Alfarana 32 - Persidangan

9.2K 672 16
                                    

Alfarana 32 – Persidangan

***

Suara desiran ombak pantai mendominasi suasana tegang di coutage. Setelah tadi Rana yang disidang oleh Fakhri, kini gantian lah Akbar, Fakhri dan Citra yang disidang oleh Rana.

Pasalnya, Rana merasa terbodohi. Apa maksudnya mereka sudah mengetahui semua kenyataan? Mereka menyembunyikan sesuatu? Dan itu semua terkait hubungannya dengan Alfa.

"Kok kalian nyembunyiin semuanya, sih?" tanya Rana. Padahal sejak tadi Rana sudah menahan kekesalannya.

"Awalnya sih Kakak ogah banget nyari tahu semuanya. Tapi Kakak ngerasa aneh aja, jadi Kakak minta bantuan Citra," jawab Fakhri.

"Terus Citra tau dari siapa?"

"Aku gak sengaja dengar Alfa ngomong sama Linda kalau dia diancam dan balikan sama Linda, nah sejak itu juga aku ngerasa aneh. Pas banget waktunya Kak Fakhri minta bantuan aku, dan ada Akbar juga. Jadinya, kita bertiga emang sengaja buat cari tahu semuanya dulu." Citra berusaha menjelaskan semuanya. Ia tidak mau ada kesalahpahaman lagi.

"Jadi?"

"Yaaa ... Jadi, walaupun kita udah tau semuanya. Kita tetap tutup mulur. Seperti yang dibilang tadi, kalau kita mau melihat keseriusan Alfa. Apa benar Alfa sagang sama kamu, walaupun ada Linda yang ngegodain dia," balas Akbar. Ah, tentu saja. Akbar juga ikut andil dalam rencana mereka. Akbar berhasil membuat Alfa cemburu padanya. Betapa senangnya dia. Tapi, Akbar juga menyayangi Rana, jadi dia tidak masalah jika terlibat dalam rencana itu.

"Semuanya terbukti, kan? Mereka nggak ada apa-apa," kata Fakhri lagi.

"Hmmm," gumam Rana.

"Kok cuma 'hmm' aja, sayang?" goda Alfa.

"Lagian, aku juga bingung. Kok Alfa mau sih ngerelain Rana yang imut gemesin gitu cuma demi Linda yang udah kayak oplosan mukanya," cibir Akbar.

"Tau tuh!" tambah Citra lagi.

Jelas saja mereka tidak habis pikir, Alfa bisa sejahat itu pada Rana. Apalagi Citra, sampai kapan pun jika Alfa terbukti nengkhianati Rana, maka ia akan membenci Alfa juga.

"Jangan gitu dong. Linda gak ada apa-apanya dibandingin sama Rana, ya kan?" ujar Fakhri menggoda Alfa dan Rana juga.

"Gitu-gitu juga mantannya dia kali, Kak. Tetap aja Alfa pernah suka sama dia," kata Rana. Kenapa sih harus membahas masalah ini lagi. Huh. Menyebalkan.

"Khilaf, sayang," goda Alfa.

"Gak mau tau, pokoknya dia mantan kamu. Titik," keukeuh Rana.

"Iya-iya, mantan aku. Kalau kamu kan nggak akan pernah jadi mantan aku. Adanya istri aku nanti." Betapa senangnya Alfa saat ini. Ia benar-benar mendapatkan Rana.

"Enak aja. Izin dulu sini," sergah Fakhri yang tidak terima.

"Kamu nggak kasih izin juga aku bakalan tetap jadiin Rana istri aku." Alfa sekarang sudah mulai berani dengan Alfa.

Sekarang Alfa sudah berani dengan Fakhri. Ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan Rana. Dan ia sekarang sudah tenang, karena Rana sudah kembali kepadanya. Sekarang ia tidak akan perduli dengan segala ancaman Linda. Setidaknya, sekarang mereka sudah selesai bertanding. Jadi tidak ada kewajiban bagi Alfa untuk mengikuti perkataan Linda.

Akbar pun berjalan ke arah Rana dan mulai merangkulnya dari samping.

"Wah bentar lagi bakalan kehilangan adik kecil lagi nih," kata Alfa sambil mencubit pipi Rana.

"Awww sakit tau!" gerutu Rana.

"Ehhh, awas, awas. Jangan dekat-dekat. Enak aja main rangkul gitu," kata Alfa yang langsung bergerak cepat memisahkan Akbar dari Rana.

"Dasar! Aku juga kakaknya Rana. Jadi kamu harus sopan juga sama aku." Akbar merasa tersinggung dengan tindakan Alfa.

"Iya tuh! Benerrr banget," lanjut Citra yang memberikan pembelaan pada Akbar.

"Walaupun aku gak dapat restu dari kalian, aku bakalan tetap dapatin Rana dengan atau tanpa restu dsri kalian. Rana cuma milik aku, nggak ada yang bisa ambil dia," kata Alfa terlalu percaya diri.

"Tuh, kan. Lihat sendiri dia. Kurang ajar banget sama kakak ipar sendiri," kata Fakhri. Tapi, dari kalimat itu, Alfa tersenyum lebar karena secara tidak langsung Alfa diterima sebagai adik iparnya. Padahal mereka masih SMA, sudah ingin menikah saja.

"Dasar sombong! Sok banget. Terlalu percaya diri," cibir Rana melihat tingkah Alfa yang menyombongkan dirinya.

"Ohh jelas, tentu saja. Walau pun aku sombong dan juga ganteng, aku tetap sayangnya sama kamh."

Blush!

Pipi Rana merah merona seperti buah delima.

TBC

Nggak ada pesan apapun dari ela :'))

🍋 ALFARANA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang