannya itu, Alfa langsung memeluk Rana. Ia tidak perduli jika satu sekolah melihat mereka, apalagi Linda, yang terpenting sekarang, Alfa hanya ingin berada di dekat Rana. Miliknya.

Bahkan Alfa tidak bisa membayangkan jika Rana berdekatan dengan pria lain, seperti Akbar.

Rana hanya diam berdiri saat Alfa memeluknya. Sesungguhnya Rana juga merindukan Alfa.

Tanpa diduga, di sudut ruangan lainnya, ada Linda yang terus mengamati gerak-gerik Rana dan Alfa.

Linda tidak terima, ia tidak mau Alfa diambil kembali oleh Rana.

Linda pun berjalan ke arah sepasang manusia yang maish berpelukkan itu.

"Hmmm, bagus, ya. Bilangnya mau ke toilet, taunya malah pelukan berdua," kata Linda saat memergoki Alfa.

Sebenarnya ini hanya alasan Linda saja, karena ia sudah tahu kalau Alfa tidak pergi ke toilet, tapi malah menemui Rana.

"Lepasin!" Linda langsung memisahkan pelukan antara Rana dan Alfa.

PLAK!

"Dasar perempuan nggak tahu diri, perebut pacar orang. Tukang tikung!" ujar Linda sekaligus menampar Rana. Alfa terkejut, bisa-bisanya Linda melakukan semuanya, apalagi ini di daerah kampus.

Rana tersadar dari keterkejutannya. Apa sekarang ia benar perebut pacar orang?

"Aku bukan perebut pa-"

PLAK!

Belum sempat Rana menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Rana mendengar suara tamparan yang sama. Bukan! Bukan dia yang ditampar lagi, tapi Linda.

"Heh! Ular medusa, Mak Lampir, tahu diri dong, siapa di sini yang jadi eprebut pacar orang," ujar suara gadis itu. Gadis yang baru saja menampar Linda.

"Citram udah." Rana terus berusaha mengehntikan Citra.

Iya, gadis itu adalah Citra. Dia yang baru saja menampar Linda. Citra sebenarnya tadi sudah tahu kalau Linda menampar Rana. Awalnya Citra hanya diam saja, ia tidak mengikuti urusan mereka.

Tapi sepertinya Rana tidak berniat untuk membalas Linda. Jadi, biarkan saja Citra yang akan membalasnya.

Citra juga heran, kenapa bisa Rana hanya diam saja diperlakukan seperti itu?

Alfa melongo melihat Citra mendapatkan lawan yang sepadan. Citra dan Linda memang sepadan. Mereka sama-sama cewek yang tidak mau kalah.

Kemudian tatapan Citra pun terpaku pada Alfa.

"Hal paling pengecut dari seorang pria adalah bukan bertindak kasar, tapi dengan menyakiti dan mempermainkan perasaan seorang wanita. Dan, lo sekarang menurut gue adalah orang yang pengecut," kata Citra menatap tajam Alfa. Alfa tahu dia di sini yang salah.

"LO!" teriak Linda tidak terima.

"Diam lo! Nggak banyak omong," balas Citra.

Rana sudah tidak sanggup lagi. Kenapa jadi makin rumit saja. Andai saja ia tidak mengenal dan menyayangi Alfa, maka semuanya tidak akan terjadi. Tapi apa yang bisa dilakukan Rana? Semuanya pun sudah terlanjur.

Perlahan Rana menitikkan air matanya, ia tidak mau melihat ini lagi. Citra pun sadar kalau sudah membuat Rana takut. Perlahan Citra memeluk Rana memberikan ketenangan di sana.

Citra memeluk Rana dan membawanya ke kelas, dia harus menjauhkan Rana dari Alfa dan Linda. Setidkanya mencegah Rana untuk merasakan sakit untuk kesekian kalinya.

"Dasar wanita liar! Kasar!" cerca Linda yang tidak terima.

Alfa sudah capek dengan segala omelan Linda. Seperrtinya ia harus mengakhirinya sekarang.

"Linda, diam! Mulai sekarang kita putus! Kita nggak akan balikan lagi. Kemarin itu aku khilaf!" kata Alfa. Untuk kedua kalinya Alfa memutuskan Alfa.

TBC

Huft. Udah pada nungguin? Gimana gimana? 😂😂

Masih nungguin?

Selamat berbuka 😊😊

Nanti malam update lagi, InshaAllah ya 😘😘😘

-ela-

🍋 ALFARANA (END) 🍋 Where stories live. Discover now