Arc 1 - Chapter 4 My Dear friend

739 68 1
                                    


Chapter 4

Elli's point of view.

Namaku adalah Elli Astaroth. Aku bukanlah seseorang yang spesial ataupun memiliki garis darah bangsawan. Aku hanyalah seorang gadis desa normal yang tak bisa menulis dan membaca. Aku terlahir didalam keluarga sederhana. Ayahku adalah seorang pengrajin kayu. Setiap hari ia selalu pergi kehutan untuk menebang kayu yang bagus untuk dijadikannya bahan pemahatannya. sedangkan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga. Ibuku selalu menemaniku ketika ayah sedang pergi. Masakan ibuku benar-benar sangat enak. aku selalu dimarahi ibuku jika aku memakan makanan yang sedang ia masak.

Aku tidak mengharapkan memiliki sebuah rumah yang besar maupun harta yang melimpah. Aku hanya berharap satu hal kepada tuhan. Aku berharap aku selalu bersama mereka berdua. Aku berharap hari-hari damaiku bersama orang tuaku yang kucintai takkan berakhir. Namun, sepertinya hal itu tidak akan pernah bisa terulang lagi.

Hal itu terjadi ketika di musim dingin ketika aku berumur 7 tahun. Saat itu kayu bakar yang biasa digunakan dirumahku untuk digunakan diperapian sudah habis.

"Elli, tolong jagalah ibumu. Ayah akan pergi keluar sebentar untuk mencari kayu bakar."

Ibuku sedang terbaring sakit, ibuku memang memiliki tubuh yang lemah. Setiap kali musim dingin datang ibuku pasti semakin rentan terkena penyakit. Tapi saat ini adalah yang terparah. Aku bisa melihat wajah yang selalu tersenyum dengan penuh kasih itu sedang pucat kesakitan.

Aku menunggu kepulangan ayahku bersama ibuku. Namun hari sudah berganti dan ayahku tak kunjung pulang, aku memliki perasaan yang tidak enak. Lalu seseorang datang kerumahku. Ia adalah kepala desa yang ada didesaku. Ia mengatakan bahwa salah satu warga desa ada yang telah diserang oleh monster yang berada dihutan. Dan seseorang itu adalah ayahku. Aku menangis tanpa henti. Aku tak percaya bahwa aku baru kehilangan salah satu orang yang paling kusayangi.

***

3 tahun sudah berlalu semenjak kematian ayahku, karena ayahku sudah tiada maka kepala rumah tangga saat ini adalah ibuku. Untuk memenuhi biaya hidup kami berdua, ibuku pergi bekerja sebagai pencuci pakaian keliling. Ia pergi dari pintu ke pintu untuk menawarkan jasa mencuci pakaian. Kadang jumlah pakaian yang dibawa ibuku sangat banyak. Dan aku dengan senang membantunya. Aku berharap aku juga dapat mencari uang lebih banyak. Namun, sepertinya tubuh ibuku juga sudah mencapai batasnya. Tubuhnya semakin hari semakin melemah. Ia sudah tak bisa pergi berjalan keluar rumah. Sebagai gantinya aku pergi keluar menggantikan ibuku.

Hari demi hari, aku terus bekerja tanpa lelah sembari merawat ibuku. Aku selalu menolak dengan keras setiap kali ibuku ingin membantuku mencuci pakaian. Aku ingin ibuku beristirahat sampai ia sembuh. Namun suatu hari ketika aku pulang kerumah. Aku melihat ibuku sedang memasak dengan riang. Aku sangat senang sepertinya ibuku sudah membaik.

"Elli, kau adalah anak kebanggaan ibu dan mendiang ayahmu. Pastikan kau menemukan seseorang yang dapat membuatmu bahagia. Ibu yakin jika itu Elli maka kau pasti akan menemukan orang itu.."

Ibuku mengatakan itu sambil mencubit pipiku, ada apa dengan ibuku? Orang yang membuatku bahagia? Aku sudah merasakan kebahagiaan hanya dengan bersamamu ibu. Setelah mengatakan itu, ibuku pergi menuju kamarnya. Ia terlihat sangat mengantuk. Sepertinya karena memasak membuatnya kelelahan. Tapi aku juga merasakan kantuk. Aku tertidur dengan lelap bersama ibuku. Tanpa mengetahui bahwa ibuku akan tertidur untuk selama-lamanya.

***

Semenjak ibuku meninggal, aku hidup sendiri. Aku terus berpindah-pindah dari satu kerabatku ke ke kerabatku yang lainnya. Tidak ada yang ingin mengurusiku. Karena mereka pun juga keluarga yang sederhana. Menambah satu orang untuk diberi makan pasti menyulitkan bagi mereka. Hingga suatu saat aku disuruh oleh kerabatku berbelanja ke suatu tempat, aku penasaran apakah ada sebuah toko ditempat terpencil seperti ini. Namun ketika aku menyadarinya, semua sudah terlambat. Aku menyadari bahwa sebenarnya aku telah dijual untuk menjadi seorang budak. Aku tak memiliki dendam kepada kerabat yang menjualku. Aku mengetahui pasti hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Aku hanya bisa pasrah dan berdo'a.

Reincarnated as an adventurer noble woman in the different worldWhere stories live. Discover now