TH 48

3.7K 193 5
                                    

Pagi yang cerah,ketika matahari sudah menampakkan sinarnya diufuk barat & masuk kesela jendela kamar sepasang insan yang masih meringkuk diatas tempat tidur & dibawah selimut dengan saling memeluk.
Tepat dua minggu sudah baby Lya & Illy keluar dari rumah sakit setelah dirawat selama satu minggu. Illy kembali pada kehidupan dihotel prodeo menyelesaikan sisa masa hukumannya yang masih lumayan lama & baby Lya kembali kerumah Ali & Prilly,& selama itu juga Prilly harus bolak balik kerutan pondok indah meminta asi pada Illy untuk baby Lya.
Sebenarnya Ali merasa kasian pada Prilly yang harus mengurus baby Lya & harus bolak balik kerutan untuk kebutuhan asi baby Lya tapi Prilly tak pernah mengeluh apapun soal itu pada Ali,bahkan dia begitu sangat menikmati masa-masanya menjadi ibu. Prilly memang juga memberikan susu formula untuk tambahan asinya namun asi dari Illy lah yang paling diutamakan oleh Prilly untuk kebutuhan baby Lya.

"Oekk ... Oekk ... Oekk ..."

Prilly & Ali terbangun ketika mendengar baby Lya menangis didalam keranjang tempat tidurnya. Prilly segera melepas pelukannya pada Ali & beranjak turun dari tempat tidur menghampiri baby Lya & mengangkatnya dari keranjang tempat tidurnya untuk membawanya ketempat tidur Prilly & Ali.

"Ih anak bunda kok nangis sih cayang"Prilly menggendong baby Lya & membawanya menghampiri Ali yang masih memejamkan matanya dibalik selimut"ayah ini Lya nangis nih pengen dipeluk ayah juga katanya"ucap Prilly sambil menepuk-nepukkan tangan mungil Lya kewajah Ali yang masih terpejam.

Ali sedikit membuka pelan matanya yang masih berat dengan senyum hangat kebahagiaan,karena setiap pagi selalu disapa oleh senyum & ciuman hangat sang istri,sekarang bukan hanya senyum & ciuman hangat sang istri namun senyum & racauan lucu baby Lya yang baru berusia tiga minggu.
Jangankan Ali yang sangat bahagia,Prilly pun ikut bahagia & menikmati hari-harinya menjadi seorang ibu walau bukan dari rahimnya. Bangun setiap malam mengganti popok baby Lya & menyusui baby Lya,setiap pagi dibangunkan dengan tangisan baby Lya & mengurus baby Lya sendiri tanpa bantuan dari mami atau mba Pus,namun Prilly juga tak lupa untuk melayani suaminya.

Ali bangun & duduk dengan bersandar dikepala ranjang"sini sayang sama ayah mainnya ya. Bunda mau nyiapin keperluan buat kita dulu"ucap Ali kemudian mengambil baby Lya dari gendongan Prilly.

Prilly menyerahkan baby Lya pada Ali & mencium kening baby Lya kemudian pipi Ali,lalu beranjak dari kamar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan baby Lya & Ali sebelum mereka mandi & memulai beraktifitas.
Ali menciumi baby Lya yang masih berumur tiga minggu sambil merebahkannya didada Ali dengan sesekali bercanda dengan baby Lya membuat baby Lya tertawa dengan ocehan yang dilakukannya ayahnya.

Ali menerawang menatap kelangit-langit kamar dengan tangan masih menggedong baby Lya"Ly,Lya mengingatkan ku kembali sama kamu. Aku kangen sama kamu Ly. Wajah Prilly sama kamu memang sama,tapi nyatanya kalian beda & menempati ruang yang berbeda juga dihatiku. Kalau aja kamu gak pernah membuat aku kecewa mungkin kita masih bisa sama-sama menggedong anak kita"ucap Ali lirih dengan air mata yang sudah menggantung dipelupuk mata mendesak ingin keluar. Ketika tangan baby Lya menyentuh dada Ali yang tanpa kaos & menepuk-nepuk dada Ali,Ali tersadar dari lamunannya tentang Illy,sedikit banyak kenangannya bersama Illy selalu ada & tak jarang terlintas dibenaknya karena Illy pernah hadir bahkan menjadi bagian dari hidup Ali apa lagi sekarang ada Lya yang menjadi pengikat batin antara mereka.
Ali tersenyum kembali pada baby Lya yang terus menepuk dada Ali,Ali menggendongnya & turun dari tempat tidur sambil menimang baby Lya.

"Lya kangen gak sama ibu? Ayah juga kangen sama ibu. Nanti kita jengukin ibu ya"

Tanpa Ali sadari dibalik pintu kamar,Prilly mendengar omongan Ali yang merindukan Illy & masih ingin bersama-sama Illy,air mata Prilly mengalir dengan tangan kiri meremas gagang pintu & tangan kanan meremas dada yang begitu nyeri & sesak menahan gejolak sakit yang tak terkira. Awalnya Prilly sudah turun & berada dianak tangga namun pengikat rambut Prily tertinggal dikamar,karena tidak mungkin dia berkutat didapur dengan rambut yang tergerai,akhirnya Prilly berbalik naik kembali ingin kekamar & ketika membuka sedikit pintu,Prilly mendengar omongan Ali yang membuatnya sakit seketika sekujur tubuh,yang membuat Prilly mengurungkan niat masuk kekamar & bertahan didepan pintu kamar dengan deraian air mata & nyeri yang melanda.

Two Heart'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang