Q: Jujur, waktu pertama kali ketemu Jevin pas rapat itu, kamu inget apa nggak sama Jevin?
A: Sejujurnya... nope. I remember the party and I remember the morning after. Roommate aku cerita kalo aku dianterin cowok balik ke flat. But that's it. That's my only memory about our first meeting (laughs)
Q: Terus apa yang bikin kamu mau diajak lunch date bareng dia sampe berkali-kali gitu?
A: Because he's fun? Jevin itu selalu bisa bikin aku ketawa bahkan di hari-hari dimana aku lagi nggak pengen ketawa. Like I said before, he's like a gush of fresh air I never knew I desperately needed.
Q: Itu juga yang bikin kamu terima dia jadi... 'pacar' kamu?
A: Memangnya apalagi?
Q: Jevin nembaknya gimana ceritain dong
A: Nembak ya... hahahaha. Gimana ya? Aku lupa sih. But I remember we were in his car... pas lagi lampu merah and he just said that.
Q: Said whaaaaat?
A: Kepo ya? Hahaha. Dia bilang, 'What if, we become something more than this?'
Q: terus terus??
A: ya terus aku jawab aja, 'something more apa?' and he was like, 'Dy, come on you know what I'm talking about' (laughs) terus kita keburu diklaksonin sama mobil belakang
Q: Udah gitu doang?
A: Emang gimana lagi?
Q: Oke, ganti pertanyaan. Gimana rasanya pas kamu tau kamu hamil Chia?
A: rasanya ya... hm... kamu tau rasanya waktu kamu ketauan cabut terus dipanggil ke ruang BK? Deg-degannya kurang lebih kayak gitu. But more than that, I was excited. I always loved children, jadi ketika aku dikasih kesempatan untu punya anak sendiri... ya aku seneng lah.
Q: kamu nggak takut difitnah yang nggak-nggak sama orang-orang karena hamil diluar nikah?
A: I've heard worse (shrugs)
Q: terus gimana perasaan kamu pas ketemu Mama pertama kali?
A: deg-degan juga. You know those thought when you're about to meet 'the parents'. Mama bakal suka sama aku nggak ya? Mama bakal setuju nggak ya anaknya menjalin hubungan dengan cewek kayak aku? Mama gimana ya orangnya, galak atau cerewet, atau ternyata malah chill? Ya gitu-gitu lah.
Q: kalo pas Jevin akhirnya ngasih tau ke Mama kalian akan punya baby Chia?
A: scared as hell. Aku jujur sama kamu, aku takut. Aku takut Mama akan suruh aku buat gugurin Chia, disaat aku pengen keep dia. Lebih kesitu sih takutnya. Kalau Mama suruh aku putus sama Jevin, aku masih gapapa. Toh, aku mampu buat membesarkan Chia sendirian. As long as she let me keep her, I'll be fine.
Q: Audy, have you ever missed your father?
A: ...
Q: maaf, kamu tersinggung ya?
A: No... No, it's okay. Aku pernah kangen nggak ya sama Ayah... Mungkin pernah. But I don't remember when.
Q: kamu takut gak untuk memulai sebuah keluarga, mengingat keluarga kamu dulu... you know...
A: broken home? (chuckles) it's okay, just say the word. Aku nggak takut. Aku malah pengen punya keluarga sendiri, so that I can fix what my mother couldn't back in the day.
Q: maksudnya?
A: aku mau memperbaiki kesalahan Bunda ke aku dengan cara melakukan hal kebalikannya ke Chia. Aku nggak akan pernah biarin dia ngerasa dia nggak punya orang buat diajak cerita. Aku nggak akan pernah biarin dia ngurus sakit hatinya sendirian. If someday she'll ever get her heart broken, I'll let her eat the whole box of a chocolate ice cream we just bought yesterday and drive her whenever she wants to go. School can wait. Wounds can't. It will rot if you don't treat them properly.
Q: Terakhir nih, do you trust Jevin now?
A: (smiles) Definetely.
***A/N:
Dor. Kaget nggak? Hehe.
Jadi ceritanya, saya selaku penulis baru inget pernah nulis hal ini dulu. Nggak tau juga kenapa lupa di-post ya. Pas lagi buka2 file-nya, eh kaget melihat bagian ini di akhir2. Ya udah post aja deh. Itung2 selebrasi pasca-sidang.
Beneran abis kok setelah ini nggak ada lagi, suer.
Ada deng, tapi itu ntar aja kalo udah jadi saya kasih tau. Hehe.
With love,
F.

YOU ARE READING
After Six: Jevin
ChickLitThe minute we shake hands, I have already decided. I like this girl. "Nice to finally meet you, again, Audy" "Nice to meet you too, again, Jevin"