o3o

3.5K 335 60
                                    

o0o

"Saat pertama kali tanganmu terulur padaku, harusnya kusadar jika itu pertanda buruk bagi kehidupanmu."


"Apa kau sudah sering mencuri?"

"Huh? Tidak, kok," emerald Sakura menatap lurus ke depan, menerawang kejadian terdahulunya yang kelam, "kerajaan Uchiha merupakan tempat keduaku mencuri. Sebelumnya aku pernah ke kerajaan lain, tapi suatu keberuntungan aku lolos dari para prajurit. Mungkin sekarang keberuntunganku sudah habis. Maka dari itu, kau bisa menangkapku." Ia terkekeh kecil.

Sasuke menghentikan langkahnya, Sakura yang berjalan di belakangnya sambil menunduk tentu saja menabrak punggung tegapnya, gadis muda itu melenguh sambil memegang dahinya, "Kenapa kau berhenti mendadak? Tidak bisakah memberi peringatan terlebih dahulu?" tanyanya sewot.

Sasuke berbalik, ia memiringkan kepalanya dan memperhatikan Sakura intens, kemudian berdecak seolah tak percaya dengan fakta baru yang ia temukan, "Whoaa, aku baru sadar sejak tadi kau bicara dengan bahasa informal padaku. Luar biasa, kau yang pertama kali melakukan itu, selain anggota kerajaan tentu saja."

Dahi gadis itu mengerut, ia maju mendekati Sasuke dan berjinjit untuk menyamakan tingginya dengan sang pangeran, sementara pria itu langsung mundur karena terkejut, "Memangnya tak boleh, ya?" bisiknya heran.

Pangeran muda itu mendengus, ia menyentil dahi Sakura hingga gadis itu mundur seketika sambil meringis nyeri, "Dasar bodoh, kau tinggal di hutan, ya?" ejek Sasuke.

Sakura terbelalak, "Bagaimana kau tahu?"

Kali ini Sasuke yang melebarkan matanya, "Kau sungguh tinggal di hutan?" astaga, padahal ia 'kan hanya bercanda.

Sakura mengangguk cepat, "Dulu aku tinggal dengan ayah dan ibu di tengah hutan belantara yang ada di timur desa Kirigakure. Karena banyak binatang buas, aku diajarkan bela diri dan bermain pedang untuk mempertahankan hidupku, makanya aku bisa sekuat ini. Ck, kau bahkan hampir kalah kemarin." Sakura menyeringai.

Sasuke tersenyum tipis, ia akui gadis di depannya ini sangat tangguh padahal tubuhnya saja kecil sekali, "Ya, kau memang hebat, tak banyak wanita yang bisa bermain pedang sehandal dirimu."

Senyum Sakura mengembang, sebelumnya tak ada yang pernah memujinya seperti ini, yeah terkecuali orang tuanya, "Arigatou."

Sasuke mengangguk, ia kembali berbalik lalu meneruskan langkahnya, diikuti Sakura yang berjalan santai di belakangnya sambil sesekali memejamkan mata untuk menikmati semilir angin.

Mengingat sesuatu yang sejak tadi menggangu pikirannya, Sakura berjalan lebih cepat, menyamakan langkahnya dengan sang pangeran. Ia memutuskan bertanya daripada terus penasaran seperti ini, "Ne, Pangeran, mengapa Anda—"

"Jika kita hanya berdua, tak apa kau berbicara informal padaku," sela Sasuke karena jujur saja, ia lebih nyaman jika Sakura bersikap santai seolah menganggapnya teman seperti tadi.

Sakura memerah, ia merasa diistimewakan, tapi segera ia menggeleng, tak mungkin pangeran menganggapnya lebih dari seorang pencuri, bukan? "A-ah, aku mengerti. Aku ingin bertanya padamu, b-bolehkah?"

"Hn."

"Mengapa kemarin kau menolongku? Padahal kau bisa langsung memotong tanganku." Sakura menunduk, ia memejamkan matanya, menunggu jawaban pangeran tampan itu.

"Karena kau … wanita?" Sakura mengangkat kepalanya, ia menatap Sasuke tidak puas karena jawaban Sasuke yang seolah tak yakin, melihat itu Sasuke menghela napas, "aku menghormati semua wanita sama seperti aku menghormati ibuku. Aku tak bisa menyakiti kaummu karena jika aku melakukannya, adanya aku yang akan merasa bersalah nantinya."

Not PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang