09- My Happiness is ....

5.4K 375 39
                                    

MAU CEPET UPDATE? BERIKAN VOTE DAN KOMENTAR DI CHAPTER INI💥

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

MAU CEPET UPDATE? BERIKAN VOTE DAN KOMENTAR DI CHAPTER INI💥

VOTE!!!

KOMEN!!!

SHARE!!!

°°°


Karena hal konyol diantara kita itulah yang membuatmu tetap membekas dalam ingatanku.

-regret-


***

Entah untuk yang ke berapa kalinya, mata itu menyipit yang disebabkan oleh senyuman lebar oleh gadis yang tidak lain adalah Deera. Tampak aneh jika dilihat orang lain, namun tidak untuk Deera yang seperti tengah dilanda asmara.

"Cepetan Deera! Lo mau telat mapel penjas?!" panggil Keysha kesal dengan sikap Deera.

Deera menutup lokernya cepat tanpa melunturkan senyumannya. "Sabar sayang."

"Aneh banget sumpah. Kena pelet siapa lo ngaku?!" Keysha bergidik ngeri.

Deera menunduk— tersenyum malu, lalu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga. "Hoki gue seumur hidup kayanya udah ke pakai deh Key."

"Ngeri banget sumpah ihh! Ngga mau deket-deket sama lo deh gue." Keysha berlari meninggalkan Deera menuju ruang ganti, membuat sahabatnya itu mencebikkan bibirnya kesal.

"Sahabat macam apa yang meninggalkan sahabatnya seorang diri?" gumam Deera sedih.

"Aduh!" ringis Deera memegangi jidatnya yang terbentur keras disebabkan jalannya yang menunduk. Meskipun tidak memar, namun benturan itu cukup membuat kepalanya sedikit pusing.

"Ceroboh atau modus eh?"

"Iya maaf, ngga sengaja," ucap Deera tulus.

"Bilang aja modus pengin deket-deket terus peluk gue, pake bilang ngga sengaja." Arven bersedekap dada, menatap Deera dengan kekehannya.

"Idihh pede tingkat dewa." Deera mendelikkan matanya sebal.

"Lo tau sebutan gue kan? Arven si tampan bak pahatan dewa yunani. Gue bukannya pede, tapi itu emang fakta. Makanya ngga usah kudet!" ucap Arven yang justru terdengar narsistik di telinga Deera. Meskipun julukan itu benar, tapi Deera tidak mau mengakuinya.

"Ngga boleh besar kepala Ven, takut kena tumor ganas!" ucap Deera dengan wajah yang di buat sedih.

"Lo—"

"Lagian ngapain sih lo di sekitar ruang ganti cewe? Mau ngintip kan lo ngaku deh?!" tuduh Deera.

Arven menjitak kepala Deera kesal. "Iya mau ngintipin lo ganti baju lumayan cuci mata."

REGRET Onde histórias criam vida. Descubra agora